• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Penyakit Dermatomiositis: Peradangan Otot dan Kulit Autoimun

Dermatomiositis

Dermatomiositis adalah penyakit autoimun langka yang memengaruhi kulit dan otot, menyebabkan peradangan dan kelemahan. Penyakit ini dapat memengaruhi berbagai usia.

Gejala utama dermatomiositis termasuk ruam kulit khas dan kelemahan otot progresif, yang sering kali memengaruhi otot-otot tubuh bagian atas.

buat jani dokter primaya

Penyebab pasti dermatomiositis belum sepenuhnya dipahami, tetapi dapat melibatkan faktor genetik dan pemicu lingkungan seperti infeksi atau obat-obatan.

Mengenal Penyakit Dermatomiositis

Dermatomiositis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada kulit dan otot, serta mempengaruhi sistem tubuh lainnya.

Penyakit ini sering ditandai dengan ruam kulit merah ungu, terutama di area wajah, leher, dan tangan. Selain ruam, penderita mengalami kelemahan otot progresif, terutama pada otot-otot tubuh bagian atas dan pinggul.

Penyebab dermatomiositis masih belum diketahui secara pasti, namun faktor genetik dan lingkungan dianggap berperan dalam perkembangannya.

Gejala Penyakit Dermatomiositis

Gejala dermatomiositis bervariasi antara individu, tetapi umumnya mencakup ruam kulit dan kelemahan otot. Diagnosis dini sangat penting.

  • Ruam merah atau ungu di wajah, leher, atau tangan
  • Kelemahan otot, terutama di otot tubuh bagian atas
  • Kesulitan menaiki tangga atau berdiri dari posisi duduk
  • Pembengkakan atau nyeri pada otot
  • Nyeri sendi atau pembengkakan sendi
  • Keletihan atau kelelahan ekstrem
  • Kesulitan menelan atau berbicara

Penyebab Penyakit Dermatomiositis

Penyebab dermatomiositis belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor dianggap berkontribusi terhadap terjadinya penyakit ini. Berikut adalah penyebab utama dermatomiositis.

1. Gangguan Autoimun

Dermatomiositis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, terutama otot dan kulit. Sistem imun memproduksi antibodi yang menyerang protein tubuh yang sehat, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.

Gangguan autoimun ini dapat dipicu oleh faktor genetik dan lingkungan yang memengaruhi aktivitas sistem imun. Peradangan yang terjadi pada otot dan kulit menyebabkan kelemahan otot serta gejala ruam khas pada penderita.

2. Faktor Genetik

Faktor genetik memainkan peran penting dalam pengembangan dermatomiositis. Beberapa individu lebih rentan terhadap penyakit ini karena riwayat keluarga.

Meskipun tidak sepenuhnya diwariskan, mutasi gen tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan penyakit autoimun ini. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pola genetik tertentu dengan peningkatan kecenderungan terhadap dermatomiositis.

Faktor genetik ini berinteraksi dengan faktor lingkungan untuk memicu gejala penyakit pada individu yang rentan.

3. Pemicu Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan, seperti infeksi virus atau paparan bahan kimia tertentu, dapat memicu timbulnya dermatomiositis. Infeksi virus, seperti virus Epstein-Barr atau influenza, diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya peradangan otot.

Paparan bahan kimia berbahaya atau obat-obatan tertentu juga dapat memperburuk gejala atau memicu serangan pada individu yang rentan. Selain itu, stres fisik atau emosional dapat menjadi pemicu munculnya flare-up pada penderita dermatomiositis.

Baca Juga:  Herpes Zoster: Gejala, Pengobatan dan Pencegahan

4. Kanker atau Penyakit Terkait

Dermatomiositis dapat berhubungan dengan beberapa jenis kanker, terutama kanker paru-paru, payudara, dan ovarium. Pada beberapa kasus, dermatomiositis merupakan gejala awal dari kanker tersembunyi, dan sering disebut sebagai sindrom paraneoplastik.

Penderita dermatomiositis berisiko lebih tinggi mengembangkan kanker, dan pemeriksaan rutin sangat penting untuk mendeteksi kanker lebih dini.

Penyakit kanker dapat memperburuk kondisi dermatomiositis, sehingga penanganan kanker dan dermatomiositis perlu dilakukan secara bersamaan.

Cara Dokter Diagnosis Penyakit Dermatomiositis

Diagnosis dermatomiositis dimulai dengan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda khas, seperti ruam kulit dan kelemahan otot.

Dokter akan melakukan tes darah untuk mendeteksi antibodi spesifik, seperti anti-Jo-1, yang sering muncul pada penderita dermatomiositis.

Biopsi kulit atau otot dapat dilakukan untuk memeriksa peradangan dan kerusakan jaringan pada penderita dermatomiositis. Pemeriksaan pencitraan, seperti MRI, dapat digunakan untuk menilai peradangan pada otot dan membantu diagnosis lebih lanjut.

Cara Mengobati Penyakit Dermatomiositis

Dermatomiositis adalah penyakit autoimun yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, perawatan dapat membantu mengelola gejala dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa cara mengobati dermatomiositis.

