• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Kanker Payudara Stadium Awal: Deteksi Dini dan Pengobatan

Kanker payudara

Kanker payudara adalah salah satu momok kesehatan yang paling ditakuti perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data World Cancer Research Fund, Indonesia masuk 10 besar kasus kanker payudara terbanyak di seluruh dunia dengan 66.271 kasus. Namun kanker payudara stadium awal sebenarnya sangat berpeluang sembuh jika terdeteksi dan ditangani dengan tepat. Artikel ini akan menjabarkan lebih lanjut soal kanker payudara, terutama mengenai pentingnya deteksi dini dan pilihan pengobatan yang tersedia.

Apa Itu Kanker Payudara Stadium Awal

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel abnormal di jaringan payudara yang dapat menyerang jaringan sekitarnya dan menyebar ke bagian tubuh lain. Kanker ini dapat didiagnosis dalam berbagai stadium, dari 0 sampai IV. Menurut Breastcancer.org, kanker payudara stadium awal biasanya mengacu pada stadium 0-III.

Adapun National Cancer Instituteย mendefinisikan kanker payudara stadium awal sebagai kanker payudara yang belum menyebar ke luar payudara atau kelenjar getah bening aksila (area sekitar bahu dan ketiak). Pada stadium ini, ukuran kanker masih sangat kecil dan hanya terbatas pada kelenjar getah bening terdekat.

Pemahaman terhadap definisi kanker payudara stadium awal amat penting dalam deteksi dini dan penanganan terhadap kanker ini. Pemeriksaan terhadap benjolan tidak sakit di payudara dengan mamografi sering menjadi awal mula diagnosis kanker payudara. Makin dini diagnosis ditegakkan, makin besar peluang keberhasilan pengobatan dan terapi yang dibutuhkan lebih ringan. Alih-alih langsung dilakukan mastektomi total atau operasi pengangkatan seluruh payudara, pengobatan yang lebih ringan bisa menjadi solusi pertama untuk kanker payudara stadium awal.

Gejala Kanker Payudara Stadium Awal

Banyak orang mengira kanker payudara selalu ditandai dengan benjolan yang menyakitkan. Namun, ini adalah salah satu kesalahpahaman umum yang bisa berbahaya. Faktanya, salah satu ciri paling umum kanker payudara stadium awal adalah munculnya benjolan tidak sakit di payudara.

Benjolan ini seringkali terasa keras, tidak beraturan bentuknya, dan tidak bergerak saat diraba, seolah-olah menempel pada jaringan di dalamnya. Meskipun sebagian besar benjolan payudara bersifat jinak, setiap benjolan baru yang ditemukan harus segera diperiksakan ke dokter.

Selain benjolan tidak sakit di payudara, ada beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai:

  • Perubahan ukuran atau bentuk payudara. Misalnya salah satu payudara terlihat lebih besar atau lebih kecil atau ada perubahan simetri yang tidak biasa.
  • Perubahan warna atau tekstur kulit payudara. Kulit payudara bisa menjadi kemerahan, bersisik, menebal, atau berlesung seperti kulit jeruk, yang mungkin menandakan kanker payudara lebih agresif.
  • Perubahan pada puting susu yang bisa tertarik ke dalam (retraksi), berubah warna/tekstur, atau mengeluarkan cairan yang tidak biasa (selain ASI), termasuk darah.
  • Benjolan di ketiak atau sekitar tulang selangka ketika kanker menyebar ke kelenjar getah bening di area ini.
  • Nyeri atau pembengkakan pada payudara.
  • Kulit puting mengelupas atau mengalami iritasi akibat pertumbuhan sel kanker di area puting.
Baca Juga:  Prosedur Laparoskopi Untuk Program Hamil

Penting untuk diingat bahwa adanya satu atau lebih gejala ini tidak selalu menandakan kanker payudara. Namun kesadaran akan perubahan pada tubuh dan keputusan untuk segera berkonsultasi dengan dokter menjadi langkah krusial untuk deteksi dini.

Metode Deteksi Kanker Payudara

Deteksi kanker payudara stadium awal melibatkan serangkaian metode, dari pemeriksaan yang dapat dilakukan sendiri hingga teknologi pencitraan medis yang canggih. Berikut ini penjelasannya:

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Metode ini bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Caranya antara lain mengamati bentuk dan tekstur payudara lewat cermin untuk melihat apakah ada perbedaan dari sebelumnya. Metode ini juga melibatkan perabaan pada area payudara untuk mengecek keberadaan benjolan tidak sakit di payudara.

Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS)

Ini adalah pemeriksaan fisik payudara yang dilakukan oleh tenaga medis profesional. Dokter atau perawat akan meraba payudara dan area ketiak untuk mencari adanya benjolan atau kelainan lain. SADANIS melengkapi SADARI dan direkomendasikan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi perempuan yang memiliki faktor risiko.

Mamografi

Mamografi adalah teknik pencitraan sinar-X yang paling efektif dan sensitif untuk mendeteksi tumor payudara bahkan sebelum gejala fisik muncul atau benjolan dapat diraba. Lewat mamografi, dokter dapat menemukan kanker payudara stadium awal jauh sebelum benjolan terasa.

USG dan MRI Payudara

Ultrasonografi (USG) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) kerap dilakukan untuk melengkapi hasil pemeriksaan mamografi. USG dapat membantu membedakan antara kista berisi cairan (jinak) dan massa padat (berpotensi kanker). Adapun MRI biasanya direkomendasikan bagi pasien dengan risiko tinggi kanker payudara atau untuk mengevaluasi tingkat perkembangan kanker.

Biopsi

Jika ada temuan mencurigakan dari pemeriksaan fisik atau pencitraan, biopsi menjadi cara untuk mengonfirmasi diagnosis kanker payudara. Sampel jaringan payudara akan diambil dan diperiksa di bawah mikroskop untuk memastikan keberadaan sel kanker.

Pengobatan Kanker Payudara Stadium Awal

Pengobatan kanker payudara stadium awal umumnya melibatkan pendekatan multidisiplin. Tim dokter dari berbagai spesialisasi akan bekerja sama untuk merencanakan terapi terbaik yang disesuaikan bagi setiap pasien. Tujuan utamanya adalah menghilangkan sel kanker, mencegah kekambuhan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pilihan pengobatan utama untuk kanker payudara stadium awal meliputi:

Pembedahan

  • Breast Conserving Surgeryyakni pengangkatan tumor dan sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya sambil mempertahankan sebagian besar payudara. Breast Conserving Surgeryย biasanya diikuti dengan terapi radiasi untuk menghancurkan sel kanker yang mungkin tertinggal.
  • Modified Radical Mastektomi, yaitu pengangkatan payudara baik total maupun sebagian (puting/kulit dipertahankan untuk rekonstruksi). Modified Radical Mastektomi mungkin direkomendasikan jika tumor besar, ada beberapa tumor di payudara yang berbeda, atau pasien tidak dapat menjalani radiasi setelah Breast Conserving Surgery.
Baca Juga:  Penyebab Kanker Saraf, Gejala, dan Penanganannya

Terapi Radiasi

Terapi ini menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Seringnya digunakan setelah lumpektomi untuk mengurangi risiko kekambuhan lokal. Radiasi juga dapat diberikan setelah mastektomi pada kasus tertentu, terutama jika tumor besar atau ada keterlibatan kelenjar getah bening yang signifikan.

Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker di seluruh tubuh. Terapi ini sering dilakukan setelah operasi untuk menghancurkan sel kanker yang mungkin telah menyebar tapi tidak terdeteksi. Kemoterapi juga dapat diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor sehingga lebih mudah diangkat.

Terapi Hormon

Terapi hormon adalah pilihan penting untuk kanker payudara yang sensitif terhadap hormon, yaitu kanker yang selnya memiliki reseptor estrogen (ER-positif) dan/atau reseptor progesteron (PR-positif). Terapi hormon bekerja dengan cara mengurangi kadar hormon dalam tubuh atau menghalangi hormon menempel pada reseptor sel kanker sehingga menghentikan pertumbuhan sel kanker.

Terapi Target

Terapi target menggunakan obat-obatan yang secara spesifik menargetkan molekul atau jalur tertentu yang berperan dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Terapi ini dapat diberikan sebelum atau sesudah operasi dan sering dikombinasikan dengan kemoterapi atau terapi hormon.

Kesimpulan

Kanker payudara stadium awal adalah diagnosis yang serius, tapi bukan berarti tak ada cara untuk mengatasinya. Dengan deteksi dini dan pilihan pengobatan yang tepat, peluang kesembuhan sangat tinggi, bahkan mendekati 99 persen jika ditemukan pada tahap yang sangat awal. Lewat pemeriksaan rutin seperti mamografi dan pemahaman terhadap gejala awal, termasuk benjolan tidak sakit di payudara, harapan untuk sembuh dari kanker ini lebih besar dengan pilihan pengobatan yang ada, dari kemoterapi, terapi hormon, hingga mastektomi.

Narasumber:

dr. Wasisto Dwi Yudisaputro, M.Si.Med, Sp. B. Subsp. Onk(K)

Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi

Primaya Hospital Semarang

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below