Menyambut kehadiran bayi ke dunia adalah salah satu pengalaman paling membahagiakan dalam hidup. Namun, di balik kebahagiaan itu, sering muncul berbagai pertanyaan dan kekhawatiran, terutama bagi orang tua baru. Artikel ini akan membahas tips perawatan bayi baru lahir, khususnya yang berkaitan dengan nutrisi, termasuk tantangan menyusui seperti ASI tidak keluar, masalah kesehatan umum seperti alergi susu sapi, hingga hal-hal yang mungkin membuat penasaran seperti warna ASI yang bagus.
Mengenal Perawatan Baby Baru Lahir
Perawatan babyย yang baru lahir adalah fondasi penting untuk tumbuh-kembangnya di masa mendatang. Pada dasarnya, perawatan ini mencakup pemenuhan kebutuhan dasar seperti nutrisi, kebersihan, tidur, dan tentu saja kasih sayang. Jika memahami setiap aspek ini, orang tua bisa merasa lebih percaya diri dan mampu memberikan yang terbaik bagi bayi mereka.
ASI alias air susu ibu dikenal sebagai makanan terbaik untuk bayi baru lahir. Menurut Johns Hopkins Medicine, ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang, juga antibodi yang membantu memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.
Pada beberapa hari pertama setelah melahirkan, payudara akan memproduksi kolostrum, yaitu “susu pertama” yang kental, kaya nutrisi, dan berwarna kekuningan. Bayi yang sehat dan cukup bulan bisa mendapatkan semua kebutuhannya dari kolostrum pada hari-hari awal kehidupannya. Setelah sekitar 3-5 hari, kolostrum berubah menjadi susu matang yang lebih banyak dan biasanya berwarna putih atau kebiruan.
Ketika ASI Tidak Keluar atau Produksi Melambat
Salah satu kekhawatiran umum para ibu baru adalah ketika ASI tidak keluar atau produksinya terasa melambat. Kondisi ini, yang disebut juga keterlambatan produksi susu, bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Johns Hopkins Medicineย menyebutkan beberapa penyebab potensial, antara lain stres berat, persalinan caesar, perdarahan berlebihan setelah melahirkan, obesitas, infeksi atau penyakit dengan demam, diabetes, kondisi tiroid, dan istirahat di tempat tidur yang ketat atau berkepanjangan selama kehamilan.
Penting untuk diingat bahwa pasokan susu sangat bergantung pada “permintaan” atau pengeluaran susu dari payudara. Makin sering baby menyusu, makin banyak ASI yang akan diproduksi. Jika khawatir ASI tidak keluar atau pasokan susu rendah, ada beberapa langkah yang bisa dicoba:
- Menyusui sesering mungkin, bukan berdasarkan jadwal tertentu.
- Pastikan bayi dapat melekatkan mulutnya dengan benar pada puting dan areola payudara agar bayi dapat menyusu secara efektif.
- Memerah ASI secara teratur dengan pompa payudara atau tangan ketika sudah kenyang bisa membantu menjaga pasokan susu.
- Menghindari pemberian suplemen susu formula awal terlalu dini karena bayi bisa jadi akan lebih jarang menyusu karena perutnya kenyang lebih lama. Makin jarang bayi menyusu, makin sedikit ASI yang diproduksi.
- Menghindari penggunaan dot/empeng setidaknya setelah bayi berusia satu bulan karena dapat mengganggu pelekatan yang benar.
Mengenal Warna ASI yang Bagus dan Normal
Mungkin banyak membayangkan ASI selalu berwarna putih seperti susu sapi. Namun sebenarnya warna ASI yang bagus dan normal bisa bervariasi. Perubahan warna ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan dan seringkali merupakan indikasi alami dari komposisi susu atau apa yang Anda konsumsi. Di antaranya:
- Kuning atau oranye, yang merupakan warna khas kolostrum atau susu pertama yang diproduksi setelah melahirkan. ASI juga bisa berwarna kuning atau oranye jika Anda mengonsumsi makanan yang kaya pigmen kuning atau oranye seperti wortel atau ubi jalar. ASI yang dibekukan juga bisa berubah menjadi sedikit kekuningan dan ini sepenuhnya normal.
