Banyak jenis bakteri yang mampu menginfeksi kulit manusia, salah satunya yaitu bakteri dari golongan Streptococcus & Staphylococcus yang menyebabkan selulitis. Sering kali disepelekan, namun penyakit ini cukup berbahaya, apalagi dapat mengakibatkan kematian apabila tidak mendapatkan perawatan sedini mungkin.
Ada banyak tanda-tanda selulitis yang dapat diderita seseorang. Salah satunya yaitu kulit bengkak kemerahan dan tak kunjung sembuh dalam waktu lama. Infeksi juga dapat membuat penderitanya demam berkepanjangan. Yuk cari tahu tentang selulitis sekaligus penyebab hingga cara pengobatannya!
Apa Itu Selulitis?
Selulitis yaitu infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri dari golongan Streptococcus & Staphylococcus. Umumnya, kondisi ini sering kali muncul di area kaki, namun juga bisa menjangkit bagian tubuh lain seperti perut, wajah, bahkan di area mata.
Tak hanya pada permukaan kulit, infeksi juga kerap menyerang area jaringan bawah permukaan kulit. Saat seseorang memiliki luka entah itu luka goresan atau sayatan, maka potensi untuk terkena selulitis jauh lebih besar karena bakteri akan mudah masuk sekaligus dapat lebih leluasa berkembang biak.
Infeksi ini juga dapat terjadi pada kulit tanpa luka. Penyembuhannya dapat menjadi lebih sulit saat penderita memiliki komorbid, contohnya diabetes. Â
Infeksi bisa menyebar ke aliran pembuluh darah, lapisan bagian dalam kulit, hingga menjalar ke kelenjar getah bening.
Oleh karena itu, kondisi ini tergolong sebagai penyakit berisiko yang dapat mengancam nyawa. Komplikasinya pun sangat bervariasi yaitu diantaranya endokarditis, bakteremia, hingga sepsis. Jadi, penderita penyakit ini harus sesegera mungkin mendapatkan penanganan dan perawatan dari dokter.
Nama | Selulitis |
Gejala Utama | Bengkak kemerahan pada kulit, bernanah, bintik-bintik merah |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis kulit (dermatologi) |
Penyebab Utama | Infeksi bakteri dari golongan Streptococcus & Staphylococcus |
Diagnosis | Pemeriksaan darah, pemeriksaan kultur jaringan, dan juga tes pencitraan |
Faktor Risiko | Punya riwayat selulitis, penderita diabetes, penderita limfedema |
Pengobatan | Pemberian antibiotik, operasi |
Pencegahan | Jaga kebersihan tangan, bersihkan luka, gunakan alas kaki saat keluar rumah |
Komplikasi | Sepsis, infeksi aliran darah, limfadenitis |
Faktor Risiko
Seseorang dapat terkena selulitis dengan potensi risiko yang lebih besar apabila mereka punya beberapa kondisi seperti di bawah ini:
- Punya riwayat selulitis
- Penderita diabates
- Penderita limfedema
- Konsumsi obat immmunosupresan
- Punya berat badan berlebih
- Punya penyakit kulit tertentu
- Sistem imun tubuh rendah
- Sedang menjalani kemoterapi
- Sirkulasi yang buruk pada area tubuh
Penyebab Selulitis
Bakteri dari golongan Streptococcus & Staphylococcus menjadi bakteri yang paling banyak menyebabkan selulitis. Namun, ada juga beberapa golongan bakteri lain juga bisa menjadi penyebab penyakit infeksi seperti:
- Pasteurella multocida
- Pseudomonas aeruginosa
- Aeromonas hydrophillia
- Hemophilus influenzae
- Vibrio vulnificus
Bakteri tidak serta merta dapat menginfeksi kulit begitu saja. Umumnya, bakteri hanya dapat menginfeksi apabila mereka dapat masuk ke dalam jaringan kulit apabila kulit memiliki goresan, luka, ataupun gigitan serangga.
