Jakarta, 10 Februari 2021 โ Di tengah vaksin SARS COV2 didistribusikan, akan banyak pertanyaan masyarakat terkait seberapa besar kekebalan tubuh masyarakat terhadap SARS COV 2 atau biasa kita sebut dengan virus Covid-19. Di sisi lain, masih juga banyak pertanyaan masyarakat terkait seberapa besar kekebalan tubuh seseorang yang pernah terpapar Covid-19 itu sendiri?
Menurut, dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Barat dan Bekasi Timur, terdapat metode pemeriksaan kekebalan tubuh manusia terhadap Covid-19 melalui pemeriksaan Antibodi SARS COV2 kuantitatif.
โPemeriksaan Antibodi SARS COV2 kuantitatif adalah suatu pemeriksaan untuk mendeteksi suatu protein yang disebut antibodi, khususnya antibodi spesifik terhadap SARS COV2 ini. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada orang-orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19, orang yang sudah mendapatkan vaksinasi, serta dapat digunakan untuk mengukur antibodi pada donor plasma konvalesen yang akan ditransfusikan,โ ujar dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes.
Prinsip pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV 2 ini menggunakan pemeriksaan laboratorium imunoserologi pada sebuah alat automatik (autoanalyzer) untuk mendeteksi antibodi terhadap SARS-CoV-2 atau pemeriksaan ini biasa disebut dengan ECLIA (Electro chemiluminescence immunoassay).
Menurut dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes; ECLIA akan mendeteksi, mengikat, serta mengukur antibodi netralisasi. Antibodi netralisasi yaitu antibodi yang dapat berikatan spesifik pada bagian struktur protein Spike SARS COV2 (protein yang terdapat pada permukaan virus Covid-19) sebelum virus Covid-19 memasuki sel-sel pada tubuh kita dengan menggunakan label-label yang berikatan spesifik dengan antibodi netralisasi tersebut. Jenis sampel yang dapat digunakan sangat mudah didapatkan yaitu sampel serum dan plasma dengan cara diambil darah vena.
Tingkat keakurasian suatu pemeriksaan antibodi tersebut dipengaruhi oleh seberapa sensitif dan spesifik alat dan metode ini mampu mendeteksi antibodi spesifik SARS COV 2. โDari hasil uji yang ada, didapatkan tingkat spesifisitas (spesifik) pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV 2 ini bisa mencapai 99โ100% karena tidak ditemukan adanya reaksi silang dengan penyakit infeksi atau penyakit kronis lainnya selain penyakit akibat virus Covid-19,โ ujar dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes.
Di sisi lain, tingkat sensitivitas tes kuantitatif antibodi spesifik SARS COV 2 cukup tinggi yaitu 98-100% setelah 14 hari seseorang mendapatkan vaksinasi atau setelah terinfeksi Covid-19, baik melalui konfirmasi tes PCR dan atau setelah mengalami gejala sehingga pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV 2 ini sangat mempresentasikan hasil pemeriksaan dengan kondisi pasien saat itu.
Tidak ada syarat tertentu sebelum melakukan tes ini. โTidak ada batasan usia, riwayat penyakit, jenis kelamin, ras, atau kategori lainnya sehingga semua orang dapat melakukan pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV 2 ย ini,โ ujar dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes.
Belum ada publikasi hasil uji penelitian batasan pasien penyakit tertentu seperti komorbid, autoimun, atau penyakit lainnya yang tidak diperbolehkan melakukan pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV 2 ini. Namun, saat ini telah dilakukan uji penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil kadar antibodi spesifik SARS COV yang lebih tinggi signifikan pada pasien yang mengalami gejala berat dibandingkan pasian dengan gejala sedang, ringan, bahkan pada pasien tidak bergejala.
Menurut dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, sebelum pemeriksaan kuantitatif antibodi spesifik SARS COV 2 ini diperkenalkan, sebelumnya sudah ada pemeriksaan antibodi SARS COV kualitatif yang tidak kalah pentingnya dikarenakan sangat berguna untuk screening pasien yang mengalami infeksi SARS COV 2. Sedangkan, pemeriksaan antibodi kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak antibodi yang mampu melindungi kita lebih cepat dan lebih dini dalam menghadapi infeksi SARS COV 2.
Perbedaan signifikan antara pemeriksaan kuantitatif dan kualitatif adalah perbedaan target antibodi yang dideteksi. Antibodi kualitatif mendeteksi antibodi nucleocapsid (protein nucleocapsid terdapat pada cangkang yang melindungi inti virus Covid-19) sedangkan antibodi kuantitatif mendeteksi antibodi Spike (protein Spike terdapat pada permukaan virus Covid-19) yang mampu melekat pada permukaan sel-sel yang akan diinfeksi oleh SARS COV2.
Hanie Dewita, Head of Marketing & Corporate Communication Primaya Hospital Group, mengatakan bahwa Primaya Hospital menyediakan pemeriksaan Antibodi SARS COV2 kuantitatif ini di seluruh cabang Primaya Hospital, baik di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Karawang, Makassar, dan Palangkaraya. Masyarakat bisa melakukan pemeriksaan ini dengan mengunjungi Primaya Hospital terdekat ataupun melalui pemeriksaan home care (pemeriksaan di rumah), atau onsite (pemeriksaan bagi karyawan perusahaan).
——-
Primaya Hospital Group adalah Rumah Sakit yang menyediakan standar pelayanan prima yang mengutamakan mutu keselamatan pasien. Hal tersebut tercermin dari telah terakreditasinya Primaya Hospital Group tingkat nasional oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan dua dari rembilanย rumah sakit kami telah terakreditasi internasional oleh Joint Commission International (JCI). Kami memberikan layanan kesehatan yang menyeluruh untuk masyarakat Indonesia dan warga negara asing (WNA) serta memberikan layanan pasien dengan jaminan Perusahaan/Asuransi/BPJS/KIS dengan teknologi terbaik. Untuk menjangkau kebutuhan kesehatan masyarakat. Primaya Hospital Group tersebar di wilayah dan kota-kota besar di Indonesia dengan lokasi strategis dan mudah diakses sehingga kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan dapat terpenuhi dengan baik. Kami memiliki layanan unggulan bagi para pasien yaitu pusat layanan jantung dan pembuluh darah, layanan ibu dan anak, layanan trauma, serta layanan kanker. Primaya Hospital Group memiliki fasilitas pelayanan yang lengkap diantaranya layanan Gawat Darurat, Radiologi, Laboratorium, dan Farmasi yang hadir selama 24 jam. Selain itu, kami memiliki area parkir yang luas, ruang edukasi pasien, ruang poli yang nyaman, ruang laktasi, area bermain di Poli Anak, ATM Center, Musholla, WiFi untuk keluarga pasien, kantin, dan area lobi.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Hanie Dewita (Hanie)
Head of Marketing and Corporate Communication