- Putih, warna yang paling sering diasosiasikan dengan warna ASI yang bagus dan normal.
- Biru, biasanya terlihat pada awal sesi menyusui atau memerah ASI (disebut foremilk) yang lebih encer.
- Hijau, biasa berasal dari konsumsi makanan berwarna hijau, seperti sayuran hijau gelap atau smoothie
- Hitam atau cokelat, biasanya karena konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik minocycline.
- Merah muda atau kemerahan, disebabkan oleh makanan atau minuman berwarna merah.
Khusus ASI berwarna merah, pemicunya bisa jadi putting pecah-pecah yang berdarah atau ada pembuluh darah kapiler yang pecah di payudara. Perdarahan ini seringnya akan berhenti sendiri dan baby tetap boleh disusui. Tapi bila setelah beberapa hari tidak ada perubahan, sebaiknya datangi dokter untuk pemeriksaan.
Mewaspadai Alergi Susu Sapi pada Baby
Jika ibu meminum susu sapi, cek apakah ada reaksi alergi pada baby setelah disusui. Alergi susu sapi adalah reaksi alergi terhadap protein yang ditemukan dalam susu sapi. Menurut KidsHealth, ini kondisi yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak.
Gejala alergi susu sapi pada bayi bisa bervariasi. Ada gejala yang langsung muncul dengan cepat seperti gatal-gatal, mengi, batuk, sesak napas, biduran, dan muntah. Ada pula yang muncul perlahan seperti diare, kram perut, darah dalam tinja, dan kolik.
Jika ada kecurigaan bayi memiliki alergi, penting bagi ibu menyusui untuk menghentikan konsumsi susu sapi dan segera mendatangi dokter guna memastikan diagnosis dan merumuskan cara mengatasinya.
Perawatan Umum Lainnya
Selain pemenuhan kebutuhan nutrisi, ada beberapa aspek perawatan baby lain yang sangat penting:
- Mandi: mandikan bayi dengan lembut menggunakan air hangat. Pastikan suhu ruangan nyaman dan siapkan semua perlengkapan sebelum memandikan.
- Tidur: pastikan baby tidur telentang di permukaan yang kokoh, tanpa bantal, selimut longgar, atau mainan di tempat tidur untuk mengurangi risiko SIDS (sudden infant death syndrome).
- Mengganti popok: ganti popok bayi secara teratur untuk mencegah ruam popok. Bersihkan area genital dengan lembut setiap kali mengganti popok.
- Jaga tali pusar tetap bersih dan kering. Biasanya tali pusar akan lepas sendiri atau puput dalam 1-3 minggu.
Perawatan babyย baru lahir adalah perjalanan yang penuh tantangan. Dengan memahami kebutuhan dasar bayi terutama soal nutrisi, termasuk mengenali masalah seperti ASI tidak keluar, alergi susu sapi, dan warna ASI yang baik, orang tua dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan ini. Dukungan keluarga sangat penting dalam perawatan ini. Selain itu, ingatlah untuk selalu mencari bantuan dari profesional kesehatan ketika diperlukan.
Narasumber:
dr. Alogo Octavianus Karuban, Sp.A
Spesialis Anak
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Milk Allergy in Infants. https://kidshealth.org/en/parents/milk-allergy.html. Diakses 3 Juli 2025
- Breastfeeding and Delayed Milk Production. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/breastfeeding-and-delayed-milk-production. Diakses 3 Juli 2025
- Cow Milk Allergy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542243/. Diakses 3 Juli 2025
- Can Breast Milk Change Colors?. https://www.whattoexpect.com/first-year/breastfeeding/breast-milk-color/. Diakses 3 Juli 2025
- The Many Colors of Breast Milk: What They Mean and When to Be Concerned. https://www.healthline.com/health/breast-milk-color. Diakses 3 Juli 2025
- Milk supply. https://www.nhs.uk/start-for-life/baby/feeding-your-baby/breastfeeding/breastfeeding-challenges/milk-supply/. Diakses 3 Juli 2025
- A Guide for First-Time Parents. https://kidshealth.org/en/parents/guide-parents.html. Diakses 3 Juli 2025



