• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Kenali Jenis Obat Cacar Air yang Ampuh dan Aman

Obat Cacar Air

Cacar air termasuk salah satu penyakit kulit yang sering kali menjangkit secara musiman. Namun tahukah Anda jika kondisi ini juga bisa dilakukan pencegahan sejak dini melalui vaksin. Yuk cari tahu selengkapnya terkait penyakit satu ini dalam artikel berikut.

Mengenal Cacar Air

Cacar air yaitu suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Varicella-Zoster. Nah, Varicella Zoster ini merupakan virus penyebab herpes zoster. Hanya saja mekanisme munculnya saja yang berbeda.

Penyakit ini ditandai dengan ruam kulit berisi cairan nanah. Rasanya pun sangat gatal. Selain itu, sangat mudah menyebar ke seluruh tubuh. Dalam medis, kondisi ini dikenal juga dengan chickenpox.

Cacar air umumnya menyerang anak-anak. Tapi, orang dewasa juga bisa tertular khususnya jika belum pernah terinfeksi atau vaksin.

Setelah sembuh, virus tetap berada dalam tubuh dalam kondisi tidak aktif (laten). Jadi, virus ini bisa muncul kembali sebagai herpes zoster (cacar ular atau cacar api) di kemudian hari. Biasanya akan aktif kembali saat kondisi imun tubuh sedang tidak dalam kondisi fit.

Gejala Cacar Air

Gejala cacar air biasanya muncul 10โ€“21 hari sejak paparan awal virus. Untuk masa berlangsungnya sendiri berkisar sekitar antara 5โ€“10 hari. Tahapan gejalanya meliputi:

1.ย Gejala Awal

Terjadi pada waktu 1โ€“2 hari sebelum ruam muncul. Biasanya diiringi dengan gejala seperti:

  • Demam ringan hingga tinggi.
  • Rasa tidak enak badan (malaise).
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Nyeri otot atau tubuh terasa lemas.

2.ย Tahapan Ruam

Ini merupakan fase utama penyakit yang meliputi beberapa gejala berikut:

  • Hari ke-1. Muncul bintik-bintik merah kecil (papula). Biasanya pertama kli di wajah, dada, dan juga punggung.
  • Hari ke-2โ€“4. Bintik berubah menjadi lenting berisi cairan bening (vesikel) yang sangat gatal.
  • Hari ke-4โ€“6. Lenting pecah, mengering, dan membentuk kerak.

Ruam bisa muncul secara bertahap. Jadi, di tubuh bisa ada lesi dalam berbagai tahap sekaligus.

3.ย Gejala Lain-Lain

Berikut ini beberapa gejala lain yang mungkin muncul dari cacar air yang perlu Anda perhatikan:

  • Kulit yang terkena bisa terasa panas.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
Baca Juga:  Gangguan Kulit pada Batita

Cara Penyebaran

Cacar air sangat mudah menular dan menyebar. Penyebaran melalui perantara seperti halnya berikut:

  • Kontak langsung. Menyentuh ruam atau cairan dari lenting cacar air.
  • Melalui udara. Menghirup percikan dropletdari batuk atau bersin penderita.
  • Kontak tidak langsung. Menyentuh benda yang terkontaminasi cairan dari lenting.

Seseorang dapat menularkan virus mulai 1โ€“2 hari sebelum ruam muncul hingga semua lenting mengering dan menjadi keropeng (sekitar 7โ€“10 hari). Jadi, ketika kontak terjadi secara langsung, maka gejala tidak akan muncul secara langsung saat itu atau hari itu juga.

Obat dan Pengobatan Cacar Air

Berikut ini beberapa macam obat cacar air yang mungkin dokter resepkan untuk Anda ketika berobat nantinya:

Pengobatan Simptomatik

Pemberian obat cacar air yang bertujuan untuk mengurangi gejala. Berikut ini beberapa macam pengobatannya:

  • Menurunkan demam dan meredakan nyeri.
  • Mengurangi rasa gatal.
  • Losion kalamin atau bedak salisilat. Meredakan gatal dan mengeringkan lenting.
  • Krim/topikal antiseptik. Mencegah infeksi sekunder.
  • Hindari aspirin pada anak-anak. Ini dapat meningkatkan risiko Sindrom Reye.