1. Pengobatan dengan Kortikosteroid

Kortikosteroid seperti prednison digunakan untuk mengurangi peradangan pada kulit dan otot. Obat ini diberikan dalam dosis tinggi.

Pengobatan dengan kortikosteroid efektif untuk mengurangi gejala akut dan menstabilkan kondisi penderita. Dosis dikurangi secara bertahap.

Namun, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping, seperti osteoporosis dan diabetes. Pemantauan rutin diperlukan. Dokter akan menyesuaikan dosis untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan peradangan dan mencegah efek samping.

2. Terapi Imunosupresan

Imunosupresan seperti methotrexate atau azathioprine digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan.

Obat ini membantu mengurangi gejala dan mencegah flare-up, terutama pada penderita dengan respons yang tidak memadai terhadap kortikosteroid.

Terapi imunosupresan memerlukan pengawasan medis ketat, karena dapat menurunkan kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.

Pemantauan tes darah secara rutin sangat penting untuk mendeteksi potensi efek samping, seperti kerusakan hati atau ginjal.

3. Terapi Fisik dan Rehabilitasi

Fisioterapi dan terapi okupasi sangat penting untuk meningkatkan kekuatan otot dan fleksibilitas tubuh yang terpengaruh. Terapi ini membantu penderita mengembalikan fungsi tubuh dan meningkatkan kualitas hidup, meski gejala otot tidak sepenuhnya hilang.

Latihan dilakukan secara bertahap untuk mengurangi kekakuan sendi dan meningkatkan mobilitas tanpa menyebabkan cedera atau kelelahan.

Baca Juga:  Cara Mencegah Sunburn agar Kulit Tidak Terbakar Sinar Matahari

Penderita juga diajarkan teknik untuk mengelola nyeri dan beradaptasi dengan keterbatasan fisik mereka dalam aktivitas sehari-hari.

4. Pengobatan Topikal dan Pelindung Kulit

Krim atau salep topikal, seperti kortikosteroid, dapat digunakan untuk meredakan ruam kulit dan mengurangi peradangan. Penggunaan tabir surya dan pelindung kulit lainnya juga sangat dianjurkan untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.

Pada penderita dengan ruam kulit yang lebih parah, dokter mungkin akan meresepkan salep yang lebih kuat atau fototerapi.

Pemantauan kulit dilakukan secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi atau perubahan lainnya yang mungkin membutuhkan perawatan tambahan.

Komplikasi Penyakit Dermatomiositis

Dermatomiositis dapat menyebabkan komplikasi serius pada otot, kulit, dan organ internal, yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, seperti interstisial lung disease, yang mengurangi kapasitas pernapasan.

Gangguan jantung, seperti aritmia atau gagal jantung, juga dapat terjadi pada penderita dermatomiositis, mengancam kesehatan jantung.

Selain itu, risiko kanker meningkat pada penderita dermatomiositis, terutama kanker paru-paru, payudara, dan ovarium. Pemantauan rutin sangat penting.

Pencegahan Penyakit Dermatomiositis

Dermatomiositis adalah penyakit autoimun yang tidak dapat dicegah sepenuhnya. Namun, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko serangan atau memperburuk gejala.

  • Menghindari paparan sinar matahari langsung
  • Menggunakan tabir surya dengan SPF tinggi
  • Mengelola stres dengan teknik relaksasi
  • Menghindari infeksi atau penyakit yang dapat memicu flare-up
  • Menghindari obat-obatan yang dapat memperburuk gejala
  • Melakukan pemeriksaan rutin untuk deteksi dini komplikasi
  • Menerapkan pola makan sehat dan bergizi

Kapan Harus ke Dokter

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami ruam kulit yang tidak sembuh atau semakin memburuk.

Kunjungi dokter jika Anda merasakan kelemahan otot yang progresif atau kesulitan dalam bergerak, terutama di tubuh bagian atas.

Periksakan ke dokter jika Anda mengalami sesak napas, batuk persisten, atau masalah pernapasan lainnya yang mengganggu aktivitas sehari-hari

Narasumber:

dr. Aris Aryadi Tjahjadi Oedi, Sp. KK

Spesialis Kulit dan Kelamin

Primaya Hospital Betang Pambelum

Referensi:

  • Dermatomiositis – Gejala, penyebab dan mengobatihttps://www.alodokter.com/dermatomiositis Diakses 1 Mei 2025
  • Dermatomyositis – Symptoms & causeshttps://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dermatomyositis/symptoms-causes/syc-20353188ย Diakses 1 Mei 2025
  • Dermatomyositis: Symptoms, Causes & Treatmentshttps://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15701-dermatomyositis Diakses 1 Mei 2025
  • Dermatomyositis | Johns Hopkins Medicinehttps://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/dermatomyositis Diakses 1 Mei 2025
  • Dermatomyositis – StatPearls – NCBI Bookshelfhttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558917/ย Diakses 1 Mei 2025
  • Dermatomyositis – MedlinePlus Medical Encyclopediaย https://medlineplus.gov/ency/article/000839.htm Diakses 1 Mei 2025
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below