Sleeping beauty syndrome atau dikenal juga dengan istilah sindrom putri tidur merupakan salah satu gangguan kognitif yang menjadikan penderitanya ingin tidur terus menerus. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan dapat membuat seseorang memiliki episode tidur berhari-hari hingga berminggu-minggu lamanya.
Kondisi kesehatan satu ini tergolong sebagai penyakit yang langka. Prevalensinya sendiri hanya satu dari satu juta populasi dunia. Nah bila Anda juga mengalami gejala berupa tidur panjang semacam ini, maka pahami lebih lanjut tentang sindrom putri tidur dan gejala lain yang tampak.
Pengertian Sindrom Putri Tidur
Sindrom putri tidur atau dalam istilah medis disebut Kleine-Levin syndrome (KLS) adalah kondisi gangguan neurologis yang ditandai dengan tidur berlebih. Kondisi ini termasuk langka karena hanya menyerang 1:1.000.000 total populasi dunia.
Awalnya, sindrom ini merupakan hasil penelitian dari ahli saraf yang bernama Willie Kleine pada tahun 1925. Lalu, seorang psikiater berkebangsaan Amerika, Max Levin juga menemukan gambaran lebih lanjut tentang penyakit ini pada tahun 1936.
Karena hal itulah, sindrom ini memiliki nama lain sebagai sindrom Kleine-Levin yang diambil dari dua orang nama penemunya.
Walaupun bernama โputri tidurโ, namun sindrom ini dapat menyerang siapa saja. Jenis kelamin laki-laki lebih sering terkena dibanding perempuan. Usia rerata penderita sindrom ini yaitu 15 tahun, dan sekitar 81% kasus tercatat mulai mengalami gejala ini selama dekade kedua hidupnya.ย
Tanpa perawatan yang tepat, maka kondisi ini dapat mengakibatkan masalah pada kehidupan sehari-harinya. Mulai dari aktivitas harian, pekerjaan, sekolah, beribadah, bersosialisasi, dan sebagainya.
Penyakit | Sindrom putri tidur |
---|---|
Gejala Utama | Terdapat periode kambuh-remisi (Relaps-Remitting) dari kondisi tidur yang berlebihan (hipersomnolens) dihubungkan dengan gangguan kognitif, psikiatri dan tingkah laku. |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) dan dokter spesialis neurologi (otak dan saraf) |
Penyebab | Belum ada penyebab yang spesifik dan definitif. Beberapa kasus didahului oleh infeksi, trauma kepala, konsumsi alkohol, abnormalitas kadar neurotransmitter serotonin dan dopamin. |
Diagnosis | Tes darah, tes tidur, tes memori |
Faktor Risiko | Beberapa kasus didahului oleh infeksi, trauma kepala, konsumsi alkohol, abnormalitas kadar neurotransmitter serotonin dan dopamin. |
Pengobatan | Tidak ada penangan definitif |
Pencegahan | Belum ada pencegahan |
Komplikasi | Gangguan psikis |
Gejala & Ciri-Ciri Sindrom Putri Tidur
Ciri-ciri sindrom putri tidur yang paling tampak adalah tidur dalam waktu 12 โ 24 jam per harinya. Tidurnya sendiri per episode yang mana dalam satu episode bisa membutuhkan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu.
Umumnya, pasien penderita penyakit ini mengalami setidaknya 12 episode tiap tahunnya dengan jangka waktu yang bervariasi pada masing-masing orang. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), gejala yang biasa tampak dari KLS meliputi:
- Tidur 12 โ 24 jam, bangun hanya untuk makan atau buang air
- Tubuh selalu merasa lesu
- Halusinasi
- Gejala mirip flu
- Gangguan memori
- Pemahaman dan pola pikir yang menurun
- Kesulitan dalam berkomunikasi
- Kesulitan membedakan mimpi dengan dunia nyata
- Suasana hati berubah-ubah (tidak stabil)
- Terjadinya kenaikan berat badan
- Selalu ingin makan dalam jumlah banyak
- Hiperseksualitas (gairah seks meningkat tajam)
- Kebingungan atau disorientasi
Penyebab Sindrom Putri Tidur
Hingga saat ini, penyebab dari sindrom satu ini belum tahu pasti. Beberapa ahli berspekulasi atas kondisi penyakit ini.