Antiviral

Antiviral merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi virus. Terdapat beberapa jenis antiviral yang dapat dokter berikan untuk mengatasi cacar air yang berupa acyclovir. Obat ini diberikan dalam 24 jam pertama munculnya ruam. Khususnya diberikan untuk pasien berisiko tinggi seperti halnya:

  • Orang dewasa.
  • Ibu hamil.
  • Imunokompromais (misalnya pasien kanker, HIV).
  • Bayi baru lahir.

Vaksinasi

Vaksin varisela direkomendasikan sebagai sarana pencegahan. Selanjutnya di berikan dalam dua dosis (biasanya pada usia 12โ€“15 bulan dan 4โ€“6 tahun). Namun, mungkin dokter dapat merekomendasikan di luar dosis atau waktu tersebut untuk kondisi tertentu.

Komplikasi dan Pencegahan

Memang tidak semua penderita cacar air mengalami komplikasi tertentu. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi berupa:

  • Scar yang membekas dan sangat sulit dihilangkan.
  • Infeksi bakteri sekunder pada kulit.
  • Pneumonia varisela.
  • Ensefalitis (radang otak).
  • Hepatitis
  • Kehilangan cairan atau dehidrasi berat.
  • Cacat janin jika infeksi terjadi pada kehamilan (sindrom varisela kongenital).
Baca Juga:  Penyakit Gatal Pada Kulit Yang Perlu Anda Ketahui

Pencegahannya sendiri bisa dilakukan melalui beberapa metode seperti berikut ini:

  • Vaksinasi varisela (sangat efektif).
  • Isolasi penderita sampai seluruh lenting mengering.
  • Hindari kontak dengan kelompok rentan (bayi, ibu hamil, orang dengan imun lemah).
  • Kebersihan tangan dan lingkungan (hindari menyentuh lenting tanpa cuci tangan).

Perawatan di Rumah

Jika cacar air tergolong ringan dan tak ada risiko komplikasi serius, perawatan rumahan bisa dilakukan dengan cara:

  • Istirahat cukup.
  • Cukupi cairan tubuh.
  • Makanan bergizi untuk mendukung kekebalan tubuh.
  • Kompres hangat/dingin untuk mengurangi demam dan rasa gatal.
  • Potong kuku untuk mencegah garukan yang memperparah luka atau infeksi.
  • Mandi air hangat ditambah oatmealatau baking soda untuk meredakan gatal.
  • Gunakan pakaian longgar dan lembut.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera temui dokter penyakit kulit jika mengalami gejala cacar air di atas yang disertai dengan beberapa gejala tambahan berikut:

  • Demam tinggi >39ยฐC lebih dari 3 hari.
  • Lenting menjadi sangat merah, bengkak, atau bernanah (tanda infeksi bakteri).
  • Sesak napas, batuk parah atau juga nyeri dada.
  • Gangguan kesadaran, kejang, atau sakit kepala hebat.
  • Ruam menyebar ke mata.
  • Bayi <6 bulan yang terinfeksi.
  • Ibu hamil yang terkena varisela.
  • Pasien dengan sistem imun lemah (HIV/AIDS, kanker, transplantasi).

Narasumber:

dr. Suci Leni Mimanda, Sp. DVE

Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika

Primaya Hospital Karawang

 

 

Referensi:

  • https://www.healthline.com/health/chickenpox. Diakses pada 09 Juni 2025.
  • https://www.vaccines.gov/diseases/chickenpox/index.html. Diakses pada 09 Juni 2025.
  • Chickenpox: Overview. http://www.mayoclinic.com/health/chickenpox/DS00053. Diakses pada 09 Juni 2025.
  • http://kidshealth.org/parent/infections/skin/chicken_pox.html. Diakses pada 09 Juni 2025.
  • http://www.nhs.uk/conditions/Chickenpox/Pages/Introduction.aspx%23transmission. Diakses pada 09 Juni 2025.
  • Chickenpox: Overview. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0072805/. Diakses pada 09 Juni 2025.
  • Chicken pox and pregnancy. http://www.americanpregnancy.org/pregnancycomplications/chickenpox.html. Diakses pada 09 Juni 2025.
  • Varicella (Chickenpox). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0002559/. Diakses pada 09 Juni 2025.
  • Can I get chickenpox more than once? http://www.nhs.uk/chq/Pages/2562.aspx?CategoryID=200. Diakses pada 09 Juni 2025.
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below