• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Gangguan Mental: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Gangguan mental

Seiring dengan perubahan sosial dan gaya hidup yang mewarnai kehidupan modern di era digital, kita tak bisa mengesampingkan risiko gangguan mental. Menurut Badan Kesehatan Duniaย (WHO), per 2022, 1 dari 8 orang di dunia hidup dengan gangguan mental. Jumlah ini diprediksi terus bertambah karena kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Dalam artikel ini akan dibahas seputar gangguan mental, dari gejala, penyebab, hingga cara pencegahannya.

Mengenal Gangguan Mental

Gangguan mental adalah kondisi yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, suasana hati, atau perilaku seseorang sehingga mengganggu kehidupan. Gangguan ini bisa bersifat sementara ataupun kronis dan terdiri atas beragam jenis, antara lain:

buat jani dokter primaya
  • Gangguan kecemasan, meliputi gangguan kecemasan umum, gangguan panik, fobia sosial, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan gangguan stres pascatrauma (PTSD)..
  • Gangguan suasana hati, meliputi depresi dan gangguan bipolar.
  • Gangguan psikotik, meliputi skizofrenia dan gangguan delusional.
  • Gangguan makan, meliputi anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan.
  • Gangguan kepribadian, meliputi gangguan kepribadian ambang, gangguan kepribadian antisosial, dan gangguan kepribadian narsisistik.
  • Gangguan penggunaan zat, meliputi penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang, dan obat resep.
  • Gangguan neurodevelopmental, meliputi gangguan spektrum autisme (ASD) serta gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).
  • Gangguan tidur, meliputi insomnia, narkolepsi, dan sleep apnea.
  • Gangguan disosiatif, meliputi gangguan identitas disosiatif (DID) dan amnesia disosiatif.

Gangguan mental dapat dikaitkan dengan tekanan dan/atau masalah dalam relasi sosial, pekerjaan, atau keluarga. Dalam studi yang dimuat di Molecular Psychiatry, secara keseluruhan, gangguan mental bisa dialami orang sebelum usia 14 tahun atau pada masa remaja.

Mesti digarisbawahi bahwa gangguan mental bukanlah tanda kelemahan atau kekurangan individu. Sama seperti masalah kesehatan fisik, gangguan mental adalah kondisi medis yang nyata dan dapat diobati. Sayangnya, masyarakat secara umum masih cenderung menomorduakan kesehatan mental dibanding kesehatan fisik. Diperlukan upaya ekstra untuk menangani masalah gangguan mental karena kondisi ini tak hanya dapat mempengaruhi pribadi yang mengalaminya, tapi juga orang lain, terutama yang berada di sekitarnya.

Gejalaย ย 

Dengan beragamnya jenis gangguan mental, gejala yang muncul pun dapat bervariasi. Sejumlah gejala yang umum mencakup:

  • Perubahan suasana hati: mengalami perasaan sedih yang berkepanjangan, kekosongan emosional, atau kemarahan yang tak dapat dijelaskan.
  • Perubahan selera hidup: berkurangnya minat terhadap kegiatan yang sebelumnya disukai, seperti hobi.
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi: sulit berfokus, mengingat sesuatu, atau membuat keputusan.
  • Perubahan pola tidur: termasuk susah tidur lelap atau tidur berlebihan.
  • Perubahan nafsu makan: kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan yang dapat mempengaruhi berat badan.
  • Perilaku kekerasan: menjadi agresif, mudah marah, atau melakukan kekerasan terhadap orang lain.
  • Mengalami halusinasi atau delusi: melihat atau mendengar hal-hal yang tidak nyata atau memiliki keyakinan yang tidak rasional dan tak sesuai dengan kenyataan.
  • Berpikir tentang kematian: termasuk berpikir untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
  • Penyalahgunaan zat: menggunakan alkohol atau obat-obatan terlarang untuk mengatasi masalah atau merasa lebih baik.
Baca Juga:  Mengenal Radang Amandel pada Anak dan Cara Mengobatinya

Penyebabย ย 

Penyebab gangguan mental umumnya terdiri atas berbagai faktor yang melibatkan kombinasi faktor biologis, psikologis, dan lingkungan.

