• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Atrial Septal Defect (ASD): Kenali Sejak Dini

Atrial septal defectย 

Jantung bagaikan mesin yang bekerja sepanjang hari menjaga kehidupan. Fungsi itu akan terganggu ketika ada satu masalah saja, meski ringan. Apalagi jika ada โ€œlubangโ€ pada jantung seperti yang terjadi dalam kondisi atrial septal defect (ASD). Masalahnya, banyak penderitanya tak menyadari kondisi bawaan lahir ini lantaran gejalanya ringan atau bahkan tak ada sama sekali. Artikel berikut ini akan mengulas seputar ASD, dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.

Mengenal Atrial Septal Defect (ASD)

Atrial septal defectย (ASD) adalah kelainan bawaan lahir yang terjadi ketika terdapat lubang yang abnormal pada sekat pemisah dua serambi jantung (atrium kiri dan kanan). Lubang ini menyebabkan darah yang kayaย oksigen dari atrium kiri bocor ke atrium kanan, tempat darah yang miskinย oksigen berkumpul.

Campuran darah ini kemudian dipompa kembali ke paru-paru oleh jantung, padahal seharusnya diedarkan ke seluruh tubuh. Walhasil, jantung dan paru-paru mesti bekerja lebih keras. Seiring dengan waktu, gangguan ini akan membuat beban jantung.

Menurut studi di National Library of Medicine, ASD termasuk kelompok penyakit jantung bawaan yang mempengaruhi 1 dari 1.500 bayi lahir hidup. Terdapat empat jenis ASD berdasarkan letak lubang:

  • Ostium sekundum: paling umum, lubang di bagian tengah dinding septum atrium.
  • Ostium primum: lubang di bagian bawah dinding septum dekat dengan katup jantung, seringnya berkaitan dengan kelainan katup jantung lain.
  • Sinus venosus: lubang di bagian atas dinding septum, sering disertai kelainan pembuluh darah paru.
  • Sinus koroner: paling langka, lubang di dinding antara sinus koroner (yang membawa darah dari otot jantung sendiri) dan atrium kiri.

Ukuran lubang atrial septal defect (ASD) bisa sangat bervariasi, dari yang sangat kecil hingga amat besar. Lubang yang kecil mungkin tidak akan menimbulkan masalah dan bahkan bisa menutup sendiri seiring dengan pertumbuhan anak.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Gejala atrial septal defect (ASD) sering tidak kentara, terutama pada bayi dan anak-anak serta ketika lubang berukuran kecil. Namun, bila lubangnya cukup besar, aliran darah ekstra yang membebani jantung dan paru-paru dapat memicu berbagai gejala, seperti:

  • Sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik atau berolahraga, lantaran paru-paru dibanjiri aliran darah yang berlebihan.
  • Cepat lelah bahkan setelah melakukan aktivitas ringan.
  • Pembengkakan yang biasa terjadi pada kaki, tungkai, atau perut (edema).
  • Jantung berdebar-debar atau detak jantung yang cepat, tidak teratur, atau terasa “melompat-lompat”.
  • Suara murmur jantung yang terdengar seperti desisan ketika diperiksa menggunakan stetoskop.
  • Sering mengalami infeksi pernapasan, terutama anak-anak.

Gejala pada bayi lebih sulit dikenali, di antaranya kesulitan saat hendak menyusu, tumbuh-kembang tak sesuai dengan usia, atau pernapasan cepat. Adapun pada anak-anak berumur tiga tahun ke atas, suara murmur jantung kerap menjadi gejala utama yang melatari diagnosis atrial septal defect (ASD).

Penyebab Atrial Septal Defectย 

Penyebab pasti terjadinya atrial septal defect (ASD) tak diketahui. Para ahli meyakini adanya kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang mengakibatkan jantung gagal menutup dengan sempurna selama perkembangan janin dalam kandungan. Faktor itu antara lain:

  • Ada anggota keluarga yang memiliki kelainan jantung bawaan. Selain itu, beberapa sindrom genetik tertentu, seperti sindrom Down, diketahui berkaitan erat dengan peningkatan risiko ASD dan kelainan jantung lain.
  • Infeksi rubela (campak Jerman) saat kehamilan, terutama pada trimester pertama kehamilan.
  • Penggunaan zat tertentu saat hamil, seperti alkohol dan obat-obatan terlarang, atau paparan terhadap obat-obatan tertentu.
  • Kondisi kesehatan ibu, misalnya menderita diabetes atau lupus.
  • Merokok selama kehamilan.
Baca Juga:  Sudden Infant Death Syndrome, Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi

Cara Dokter Mendiagnosis Atrial Septal Defect

Mendiagnosis atrial septal defect (ASD) biasanya bermula dari kecurigaan dokter saat mendengar suara murmur jantung pada saat pemeriksaan fisik rutin menggunakan stetoskop. Terdapat serangkaian tes yang umumnya digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis ASD sekaligus menentukan ukuran dan lokasi lubang serta mengevaluasi dampaknya pada fungsi jantung.

