• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Kenali Herpes Zoster (Cacar Api/Dompo) dan Penanganannya

Herpes Zoster atau masyarakat umum sering menyebutnya sebagai cacar api atau dompo tergolong salah satu penyakit kulit yang dapat menyerang semua usia. Walau sering disepelekan nyatanya penyakit ini bisa membahayakan bila tidak ditangani dengan tepat.

Walau sama-sama memiliki kata โ€œherpesโ€ dalam namanya, namun herpes zoster dan herpes simplex berbeda. Bila penyakit cacar api ini disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV), herpes simplex disebabkan oleh herpes simplex virus. Untuk tahu lebih lengkapnya, yuk simak rinciannya berikut.

buat jani dokter primaya

Apa itu Herpes Zoster?

Herpes Zoster adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus dalam saraf. gejala umumnya yaitu berupa plenting plenting berisi cairan pada kulit dan juga ruam yang gatal sekaligus menimbulkan rasa nyeri.

Penyakit ini memiliki beberapa sebutan mulai dari shingles, dompo, dampa, hingga cacar api. Penyebab utamanya yakni Varicella-zoster (VZV), virus yang sama yang menjadi penyebab cacar air.

Saat virus tersebut menginfeksi seseorang untuk pertama kalinya, maka akan menimbulkan cacar air. Setelah sembuh, virusnya tidak hilang melainkan dormant (tidak aktif) dan menetap di system saraf.

Nah, apabila virus yang dormant tadi aktif kembali, maka itu akan menimbulkan cacar api, bukan lagi cacar air. Gejala dan reaksinya pun berbeda antara keduanya walau berasal dari virus yang sama.

Penyakit Herpes Zoster (Cacar Api)
Gejala Utama Gatal, ruam, plenting berisi air, panas, nyeri
Dokter Spesialis Dokter spesialis kulit dan kelamin
Penyebab penurunan sistem imun
Diagnosis Pemeriksaan fisik dan wawancara medis
Faktor Risiko Usia > 50 tahun, daya tahan tubuh rendah
Pengobatan Obat antivirus, anti nyeri, vitamin
Pencegahan Vaksinasi herpes zoster
Komplikasi Kebutaan, sindrom ramsay-hunt, postherpetic neuralgia

 

Faktor Risiko

Seseorang akan lebih mudah terjangkit herpes zoster apabila memiliki faktor risiko seperti berikut ini:

  • Imun lemah: bisa terjadi akibat adanya masalah kekebalan tubuh akibat suatu penyakit tertentu seperti kanker dan HIV/AIDS.
  • Usia >50 tahun: faktor usia juga menentukan seseorang mudah terkena penyakit ini karena semakin tua usianya maka semakin menurun daya tahan tubuhnya.
  • Stres: baik karena stres fisik maupun stres emosional, tubuh akan melepaskan zat kimia yang akan berpengaruh terhadap imun tubuh seseorang.
  • Pasien tertentu: seseorang yang baru saja menjalani prosedur medis besar seperti operasi transplantasi organ maupun kemoterapi biasanya akan rentan terkena penyakit ini.
Baca Juga:  Asam Urat: Penyebab, Mencegah dan Mengatasi

 

    Penyebab

    Penyebab herpes zoster adalah virus Varicella-zoster (VZV) yang juga menjadi penyebab penyakit cacar air. Virus ini akan menetap dan dormant (tidak aktif) di system saraf.

    Nah, bila virus tersebut aktif kembali, maka akan menyebabkan penyakit cacar api atau dampa, bukan lagi cacar air.

    Hingga kini, belum tahu pasti mekanisme di balik aktifnya lagi virus tersebut. Namun, berdasarkan laporan yang ada, bahwa sistem imun yang lemah menjadi penyebab utama virus tersebut aktif kembali.

