Kanker payudara adalah penyakit keganasan yang paling banyak dialami wanita di Indonesia. Menurut laporan dari The Global Cancer Observatoryย (GLOBOCAN) tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara secara keseluruhan adalah 65858 kasus (16,6%) dan pada wanita mencapai 30,8% dari seluruh kasus baru kanker. Angka tersebut menjadikan kanker payudara sebagai kasus keganasan tertinggi pada wanita dan seluruh penduduk di Indonesia. Kanker payudara juga merupakan penyebab tertinggi ke-2 kematian akibat kanker di Indonesia (22430 kasus atau 9,6%). Selain itu, masih sering ditemukan pasien baru kanker payudara yang terdiagnosis pertama kali sudah dalam stadium 3 atau 4, sehingga menurunkan angka kesintasannya.
Siapa saja yang dapat terkena kanker payudara? Semua wanita memiliki risiko kanker payudara. Bahkan kanker payudara dapat terjadi pada pria, meskipun angka kejadiannya sangat kecil. Faktor risiko kanker payudara antara lain:
- Usia >40 tahun
- Riwayat kanker payudara pada keluarga derajat pertama (ibu atau saudara kandung)
- Menstruasi pertama kali di usia lebih muda (<12 tahun)
- Menopause di usia lebih tua (>55 tahun)
- Tidak ada riwayat hamil atau menyusui
- Memakai obat-obatan hormonal
- Riwayat radiasi di daerah dada
- Riwayat operasi tumor payudara atau tumor organ kandungan
- Obesitas
- Gaya hidup tidak sehat: merokok, konsumsi alkohol
Meskipun begitu, bukan berarti kanker payudara adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Kunci utamanya adalah deteksi dini. Deteksi dini kanker payudara dapat dimulai sedini mungkin, oleh diri sendiri, segera setelah seorang wanita mengalami menstruasi. Semakin awal diketahui dan ditangani, maka semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh. Selain deteksi dini, pola hidup sehat juga harus diterapkan oleh setiap wanita dalam kehidupan sehari-hari.
Deteksi dini dapat dilakukan oleh diri sendiri atau dengan memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan payudara sendiri, atau yang dikenal dengan SADARI, adalah salah satu metode untuk mendeteksi benjolan payudara yang dapat dilakukan oleh diri sendiri. SADARI dapat dilakukan oleh semua wanita yang sudah mengalami menstruasi. SADARI dilakukan setiap 1 bulan sekali, 7 hari setelah hari pertama menstruasi i. Sedangkan untuk wanita yang sudah mengalami menopause, pilihlah tanggal yang sama di setiap bulannya untuk melakukan SADARI.
Langkah-Langkah SADARIย
1. Buka semua pakaian dan bra, kemudian berdiri di depan cermin. Amati payudara saat lengan dalam posisi di samping badan, saat berkacak โ pinggang, dan saat kedua lengan diangkat ke atas. Perhatikan apakah kedua payudara tampak simetris, adakah benjolan, perubahan warna atau struktur kulit, perubahan bentuk puting, dan perbedaan ukuran yang signifikan antara payudara kanan dan kiri.
2. Perhatikan adanya benjolan atau cekungan di kulit payudara sembari menegangkan otit-otit dinding dada. Caranya dengan mengangkat kedua lengan ke atas kemudian letakkan tangan di belakang kepala dan tekan ke arah depan. Lalu tekan kuat pinggul dengan kedua tangan dan gerakkan kedua lengan dan siku ke arah depan sambil mengangkat bahu.
3. Sambil tetap berdiri di depan cermin, angkatlah lengan kanan dan letakkan tangan di belakang kepala. Dengan menggunakan buku-buku jari tangan kiri, mulailah raba payudara kanan secara lembut namun berikan sedikit penekanan. Gerakan yang dapat dilakukan adalah:
A. Melingkar searah jarum jam dari luar ke dalam hingga ke puting
B. Atas-bawah
C. Dari luar payudara ke arah puting, kemudian pencet putting. Amati adakah keluar cairan bening atau darah dari puting. Untuk ibu menyusui, jika keluar ASI saat pemeriksaan adalah suatu hal yang normal.
4. Ulangi gerakan di atas untuk payudara kiri. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri, dengan posisi lengan kiri diangkat dan tangan kiri diletakkan di belakang kepala.
5. Kemudian amati dan raba bagian ketiak, apakah terdapat benjolan.
Tips Untuk Melakukan SADARIย (Cek Kanker Payudara) Dengan Mudah
Lakukan SADARI saat mandi, dengan dibantu sabun cair atau air mengalir dari shower sehingga jari dan permukaan kulit payudara lebih licin. Hal tersebut akan memudahkan perabaan.
Pemeriksaan juga dapat dilakukan sambal berbaring. Letakkan 1 buah bantal di bawah bahu-punggung, kemudian lengan di angkat ke atas belakang, sehingga payudara dapat tereskpos lebih baik. Ulangi gerakan seperti yang disebutkan di poin no. 3.
Temuan- temuan yang perlu diperhatikan saat melakukan SADARI adalah sebagai berikut:
- Teraba benjolan di payudara
- Teraba benjolan di ketiak
- Perubahan struktur kulit, dapat berupa iritasi/ kemerahan, penebalan kulit, ataupun permukaan kulit yang tampak seperti kulit jeruk
- Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
- Kulit payudara berlesung/melengkung ke dalam
- Puting berubah bentuk atau masuk ke dalam (inversi)
- Keluar cairan dari puting payudara, berupa cairan jernih bercampur darah atau berwarna kekuningan
- Nyeri
Apabila didapatkan hal-hal tersebut, maka dapat dicurigai adanya suatu tumor, namun belum tentu sifatnya ganas. Untuk memastikan, periksakan payudara Anda ke dokter bedah.
Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS)
SADANIS adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh dokter, biasanya dokter bedah umum atau bedah onkologi. SADANIS perlu dilakukan terutama pada wanita yang menemukan adanya hal mencurigakan (seperti uraian di atas) saat SADARI. Namun setiap wanita, terutama yang memiliki faktor risiko, disarankan melakukan SADARI untuk mengetahui apakah pada payudaranya terdapat kelainan.
Selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah ultrasonografi (USG) payudara. USG payudara dapat dilakukan untuk wanita semua usia, serta untuk wanita yang sedang hamil. Sedangkan untuk wanita berusia 40 tahun ke atas, pemeriksaan skrining ditambah dengan mammografi. Mammografi tidak dilakukan untuk wanita yang belum berusia 40 tahun karena jaringan payudara pada wanita muda masih padat, sehingga masih sulit untuk menemukan kelainan melalui pemeriksaan mammografi. Dengan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, apabila terdapat benjolan yang berukuran kecil pun akan dapat dideteksi.
Jangan takut untuk melakukan pemeriksaan payudara. Tidak semua benjolan payudara adalah suatu keganasan. Semakin awal terdeteksi, semakin besar juga kemungkinan untuk mengalahkan kanker payudara.
Narasumber:
dr. Shabrina Rizky Putri, SpB
Dokter Spesialis Bedah