Cacar air termasuk salah satu penyakit kulit yang sering kali menjangkit secara musiman. Namun tahukah Anda jika kondisi ini juga bisa dilakukan pencegahan sejak dini melalui vaksin. Yuk cari tahu selengkapnya terkait penyakit satu ini dalam artikel berikut.
Mengenal Cacar Air
Cacar air yaitu suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Varicella-Zoster. Nah, Varicella Zoster ini merupakan virus penyebab herpes zoster. Hanya saja mekanisme munculnya saja yang berbeda.
Penyakit ini ditandai dengan ruam kulit berisi cairan nanah. Rasanya pun sangat gatal. Selain itu, sangat mudah menyebar ke seluruh tubuh. Dalam medis, kondisi ini dikenal juga dengan chickenpox.
Cacar air umumnya menyerang anak-anak. Tapi, orang dewasa juga bisa tertular khususnya jika belum pernah terinfeksi atau vaksin.
Setelah sembuh, virus tetap berada dalam tubuh dalam kondisi tidak aktif (laten). Jadi, virus ini bisa muncul kembali sebagai herpes zoster (cacar ular atau cacar api) di kemudian hari. Biasanya akan aktif kembali saat kondisi imun tubuh sedang tidak dalam kondisi fit.
Gejala Cacar Air
Gejala cacar air biasanya muncul 10โ21 hari sejak paparan awal virus. Untuk masa berlangsungnya sendiri berkisar sekitar antara 5โ10 hari. Tahapan gejalanya meliputi:
1.ย Gejala Awal
Terjadi pada waktu 1โ2 hari sebelum ruam muncul. Biasanya diiringi dengan gejala seperti:
- Demam ringan hingga tinggi.
- Rasa tidak enak badan (malaise).
- Sakit kepala.
- Kehilangan nafsu makan.
- Nyeri otot atau tubuh terasa lemas.
2.ย Tahapan Ruam
Ini merupakan fase utama penyakit yang meliputi beberapa gejala berikut:
- Hari ke-1. Muncul bintik-bintik merah kecil (papula). Biasanya pertama kli di wajah, dada, dan juga punggung.
- Hari ke-2โ4. Bintik berubah menjadi lenting berisi cairan bening (vesikel) yang sangat gatal.
- Hari ke-4โ6. Lenting pecah, mengering, dan membentuk kerak.
Ruam bisa muncul secara bertahap. Jadi, di tubuh bisa ada lesi dalam berbagai tahap sekaligus.
3.ย Gejala Lain-Lain
Berikut ini beberapa gejala lain yang mungkin muncul dari cacar air yang perlu Anda perhatikan:
- Kulit yang terkena bisa terasa panas.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
Cara Penyebaran
Cacar air sangat mudah menular dan menyebar. Penyebaran melalui perantara seperti halnya berikut:
- Kontak langsung. Menyentuh ruam atau cairan dari lenting cacar air.
- Melalui udara. Menghirup percikan dropletdari batuk atau bersin penderita.
- Kontak tidak langsung. Menyentuh benda yang terkontaminasi cairan dari lenting.
Seseorang dapat menularkan virus mulai 1โ2 hari sebelum ruam muncul hingga semua lenting mengering dan menjadi keropeng (sekitar 7โ10 hari). Jadi, ketika kontak terjadi secara langsung, maka gejala tidak akan muncul secara langsung saat itu atau hari itu juga.
Obat dan Pengobatan Cacar Air
Berikut ini beberapa macam obat cacar air yang mungkin dokter resepkan untuk Anda ketika berobat nantinya:
Pengobatan Simptomatik
Pemberian obat cacar air yang bertujuan untuk mengurangi gejala. Berikut ini beberapa macam pengobatannya:
- Menurunkan demam dan meredakan nyeri.
- Mengurangi rasa gatal.
- Losion kalamin atau bedak salisilat. Meredakan gatal dan mengeringkan lenting.
- Krim/topikal antiseptik. Mencegah infeksi sekunder.
- Hindari aspirin pada anak-anak. Ini dapat meningkatkan risiko Sindrom Reye.
