
Teknik Operasi Laparoskopi adalah prosedur pembedahan dengan sayatan minimal untuk keperluan diagnostik atau terapi berbagai penyakit dan kelainan pada organ reproduksi wanita yang mengganggu proses kehamilan.
Tak sedikit pasangan yang menempuh jalan operasi laparoskopi demi segera mendapatkan buah hati. Faktanya, penyakit atau kelainan yang diterapi dengan operasi laparoskopi memperbesar kesempatan terjadinya pembuahan yang  akhirnya meningkatkan peluang kehamilan. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana prosedur laparoskopi untuk program hamil?
Tujuan Laparoskopi Untuk Program Hamil
Laparoskopi merupakan metode bedah minimal hanya dengan membuat sayatan  0,5-1 cm. Karena itulah orang-orang juga mengenal laparoskopi sebagai operasi lubang kunci (keyhole surgery). Lewat lubang ini, dokter memasukkan alat seperti tabung tipis yang kecil dan memiliki kamera bernama laparoskop untuk memeriksa bagian yang bermasalah.
Untuk program hamil, dokter akan mengevaluasi struktur sistem reproduksi pada wanita, termasuk ovarium, rahim, dan saluran tuba. Dokter bisa segera melakukan tindakan perbaikan jika menemukan masalah.
Laparoskopi bukanlah tindakan awal untuk program hamil. Dokter mungkin baru merekomendasikannya setelah mencoba sederet metode lain. Berikut ini beberapa alasan dokter menyarankan laparoskopi untuk program hamil:
- Kelainan pada uterus , saluran tuba dan indung telur
- Perlengketan di rongga panggul akibat infeksi atau penyakit radang panggul
- Kasus endometriosis derajat sedang atau berat
- Nyeri hebat saat menstruasi atau saat berhubungan badan.
Prosedur Laparoskopi
Laparoskopi dilakukan di Kamar Operasi dengan anestesi umum alias bius total. Artinya, pasien dalam keadaan tak sadarkan diri dan tak merasakan sakit selama operasi. Dokter akan memberikan petunjuk mengenai persiapan menjalani operasi. Biasanya, pasien harus berpuasa selama 8 jam sebelumnya.
Pada hari-H, begitu efek bius bekerja, dokter bedah memulai prosedur operasi dengan membuat sayatan kecil di area perut dekat pusar. Lewat sayatan ini, dokter mengisi perut dengan gas karbon dioksida agar bisa dengan mudah mengamati organ dalam tubuh.
Dokter kemudian memasukkan teleskop untuk memantau satu per satu organ yang berhubungan dengan fungsi reproduksi. Dalam proses ini, dokter juga bisa sekaligus melakukan biopsi jaringan. Kadang perlu dua atau tiga sayatan kecil lain untuk membantu penanganan organ yang bermasalah.
Pemantauan berfokus pada keberadaan kista, Leiomyoma, perlekatan antar organ dan fungsi tuba. Dokter juga akan melihat bentuk dan ukuran organ reproduksi. Guna mengidentifikasi masalah sumbatan pada saluran tuba yang menghalangi pembuahan, dokter menyuntikkan cairan biru methilen melalui leher rahim.
Pasca Prosedur Laparoskopi
Pasien akan diobservasi di ruang pemulihan. Setelah pasien istirahat di ruang rawat, keesokan harinya pasien diizinkan pulang dan tidak perlu menunggu waktu lama untuk kembali beraktivitas seperti biasa. Saat haid berikutnya pasien bisa langsung merencanakan program kehamilan.
Ditinjau oleh:
dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp.OG
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Referensi:
https://www.medicalnewstoday.com/articles/308285#reasons-for-a-pelvic-laparoscopy
https://parenting.firstcry.com/articles/laparoscopy-for-infertility-advantages-risks-and-more/
https://www.webmd.com/digestive-disorders/laparoscopic-surgery#1