Operasi bariatrik sering dianggap sebagai jalan pintas untuk menurunkan berat badan. Namun sebenarnya prosedur bedah ini merupakan sebuah transformasi medis yang terbukti secara ilmiah dapat mengembalikan kualitas hidup, meningkatkan kesehatan, bahkan memperpanjang usia. Artikel berikut ini akan memberikan pemahaman lebih dalam mengenai bedah bariatrik.
Mengenal Operasi Bariatrik
Berat badan berlebih atau obesitas lebih dari sekadar masalah penampilan. Sederet penyakit serius, dari diabetes tipe 2, hipertensi, hingga penyakit jantung, bisa terjadi. Maka penting untuk menjaga berat badan yang sehat agar terhindar dari masalah kesehatan itu. Bila sudah telanjur mengalami berat badan berlebih, terdapat sejumlah pilihan cara untuk mengatasinya. Salah satunya adalah operasi bariatrik karena Obesity is a disease sehingga diperlukan upaya yang maksimal untuk mengatasinya.
Operasi bariatrik adalah prosedur medis yang melibatkan perubahan pada sistem pencernaan untuk membantu menurunkan berat badan secara signifikan. Konsep utamanya adalah membatasi jumlah makanan yang bisa dikonsumsi, mengurangi penyerapan nutrisi, atau kombinasi keduanya.
Menurut American Society for Metabolic and Bariatric Surgery, operasi bariatrik adalah tindakan untuk menangani obesitas parah yang paling efektif dan tahan lama dalam ย menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan dan perbaikan, pencegahan, atau resolusi banyak penyakit terkait dengan obesitas.
Operasi bariatrik dilakukan dengan mengubah anatomi saluran pencernaan. Operasi ini juga sekaligus dapat mempengaruhi hormon usus yang mengatur rasa lapar, kenyang, dan metabolisme glukosa. Dengan begitu, asupan makanan bisa dibatasi karena pasien akan merasa cepat kenyang dan/atau menyerap lebih sedikit kalori dari makanan yang dikonsumsi.
Terdapat sejumlah jenis operasi bariatrik yang umum dilakukan, antara lain:
- Laparoscopic Sleeve Gastrectomy (LSG) : mengangkat sekitar 70โ80 persen bagian lambung sehingga bentuknya menyerupai tabung sempit.
- Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB) : mengalihkan sebagian kecil lambung langsung ke usus halus.
- Biliopancreatic Diversion with Duodenal Switch (BPD-DS) : mengkombinasikan pengurangan ukuran lambung dan pengubahan jalur pencernaan.
Meskipun sangat efektif, penting untuk diingat bahwa operasi ini bukanlah solusi instan. Keberhasilannya sangat bergantung pada komitmen pasien untuk mengubah gaya hidup secara drastis, termasuk pola makan dan aktivitas fisik, serta dukungan dari tim medis multidisiplin.
Siapa Saja yang Memerlukan Operasi Bariatrik?
Tidak semua orang dengan berat badan berlebih disarankan menjalani operasi bariatrik. Operasi bariatrik umumnya direkomendasikan untuk individu dengan kriteria:
- Indeks massa tubuh (IMT) โฅ 40, tanpa atau dengan penyakit penyerta (komorbiditas).
- IMT antara 35โ39,9, tapi memiliki komorbiditas serius seperti diabetes tipe 2, hipertensi, sleep apnea, atau penyakit jantung.
- IMT 30โ34,9 disertai diabetes yang tidak terkontrol meskipun sudah menjalani terapi medis intensif.
Kapan Seseorang Memerlukan Operasi Bariatrik?
Operasi bariatrik biasanya menjadi opsi terakhir setelah semua cara konvensional gagal dalam menurunkan berat badan berlebih. Indikasi medis yang menandakan seseorang mungkin memerlukan bedah bariatrik antara lain:
- Kegagalan diet dan olahraga untuk menurunkan berat badan lebih dari 5-10 persen dalam jangka panjang, biasanya 6-12 bulan.