Misalnya dugaan atas kelainan atau kerusakan pada thalamus dan hipotalamus yang terletak di otak. Dua areal tersebut berperan penting dalam mengatur pola tidur, gairah seksual, hingga nafsu makan.
Beberapa ahli juga berpendapat lain. Contohnya berupa dugaan atas faktor autoimun yang di awali oleh infeksi virus. Pendapat satu ini diperkuat melalui penelitian dari Stanford University pada tahun 2005.
Faktor lain yang tak boleh diabaikan yakni berupa faktor genetik (keturunan). Banyak kasus di mana penderita pengidap penyakit ini memiliki orang tua atau keluarga dengan sindrom yang sama.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi munculnya gejala dari kondisi penyakit ini. Di antaranya yaitu:
- Cedera kepala
- Stress
- Aktivitas fisik berlebih
- Penggunaan obat-obatan
- Infeksi
- Konsumsi alkohol
Diagnosis
Untuk mendiagnosis KLS sebenarnya tidaklah mudah. Dokter akan melakukan pengecekan fisik, wawancara medis, dan juga pemeriksaan lanjutan untuk menyingkirkan penyakit lain yang menyerupai gejala penyakit ini seperti:
- Cek darah
- Tes memori (mengetahui kondisi memori)
- Tes tidur (mengetahui aktivitas listrik di otak)
- MRI (tes pencitraan)
Pencegahan
Tidak ada metode tertentu untuk pencegahan terhadap KLS. Hal tersebut karena penyebab dasarnya belum pasti. Apabila hal tersebut merupakan faktor genetik, maka sama sekali tidak ada tidak pencegahan yang bisa dilakukan.
Pengobatan
Belum ada pengobatan definitif untuk penyakit ini. Psikoedukasi dan dukungan terkait sangat dibutuhkan dalam tatalaksana penyakit ini. Beberapa obat golongan stimulan dan mood stabilisers dapat bermanfaat untuk beberapa kasus yang berat.
Kapan Harus ke Dokter?
Kleine Levin Syndrome dapat memengaruhi kesehatan mental. Bila Anda merasakan gejala depresi, kehilangan fokus, mudah lupa, cemas, sulit membedakan mimpi dan kenyataan, hingga keinginan bunuh diri, maka segera kunjungi psikiater (dokter spesialis kedokteran jiwa) dan dokter spesialis neurologi (otak dan saraf).
Sebagai catatan, karena sindrom putri tidur merupakan kondisi yang sangat langka dan terjadi berkepanjangan bahkan dapat seumur hidup, maka pastikan untuk rutin berkonsultasi ke dokter. Dengan begitu, risiko komplikasi seperti gangguan terhadap kesehatan fisik dan mental dapat berkurang.
Narasumber:
dr. Feilin Tanita, Sp. KJ
Spesialis Kedokteran Jiwa
Primaya Hospital Bhakti Wara
Referensi:
- Kleine-Levin Syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3021925/. Diakses pada 2 Desember 2023.
- Rare Disesases โ Kleine Levin Syndrome. https://rarediseases.org/rare-diseases/kleine-levin-syndrome/. Diakses pada 2 Desember 2023.
- Kleine-Levin Syndrome Foundation. What is KLS?. https://klsfoundation.org/what-is-kleine-levin-syndrome/. Diakses pada 2 Desember 2023.
- Kleine-Levin Syndrome Information Page. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/Kleine-Levin-Syndrome-Information-Page. Diakses pada 2 Desember 2023.
- Kleine-Levin Syndrome. https://rarediseases.org/rare-diseases/kleine-levin-syndrome/. Diakses pada 2 Desember 2023.
- KleineโLevin Syndrome. https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/131266. Diakses pada 2 Desember 2023.
- Kleine-Levin Syndrome. https://rarediseases.info.nih.gov/diseases/3117/kleine-levin-syndrome. Diakses pada 2 Desember 2023.
- Kleine Levinย Syndrome. https://www.healthline.com/health/kleine-levin-syndrome. Diakses pada 2 Desember 2023.
- Kleine Levinย Syndrome. https://www.karger.com/Article/Fulltext/148694#:~:text=Critchley%20%5B5%5D%20provided%20the%20essence,%E2%80%9CKleine%E2%80%93Levin%20syndrome%E2%80%9D. Diakses pada 2 Desember 2023.
- Kleine-Levin Syndrome. https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/kleine-levin-syndrome. Diakses pada 2 Desember 2023.