Antiviral
Antiviral merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi virus. Terdapat beberapa jenis antiviral yang dapat dokter berikan untuk mengatasi cacar air yang berupa acyclovir. Obat ini diberikan dalam 24 jam pertama munculnya ruam. Khususnya diberikan untuk pasien berisiko tinggi seperti halnya:
- Orang dewasa.
- Ibu hamil.
- Imunokompromais (misalnya pasien kanker, HIV).
- Bayi baru lahir.
Vaksinasi
Vaksin varisela direkomendasikan sebagai sarana pencegahan. Selanjutnya di berikan dalam dua dosis (biasanya pada usia 12โ15 bulan dan 4โ6 tahun). Namun, mungkin dokter dapat merekomendasikan di luar dosis atau waktu tersebut untuk kondisi tertentu.
Komplikasi dan Pencegahan
Memang tidak semua penderita cacar air mengalami komplikasi tertentu. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi berupa:
- Scar yang membekas dan sangat sulit dihilangkan.
- Infeksi bakteri sekunder pada kulit.
- Pneumonia varisela.
- Ensefalitis (radang otak).
- Hepatitis
- Kehilangan cairan atau dehidrasi berat.
- Cacat janin jika infeksi terjadi pada kehamilan (sindrom varisela kongenital).
Pencegahannya sendiri bisa dilakukan melalui beberapa metode seperti berikut ini:
- Vaksinasi varisela (sangat efektif).
- Isolasi penderita sampai seluruh lenting mengering.
- Hindari kontak dengan kelompok rentan (bayi, ibu hamil, orang dengan imun lemah).
- Kebersihan tangan dan lingkungan (hindari menyentuh lenting tanpa cuci tangan).
Perawatan di Rumah
Jika cacar air tergolong ringan dan tak ada risiko komplikasi serius, perawatan rumahan bisa dilakukan dengan cara:
- Istirahat cukup.
- Cukupi cairan tubuh.
- Makanan bergizi untuk mendukung kekebalan tubuh.
- Kompres hangat/dingin untuk mengurangi demam dan rasa gatal.
- Potong kuku untuk mencegah garukan yang memperparah luka atau infeksi.
- Mandi air hangat ditambah oatmealatau baking soda untuk meredakan gatal.
- Gunakan pakaian longgar dan lembut.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera temui dokter penyakit kulit jika mengalami gejala cacar air di atas yang disertai dengan beberapa gejala tambahan berikut:
- Demam tinggi >39ยฐC lebih dari 3 hari.
- Lenting menjadi sangat merah, bengkak, atau bernanah (tanda infeksi bakteri).
- Sesak napas, batuk parah atau juga nyeri dada.
- Gangguan kesadaran, kejang, atau sakit kepala hebat.
- Ruam menyebar ke mata.
- Bayi <6 bulan yang terinfeksi.
- Ibu hamil yang terkena varisela.
- Pasien dengan sistem imun lemah (HIV/AIDS, kanker, transplantasi).
Narasumber:
dr. Suci Leni Mimanda, Sp. DVE
Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika
Primaya Hospital Karawang
Referensi:
- https://www.healthline.com/health/chickenpox. Diakses pada 09 Juni 2025.
- https://www.vaccines.gov/diseases/chickenpox/index.html. Diakses pada 09 Juni 2025.
- Chickenpox: Overview. http://www.mayoclinic.com/health/chickenpox/DS00053. Diakses pada 09 Juni 2025.
- http://kidshealth.org/parent/infections/skin/chicken_pox.html. Diakses pada 09 Juni 2025.
- http://www.nhs.uk/conditions/Chickenpox/Pages/Introduction.aspx%23transmission. Diakses pada 09 Juni 2025.
- Chickenpox: Overview. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0072805/. Diakses pada 09 Juni 2025.
- Chicken pox and pregnancy. http://www.americanpregnancy.org/pregnancycomplications/chickenpox.html. Diakses pada 09 Juni 2025.
- Varicella (Chickenpox). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0002559/. Diakses pada 09 Juni 2025.
- Can I get chickenpox more than once? http://www.nhs.uk/chq/Pages/2562.aspx?CategoryID=200. Diakses pada 09 Juni 2025.