- Adanya kondisi medis yang mengancam, seperti diabetes resisten insulin, hipertensi berat, dislipidemia (ketidakseimbangan kadar lemak darah), atau penyakit hati berlemak.
- Gangguan kualitas hidup akibat berat badan berlebih, misalnya nyeri sendi, gangguan tidur, infertilitas, atau depresi.
Dokter biasanya akan terlebih dahulu mengevaluasi pasien dengan pendekatan multidisiplin, meliputi ahli gizi, psikiater, dokter penyakit dalam, dan ahli bedah bariatrik. Tujuannya adalah memastikan bahwa operasi ini benar-benar memberikan manfaat jangka panjang, bukan hanya solusi sementara.
Pasien juga harus menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap perubahan gaya hidup dan kemampuan mengikuti rencana nutrisi baru setelah operasi. Pasien dengan gangguan makan aktif, kecanduan alkohol, atau kondisi psikiatri yang tidak stabil biasanya tidak direkomendasikan hingga kondisi tersebut terkendali.
Manfaat dan Tujuan Operasi Bariatrik
Manfaat operasi bariatrik bukan hanya penurunan berat badan yang terkait dengan estetika atau penampilan. Terdapat manfaat medis bedah bariatrik yang lebih luas, di antaranya:
- Mengontrol gula darah.
- Menurunkan tekanan darah tinggi dan risiko penyakit jantung.
- Meredakan gangguan tidur akibat sumbatan saluran napas.
- Menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).
- Meningkatkan kesuburan pada wanita yang mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- Perbaikan kualitas hidup secara psikologis dan peningkatan mobilitas tubuh.
Menurut studi di New England Journal of Medicine, operasi bariatrik bisa menurunkan risiko kematian prematur pasien hingga 30-50 persen.
Persiapan Sebelum Menjalani Operasi Bariatrik
Sebelum operasi bariatrik berlangsung, pasien harus melalui serangkaian pemeriksaan menyeluruh yang meliputi:
- Evaluasi medis lengkap: pemeriksaan darah, elektrokardiografi jantung, fungsi hati, ginjal, dan paru.
- Konsultasi gizi: untuk memahami bagaimana perubahan pola makan setelah operasi.
- Konseling psikologis: memastikan kesiapan mental dan motivasi pasien.
- Program praoperasi: biasanya pasien diminta menurunkan sedikit berat badan sebelum operasi untuk mengurangi risiko komplikasi lewat perubahan gaya hidup dan diet.
Prosedur dan Pelaksanaanย
Sebagian besar prosedur bariatrik saat ini dilaksanakan secara laparoskopi (bedah minimal invasif). Ahli bedah hanya perlu membuat beberapa sayatan kecil di perut dan menggunakan instrumen khusus serta kamera untuk melakukan operasi.
Tahap prosedurnya bergantung pada jenis bedah yang dilakukan. Namun secara umum langkah-langkahnya meliputi:
- Pemberian anestesi umum (pasien tertidur penuh).
- Pembuatan beberapa sayatan kecil di area perut.
- Memasukkan alat laparoskopi untuk memotong atau mengubah struktur lambung dan usus sesuai dengan jenis operasi.
- Menutup luka sayatan dengan jahitan khusus.
Operasi bariatrik rata-rata berlangsung 1-3 jam, tergantung kompleksitasnya. Untuk kepentingan observasi, pasien biasanya akan menginap di rumah sakit selama 2-4 hari untuk observasi.
Perawatan Pasca-Operasi Bariatrik
Karena operasi bariatrik menerapkan prosedur minimal invasif, pasien bisa lebih lekas pulih seusai tindakan. Perawatan pascaoperasi menjadi kunci untuk memastikan pemulihan dan hasil yang optimal serta mencegah komplikasi.