     

    Gejala Herpes Zoster

    Herpes Zoster

    Gejala herpes zoster terbagi menjadi 2 tahapan yakni:

    A. Tahap Prodromal (Sebelum Muncul Ruam)

    • Gejala seperti flu
    • Nyeri di lokasi terinfeksi
    • Rasa tidak nyaman di perut
    • Sakit kepala, leher, punggung, dada
    • Kelenjar getah bening bengkak

    B. Tahap Aktif (Muncul Ruam dan Lepuh)

    • Timbul ruam dan plenting berisi cairan
    • Nyeri seperti tertusuk jarum
    • Sensitif terhadap cahaya
    • Sangat gatal
    • Luka lepuh mengering setelah 5-7 hari
    • Ruam hilang total setelah 2-4 minggu

     

    Pencegahan

    Herper zoster sendiri bukan penyakit menular. Namun, virus varisela zosternya sendiri yang dapat dengan mudah menular. Untuk itu, terdapat beberapa cara pencegahan seperti berikut:

    • Vaksinasi herpes zoster
    • Rutin cuci tangan
    • Hindari menggaruk ruam
    • Hindari kontak dengan penderita

     

    Pengobatan

    Herpes Zoster

    Mengutip dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), bahwa terdapat beberapa perawatan untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi herpes zoster. Di antaranya yaitu:

    1. Perawatan Mandiri

    Ada beberapa perawatan mandiri yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit satu ini seperti halnya:

    • Hindari mengoleskan salep antibiotik tanpa anjuran dokter
    • Gunakan pakaian longgar dan lembut
    • Jaga kebersihan ruam
    • Gunakan lotion calamin atau bedak bila gatal
    • Tetap mandi dan mengeringkan badan dengan handuk secara perlahan setelah mandi
    Baca Juga:  Varian India Kappa Virus Corona, Apakah Lebih Berbahaya?

    2. Perawatan Dokter

    Sejatinya, herpes zoster dapat sembuh dengan sendirinya. Tapi, untuk menghindari terjadinya komplikasi maka kalian tetap perlu memeriksakannya ke dokter. Berikut ini beberapa perawatan yang kerap dilakukan:

    • Pemberian obat antivirus
    • Pemberian obat anti nyeri
    • Pemberian obat topikal / oles

     

    Komplikasi

    Walau jarang terjadi, namun penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi seperti halnya:

    • Infeksi bakteri: bisa terjadi apabila ruam tidak terjaga kesterilannya
    • Postherpetic neuralgia: rasa nyeri parah yang berlangsung lama setelah ruam sembuh
    • Kebutaan: apabila terjadi peradangan zoster di areal mata
    • Ramsay-hunt syndrom: paralisis saraf wajah sehingga tampak menyeringai

     

    Kapan Harus ke Dokter?

    Periksakan ke dokter spesialis penyakit kulit apabila kalian mengalami beberapa kondisi seperti nyeri yang hebat, ruam dan juga luka lepuh yang parah, atau ruam di areal dekat mata.

    Bila kalian memiliki faktor risiko seperti yang telah kami sebutkan di atas seperti halnya telah berusia 50 tahun ke atas, pastikan juga untuk memeriksakannya ke dokter sebelum timbul komplikasi.

     

    Narasumber:

    dr. Erien Afrinia, Sp. DV

    Spesialis Dematovenerologi

    Primaya Hospital Semarang

    Referensi:

    • Recurrence rate of herpes zoster. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC6327089. Diakses pada 17 November 2023.
    • Shingles. https://www.nia.nih.gov/health/shingles. Diakses pada 17 November 2023.
    • Shingles. https://www.nhs.uk/conditions/shingles/. Diakses pada 17 November 2023.
    • Get the Shringrix vaccine if you are 50 or older. https://www.cdc.gov/shingles/multimedia/shringrix-50-older.html. Diakses pada 17 November 2023.
    • Shingles (herpes zoster). https://www.cdc.gov/shingles/index.html. Diakses pada 17 November 2023.
    • Shingles: Overview. https://www.aad.org/public/diseases/a-z/shingles-overview. Diakses pada 17 November 2023.
    • Zoster (shingles). https://www.immunize.org/askexperts/experts_zos.asp. Diakses pada 17 November 2023.
    • Shingles vaccination. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/shingles/public/shingrix/. Diakses pada 17 November 2023.
    • Neuroimmune. https://www.jneurosci.org/content/37/27/6408. Diakses pada 17 November 2023.
    • About the vaccine. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/shingles/hcp/shingrix/about-vaccine.html. Diakses pada 17 November 2023.
    • What everyone should know about Zostavax. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/shingles/public/zostavax/index.html. Diakses pada 17 November 2023.
    Share to :

    Buat Janji Dokter

    Promo

    Login to your account below

    Fill the forms bellow to register

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.