  • Ekokardiogram (USG jantung) yang merupakan tes utama dan paling penting karena dokter dapat melihat struktur jantung, mengukur ukuran lubang ASD, melihat arah aliran darah yang tidak normal, dan menilai seberapa besar beban kerja tambahan pada sisi kanan jantung.
  • Elektrokardiogram untuk merekam aktivitas kelistrikan jantung terkait dengan pembesaran pada atrium dan ventrikel kanan akibat beban kerja ekstra.
  • Rontgen dada untuk melihat apakah jantung mengalami pembesaran (kardiomegali) atau ada peningkatan aliran darah ke paru-paru.
  • Kateterisasi jantung jika diagnosis masih belum jelas setelah tes lain. Dalam prosedur ini, sebuah slang tipis dan fleksibel (kateter) dimasukkan melalui pembuluh darah di pangkal paha atau lengan dan diarahkan ke jantung. Prosedur ini juga bisa menjadi bagian dari pengobatan, bukan hanya diagnosis.
  • MSCTjantung yang dapat menghasilkan gambar 3D yang sangat detail dari jantung dan pembuluh darahย terutama pada tipe selain ASD sekunder.

Cara Mengatasi Atrial Septal Defect

Jika lubang atrial septal defect (ASD) sangat kecil, kemungkinan besar tidak ada gejala berarti dan bisa menutup sendiri, terutama pada anak-anak. Dokter mungkin hanya akan merekomendasikan pemantauan rutin. Adapun untuk lubang ASD yang berukuran besar, terdapat dua metode utama, yakni:

Penutupan Non-Bedah (Transkateter)

Ini metode yang paling umum digunakan untuk ASD jenis sekundum. Dokter memasukkan kateter melalui pembuluh darah di pangkal paha dan mengarahkannya ke jantung. Melalui kateter ini, sebuah alat penutup khusus yang terbuat dari jaring kawat dan dapat dilipat seperti payung dimasukkan dan ditempatkan tepat pada lubang ASD. Alat ini lalu dibiarkan mengembang untuk menyumbat lubang secara permanen dan bisa menyambung dengan jaringan sekitarnya.

Keunggulan metode ini adalah minimal invasif, waktu pemulihan sangat cepat, dan tidak meninggalkan bekas luka bedah. Tingkat keberhasilannya pun sangat tinggi mencapai lebih dari 95 persen.

Baca Juga:  Tumor Wilms: Kenali Gejala dan Cara Mengobatinya

Operasi Jantung Terbuka

Metode ini dilakukan jika lubang ASD terlalu besar, lokasinya tidak memungkinkan untuk dilakukan transkateter, atau jika ada kelainan jantung lain yang perlu diperbaiki pada saat yang bersamaan. Dalam operasi, ahli bedah akan membuat sayatan di dada, menggunakan mesin jantung-paru untuk mengambil alih fungsi sirkulasi darah sementara, dan kemudian menutup lubang secara langsung dengan jahitan atau menggunakan tambalan yang terbuat dari bahan sintetis atau perikardium (jaringan dari lapisan jantung pasien sendiri).

Prosedur ini lebih invasif dan memerlukan waktu pemulihan lebih lama, tapi tingkat keberhasilannya sangat tinggi dan bisa menjadi solusi permanen untuk atrial septal defect.

Komplikasi ASD

Jika lubang atrial septal defect (ASD) berukuran besar dan tak ditangani, beban kerja terus-menerus pada jantung dan paru-paru dapat menyebabkan komplikasi serius seiring berjalannya waktu. Di antaranya:

  • Gagal jantung sisi kanan
  • Aritmia atau gangguan irama jantung
  • Stroke
  • Hipertensi pulmonal atau tekanan darah tinggi di arteri paru-paru

Bisakah ASD Dicegah?

Kondisi atrial septal defect (ASD) tak diketahui penyebab pastinya sehingga sulit untuk mencegahnya. Namun ada beberapa langkah penting untuk mengurangi risiko penyakit jantung bawaan secara umum dan mendukung kehamilan yang sehat:

  • Vaksinasi rubelasebelum hamil
  • Mengelola kondisi medis kronis jika ada
  • Menghindari zat berbahaya
  • Berkonsultasi dengan dokter mengenai semua obat yang hendak dikonsumsi, termasuk suplemen dan produk herbal
  • Mengonsumsi suplemen asam folat

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika ada tanda-tanda atau gejala yang telah disebutkan di atas. Menemukan dan menangani atrial septal defect (ASD) lebih awal adalah kunci untuk kehidupan yang panjang, sehat, dan berkualitas.

Narasumber :

dr. Anisa Rahmadhany, Sp.A(K)

Spesialis Anak, Konsultan Kardiologi

Primaya Hospital Bekasi Barat

 

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below