• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Penyakit Perikardial: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Penyakit Perikardial Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Ketika berbicara soal penyakit jantung, kebanyakan orang mungkin akan langsung mengacu pada serangan jantung, gagal jantung, atau jantung koroner. Tiga jenis penyakit jantung itu memang banyak dijumpai di masyarakat. Meski begitu, ada satu lagi penyakit terkait dengan jantung yang bisa menyebabkan masalah kesehatan serius, yakni penyakit perikardial.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Penyakit Perikardial

Jantung kita memiliki lapisan selubung atau kantong yang berfungsi melindungi jantung dari risiko infeksi serta menjaga jantung tetap di tempatnya. Penyakit perikardial adalah kondisi ketika lapisan yang dinamai perikardium tersebut mengalami peradangan atau inflamasi. Secara umum, penyakit ini biasanya ringan dan bisa hilang sendiri tanpa perawatan.

Namun ada pula kemungkinan penyakit yang juga disebut perikarditis ini menimbulkan komplikasi serius. Karena itu, dibutuhkan diagnosis dan penanganan sedini mungkin.

Penyakit perikardial bisa dikelompokkan berdasarkan gejalanya dan seberapa lama kondisi ini bertahan:

  • Akut: terjadi secara tiba-tiba dan biasanya bertahan selama 3 minggu.
  • Berulang: terjadi sekitar 4-6 minggu setelah mengalami penyakit perikardial akut.
  • Tak henti: muncul selama 4-6 minggu dan kurang dari 3 bulan dengan gejala berkelanjutan.
  • Kronis: berkembang secara perlahan dan bertahan lebih dari 3 bulan.

Biasanya perikarditis tidak berkembang menjadi kondisi serius. Kebanyakan pasien akan membaik dalam 7-10 hari. Masalah yang membuat penyakit perikardial lebih memerlukan perhatian antara lain:

  • Terjadi penumpukan cairan di kantong perikardial
  • Ada tekanan pada jantung dan jantung sulit memompa darah dalam jumlah memadai
  • Selubung jantung menjadi keras dan kaku sehingga jantung harus bekerja keras untuk memompa darah

 

Gejala

Gejala umum penyakit perikardial adalah nyeri tajam pada dada, tepatnya di bagian tengah dan bisa menjalar hingga leher, rahang, bahu, dan lengan. Sekitar 85-90 persen orang yang mengalami perikarditis merasakan nyeri dada, yang mirip dengan gejala serangan jantung. Ketika duduk atau mencondongkan badan ke depan, rasa nyeri itu akan sedikit mereda. Tapi saat berbaring rasa nyeri justru bertambah.

Gejala lainnya meliputi:

  • Demam ringan
  • Laju detak jantung meningkat
  • Kecapekan
  • Batuk-batuk
  • Napas pendek
Baca Juga:  Gagal Jantung Kongestif: Silent Killer yang Berbahaya

Ketika kondisi memburuk, bisa terjadi gejala berupa pembengkakan pada perut dan kaki serta tekanan darah rendah. Namun dalam beberapa kasus, penyakit perikardial tidak menunjukkan gejala apa pun.

 

Penyebab

Infeksi virus adalah penyebab penyakit perikardial paling umum. Penyebab infeksius lain termasuk:

  • Bakteri
  • Jamur
  • Parasit

Adapun penyebab non-infeksius meliputi:

  • Serangan jantung
  • Demam rematik
  • Artritis rheumatoid (peradangan sendi)
  • Lupus (penyakit autoimun)
  • Hipotiroidisme (kadar hormon tiroid lebih rendah dari normal)
  • Gangguan metabolisme
  • Penyakit genetis
  • Operasi jantung terbuka
  • Gagal ginjal
  • Cedera dada
  • Obat-obatan
  • Kanker metastasis (kanker yang telah menyebar dari lokasi asal)

Seringkali dokter tak dapat mengidentifikasi penyebab penyakit perikardial. Dalam hal ini, kondisi yang dialami pasien disebut perikarditis idiopatik.

 

Diagnosis

Dokter akan melihat riwayat medis pasien dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis penyakit perikardial. Saat menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara detak jantung, dokter bisa mendengarkan suara khas yang muncul dari lapisan selubung jantung yang mengalami peradangan.

