Penyakit jantung koroner adalah penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner, biasanya disebabkan oleh atherosklerosis. Atherosklerosis adalah penumpukan kolesterol dan timbunan lemak (disebut plak) di dinding bagian dalam arteri. Plak ini dapat mengurangi aliran darah ke otot jantung dan mengurangi suplai darah sehingga jantung menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi penting yang dibutuhkannya untuk bekerja dengan baik. Gejala yang dapat dirasakan berupa nyeri dada yang disebut angina maupun serangan jantung.
Apa faktor risiko penyakit Jantung koroner?
Faktor risiko penyakit jantung koroner dapat dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor Risiko yang tidak dapat dimodifikasi (yang tidak dapat diubah) meliputi:
– Jenis kelamin laki-laki. Pria memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung daripada wanita.
– Usia lanjut. Penyakit jantung koroner lebih mungkin terjadi seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 65 tahun.
– Riwayat penyakit jantung keluarga. Pasien dengan riwayat penyakit jantung pada keluarga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner.
Faktor risiko yang dapat diubah meliputi:
– Merokok dan paparan asap tembakau
– Kolesterol darah tinggi
– Tekanan darah tinggi
– Diabetes yang tidak terkontrol
– Kurang aktivitas fisik
– Kelebihan berat badan atau obesitas
– Stres
Semakin banyak faktor risiko yang Anda miliki, semakin besar risiko Anda terkena penyakit jantung koroner.
Bagaimana Cara Mendiagnosis Jantung Koroner?
Dokter jantung dapat mengetahui apakah anda memiliki penyakit jantung koroner melalui informasi gejala, riwayat medis, dan faktor risiko, pemeriksaan fisik, dan tes diagnostik.
Tes diagnostik meliputi:
– Elektrokardiogram (EKG) : merekam sinyal kelistrikan dalam jantung. EKG dapat mendeteksi serangan jantung yang pernah atau sedang berlangsung.
– Ekokardiogram : menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi, untuk menilai struktur dan fungsi jantung.
– Tes stres olahraga : menggunakan elektrokardiogram untuk mengevaluasi aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung saat istirahat dan saat beraktivitas.
– Tes Laboratorium: sejumlah tes darah digunakan untuk menilai faktor risiko dan mendiagnosis penyakit jantung.
– CT scan koroner : memindai jantung untuk melihat penumpukan plak yang bisa memicu penyakit jantung koroner.
–Â Pencitraan Nuklir : mirip dengan tes stres olahraga, aliran darah ke otot jantung akan diukur saat istirahat dan selama olahraga. Pelacak radioaktif disuntikkan ke aliran darah, dan dilakukan pendeteksian area jantung yang menerima pasokan darah lebih sedikit.
– Kateterisasi jantung : dengan cara memasukkan alat berupa kateter ke pembuluh darah arteri di pangkal paha, lengan atau pergelangan tangan hingga naik ke jantung, kemudian dilakukan penyuntikan zat kontras melalui kateter dan dilakukan pendeteksian penyumbatan arteri koroner dengan menggunakan sinar x.
Â
Bagaimana Cara Mengobati Penyakit Jantung Koroner?
Pengobatan penyakit jantung koroner meliputi pengontrolan faktor risiko, konsumsi obat secara teratur, maupun menjalani prosedur invasif dan / atau pembedahan. Mengobati jantung koroner penting untuk mengurangi risiko serangan jantung.
Mengurangi faktor risiko dilakukan dengan cara perubahan gaya hidup yang meliputi berhenti merokok, perubahan pola makan untuk mengurangi kolesterol, mengontrol tekanan darah, dan mengelola gula darah, dan olah raga secara teratur. Jika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk mengendalikan faktor risiko penyakit jantung, obat-obatan mungkin diresepkan seperti pada kondisi kadar kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi.
Prosedur intervensi umum untuk mengobati jantung koroner dapat dilakukan dengan cara pemasangan ring jantung untuk menjaga pembuluh darah arteri tetap terbuka agar aliran darah arteri koroner kembali lancar.
Operasi cangkok bypass arteri koroner (CABG) dimana satu atau lebih arteri koroner yang tersumbat dilewati oleh cangkok pembuluh darah untuk mengembalikan aliran darah normal ke jantung. Cangkok ini biasanya berasal dari pembuluh darah yang terletak di dada atau tungkai.
Ditinjau oleh:
dr.Fitri Handayani, SpJP
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Referensi:
Heart Disease and Stroke Statistics 2017 Update: A Report from the American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Circulation. 2017, January 25, http://circ.ahajournals.org/content/early/2017/01/25/CIR.0000000000000485.
Sumber gambar : https://www.freepik.com/premium-photo/woman-holding-decorative-heart-red_9318854.htm?query=heart&collectionId=2063