Tahap pemulihan biasanya terdiri dari:
- Fase cair (minggu pertama): pasien hanya mengonsumsi cairan bening seperti air putih, kaldu, atau jus tanpa gula.
- Fase kental (minggu 2-3): mulai diperkenalkan makanan cair kental, seperti bubur atau yogurt rendah lemak.
- Fase padat lunak (minggu 4-5): makanan bertekstur lembut.
- Fase makanan normal (setelah 6-8 minggu): porsi kecil dan kaya protein serta rendah lemak dan gula.
Adakah Efek Samping Setelah Operasi Bariatrik?
Seperti layaknya prosedur medis, operasi bariatrik memiliki risiko. Efek samping jangka pendeknya bisa berupa:
- Mual atau muntah
- Dehidrasi
- Nyeri di area sayatan
- Infeksi luka
Adapun efek jangka panjang yang perlu diwaspadai antara lain:
- Malnutrisi
- Rasa pusing dan diare setelah makan makanan tinggi gula.
- Gangguan psikologis karena perubahan citra tubuh.
- Asam lambung naik atau GERD.
Permasalahan
- Cost yang tinggi
- Persepsi yang salah bahwa pembedahan bariatrik disamakan dengan pembedahan kosmetik (sedot lemak, tummy tucks, dll)
- Dampaknya pihak asuransi dan BPJS tidak mau menanggung ย klaim pembedahan bariatrik
Operasi Bariatrik di Primaya Hospital
Primaya Hospital berkomitmen menyediakan layanan operasi bariatrik yang holistik dan berpusat pada pasien, dari evaluasi awal hingga perawatan pasca-operasi jangka panjang. Dengan dukungan teknologi modern, tim multidisiplin yang terdiri atas ahli bedah bariatrik, ahli gizi klinis, psikolog, dan spesialis lain akan bekerja sama untuk memastikan setiap pasien menerima rencana perawatan sesuai dengan kebutuhan demi hasil yang optimal.
Narasumber:
Dr. dr. Albertus Ari Adrianto, Sp.B, Subsp.BD(K)
Spsialis Bedah Digestif
Primaya Hospital Semarang
Referensi:
- Metabolic and Bariatric Surgery. https://asmbs.org/resources/metabolic-and-bariatric-surgery/. Diakses 25 Oktober 2025
- Effects of bariatric surgery on mortality in Swedish obese subjects. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17715408/. Diakses 25 Oktober 2025
- Long-Term Mortality after Gastric Bypass Surgery. https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa066603. Diakses 25 Oktober 2025
- Behavioral Health Problems among Postsurgical Bariatric Patients: The Need for Continuing Behavioral Health Interventions. https://www.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/bari.2014.0016. Diakses 25 Oktober 2025
- Bariatric Surgery-A Systematic Review and Meta-analysis. https://jamanetwork.com/journals/jama/article-abstract/199587. Diakses 25 Oktober 2025
- The Impact of Bariatric Surgery on Quality of Life in Patients with Obesity. https://www.mdpi.com/2077-0383/12/13/4225. Diakses 25 Oktober 2025
- Bariatric Surgery: A Review of Procedures and Outcomes. https://www.gastrojournal.org/article/S0016-5085(07)00583-5/fulltext. Diakses 25 Oktober 2025
- Dietary Habits, Obesity, and Bariatric Surgery: A Review of Impact and Interventions. https://www.mdpi.com/2072-6643/17/3/474. Diakses 25 Oktober 2025
- Gastric bypass (Roux-en-Y). https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/gastric-bypass-surgery/about/pac-20385189. Diakses 25 Oktober 2025
- Laparoscopic gastric banding. https://medlineplus.gov/ency/article/007388.htm. Diakses 25 Oktober 2025
- Sleeve Gastrectomy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519035/. Diakses 25 Oktober 2025
- Types of Weight-loss Surgery. https://www.niddk.nih.gov/health-information/weight-management/bariatric-surgery/types. Diakses 25 Oktober 2025