Cara diagnosis lain termasuk:

  • Elektrokardiogram untuk mengecek sinyal kelistrikan yang membuat jantung berdetak
  • Tes darah untuk mengetahui apakah ada infeksi atau serangan jantung
  • Sinar-X dada untuk melihat perubahan bentuk dan ukuran jantung
  • Ekogram dengan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung saat sedang bekerja
  • Magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengungkap apakah ada penebalan, peradangan, atau perubahan lain pada pericardium
  • Computerized tomography (CT) scan dengan sinar-X untuk menghasilkan gambar dada dan jantung

 

Penanganan Kasus Penyakit Perikardial

Penanganan kasus penyakit perikardial bergantung pada tingkat keparahan gejala dan penyebab kondisi tersebut. Pilihan yang tersedia antara lain:

  • Obat-obatan: obat dan antibiotik untuk meredakan infeksi dan inflamasi serta obat khusus pereda nyeri
  • Perikardiosentesis: pengambilan cairan berlebih dari sekitar jantung dengan jarum steril dan kateter
  • Perikardektomi: prosedur bedah untuk mengangkat sebagian atau seluruh perikardium, biasanya untuk kasus penyakit perikardial kronis
Baca Juga:  Pengobatan Henti Jantung Mendadak

Selain itu, pasien akan disarankan melakukan tirah baring (bed rest) dan mengurangi aktivitas fisik untuk membantu meredakan tekanan pada jantung.

 

Komplikasi

Pasien penyakit perikardial bisa sembuh dengan atau tanpa perawatan, tapi tak tertutup kemungkinan terjadi komplikasi, seperti:

  • Perikarditis konstruktif kronis: terjadi luka dan penebalan pada lapisan selubung jantung sehingga mekanisme pemompaan jantung terganggu hingga mengakibatkan pembengkakan kaki dan perut serta sesak napas
  • Tamponade jantung: penumpukan cairan berlebih di perikardium yang menyebabkan penurunan tekanan darah drastis dan memerlukan penanganan darurat karena mengancam jiwa
  • Efusi perikardial: kondisi ketika terdapat cairan di sekeliling jantung

 

Pencegahan

Belum ada kesimpulan pasti mengenai cara mencegah penyakit perikardial, khususnya untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi virus. Namun Anda bisa mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi risiko mengalami gejala perikarditis akut dan mencegahnya berkembang menjadi kronis hingga memicu komplikasi.

Cara yang utama adalah mendapat diagnosis dan perawatan sedini dan secepat mungkin. Karena itu, diperlukan pemeriksaan medis oleh dokter ketika seseorang mengalami gejala yang diduga disebabkan oleh penyakit ini.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Gejala penyakit perikardial sering mirip dengan serangan jantung. Segera datangi dokter bila dada terasa nyeri seperti ditusuk dan bertambah sakit ketika berbaring atau mengambil napas dalam-dalam. Lebih baik mengambil langkah antisipasi dengan memeriksakan diri ke dokter daripada berspekulasi sendiri mengenai gejala yang dirasakan.

 

Narasumber

dr. Bambang Budiono, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FAPSIC, FSCAI

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Primaya Hospital Makassar

Referensi:

  • Pericardial Disease: Diagnosis and Management. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2878263/. Diakses 17 Oktober 2022
  • Pericardial Disease. https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circulationaha.105.561514. Diakses 17 Oktober 2022
  • Etiology of pericardial disease. https://www.uptodate.com/contents/etiology-of-pericardial-disease. Diakses 17 Oktober 2022
  • Pericarditis. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/conditions/pericarditis. Diakses 17 Oktober 2022
  • Diagnosing Pericarditis. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2002/1101/p1695.html. Diakses 17 Oktober 2022
  • Pericarditis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431080/. Diakses 17 Oktober 2022
  • Diagnosis of acute pericarditis. https://www.escardio.org/Journals/E-Journal-of-Cardiology-Practice/Volume-15/Diagnosis-of-acute-pericarditis. Diakses 17 Oktober 2022
Bagikan ke :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.