Faktor biologis

  • Genetik: riwayat keluarga dengan gangguan mental dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi serupa.
  • Ketidakseimbangan kimiawi otak: zat kimia otak atau neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin berperan penting dalam mengatur suasana hati. Jika terjadi ketidakseimbangan, suasana hati, pikiran, dan perilaku seseorang bisa terpengaruh.

Faktor psikologis

  • Trauma masa kecil seperti pelecehan, bullying,dan pengabaian yang mempengaruhi perkembangan sistem saraf dan otak bisa membuat seseorang lebih berisiko mengalami gangguan mental di kemudian hari. Tekanan pekerjaan atau kesulitan ekonomi di masa dewasa juga meningkatkan risiko masalah mental.

Faktor lingkungan

  • Stres kronis, kehilangan orang terkasih, paparan terhadap kekerasan, atau penyalahgunaan zat terlarang dapat mempengaruhi fungsi otak hingga memicu gangguan mental.

Kondisi medis yang mempengaruhi otak dan sistem saraf seperti cedera atau infeksi juga bisa membuat orang mengalami masalah mental.

Cara Dokter Mendiagnosisย ย 

Memahami penyebab gangguan mental sangat penting untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang efektif. Dokter atau psikolog biasanya menggunakan panduan seperti Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) atau International Classification of Diseases (ICD-11) dalam diagnosis dengan langkah sebagai berikut:

  • Wawancara klinis: dokter akan menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan kehidupan pribadi pasien, termasuk riwayat kesehatan mental keluarga.
  • Evaluasi perilaku dan psikologis: tes kejiwaan seperti Minnesota Multiphasic Personality Inventory mungkin digunakan untuk mengukur tingkat depresi, kecemasan, atau gangguan lain.
  • Pemeriksaan fisik dan tes laboratorium: untuk mengesampingkan kemungkinan gejala fisik yang disebabkan oleh kondisi medis lain.

Cara Mengatasiย ย 

Dalam penanganan gangguan mental, tidak ada pendekatan tunggal yang cocok untuk semua orang. Sebab, setiap orang memiliki kondisi masing-masing yang berbeda sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda pula. Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi gangguan mental:

  • Pengobatan dengan antidepresan, antipsikotik, atau obat penenang dengan resep dokter untuk membantu mengurangi gejala gangguan mental.
  • Terapi wicara, terapi perilaku kognitif (CBT), terapi interpersonal, atau terapi psikodinamik yang bisa dilakukan secara individu ataupun berkelompok untuk membantu pasien memahami dan mengatasi masalah emosional serta perilaku mereka.
  • Menguatkan sistem dukungan yang kuat dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan agar merasa terhubung, dipahami, dan didukung, antara lain lewat berbagi pengalaman dengan individu lain yang mengalami masalah serupa.
  • Mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang.
  • Teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan ketegangan.
  • Belajar mengelola stres melalui teknik seperti perencanaan waktu, delegasi tugas, atau penetapan batasan demi mencegah gejala gangguan mental memburuk.
  • Terlibat dalam aktivitas yang bermakna dan menyenangkan, seperti menjalankan hobi atau menghabiskan waktu di alam, dapat memperbaiki suasana hati.
Baca Juga:  Tips Menjaga Kesehatan Selama Work from Home

Komplikasiย ย 

Bila tak diobati atau dikelola dengan baik, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi yang membahayakan, seperti:

  • Masalah kesehatan fisik seperti penyakit jantung, obesitas, dan gangguan tidur
  • Penyalahgunaan minuman beralkohol serta narkotik dan obat-obatan terlarang
  • Masalah dalam hubungan sosial
  • Gangguan karier dan akademik
  • Risiko tinggi terhadap tindakan bunuh diri

Pencegahanย ย 

Upaya mencegah gangguan mental sangat penting dan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

  • Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
  • Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga
  • Menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang
  • Menjalin hubungan sosial yang sehat
  • Memeriksakan diri secara rutin ke ahli kesehatan mental
  • Edukasi tentang pentingnya kesehatan mental di sekolah dan kampus

Kapan Harus ke Dokter?

Mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan mental bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah berani untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup. Bila merasa mengalami gangguan mental, jangan ragu mendatangi dokter atau psikolog untuk berkonsultasi lebih lanjut.

Narasumber:

dr. Esther Margaritha Livida Sinsuw, Sp. KJ

Spesialis Kedokteran Jiwa

Primaya Hospital Depok

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below