Gejala Selulitis
Ada beberapa macam keluhan yang dapat diderita oleh penderita selulitis. Di antaranya yaitu:
- Kulit bengkak dan kemerahan
- Kulit melepuh
- Nyeri pada bagian yang terinfeksi
- Luka sulit sembuh
- Terasa agak lunak bila disentuh
- Demam
- Bernanah
Cara Dokter Mendiagnosis
Serangkaian metode kerap dokter gunakan untuk mendiagnosis apakah seseorang terkena penyakit ini atau tidak. Di antaranya yaitu:
- Tanya jawab seputar gejala dan penyebab yang mungkin menjadi pemicunya.
- Cek riwayat kesehatan pasien.
- Pemeriksaan fisik dengan melihat dan mengidentifikasi area kulit yang terinfeksi.
- Tes darah guna mengetahui apakah terdapat infeksi ataukah tidak.
- Pencitraan seperti MRI, CT Scan, USG, rontgen, atau lainnya untuk melihat apakah infeksi menyebar atau tidak.
- Tes kultur guna mengenali apa saja golongan bakteri yang menyebabkan infeksi.
Pencegahan Selulitis
Risiko terkena penyakit ini bisa Anda cegah dengan melakukan beberapa macam metode pencegahan seperti berikut:
- Selalu jaga kebersihan tubuh, khususnya kaki dan tangan dengan rajin cuci tangan.
- Jika terluka, pastikan untuk membersihkannya hingga steril.
- Jaga kelembaban area kulit dengan pelembab.
- Jaga berat badan agar selalu ideal guna terhindar dari obesitas dan limfedema.
- Potong kuku dan cukur rambut dengan hati-hati agar jangan sampai terluka.
- Gunakan alas kaki apabila bepergian ke luar rumah.
Selalu periksakan secara rutin ke dokter apabila memiliki penyakit kronis seperti HIV/AIDS, diabetes, atau leukemia.
Bagi penderita diabetes, penting sekali untuk mencegah terjadinya luka dengan cara rutin mengoleskan pelembab, menggunakan alas kaki, dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Pengobatan Selulitis
Tujuan utama pengobatan selulitis yaitu agar infeksinya terhenti. Dengan begitu, tubuh akan mulai melakukan regenerasi dengan menutup luka maupun mengembalikan kondisi kulit seperti sedia kala. Berikut beberapa perawatan yang kerap dokter lakukan:
- Pemberian antibiotik: contohnya dengan clindamycin, golongan penicilin, makrolid, atau dengan sefalosporin. Terapi antibiotik bervariasi sesuai gejala, namun biasa berkisar antara 5 hari hingga  2 minggu.
- Obat anti nyeri: pemberian obat seperti ibuprofen dan paracetamol sangat berguna dalam mengatasi rasa nyeri yang timbul akibat infeksi serta mengurangi demam.
- Operasi: operasi bertujuan untuk membersihkan sel-sel kulit yang mati dan mengeluarkan nanah sehingga pemulihan lebih optimal.
Komplikasi
Dikutip dari Healthline, ini dia beberapa komplikasi dari selulitis:
- Sepsis
- Limfadenitis
- Infeksi aliran darah
- Infeksi kelenjar getah bening
- Gangrene
- Infeksi tulang
Kapan Harus ke Dokter?
Segera kunjungi dokter spesialis kulit (dermatologi) guna mendapatkan pengobatan dini apabila Anda mendapati gejala selulitis yang meluas dengan cepat dan disertai dengan demam menggigil.
Narasumber:
dr. Yasmina Diah Kumala, Sp. KK
Spesialis Kulit dan Kelamin
Primaya Hospital Depok
Referensi:
- Cellulitis complications. https://www.healthline.com/health/cellulitis-complications. Diakses pada 06 Juni 2024.
- Erysipelas and cellulitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK303996/. Diakses pada 06 Juni 2024.
- Cellulitis. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/cellulitis. Diakses pada 06 Juni 2024.
- Cellulitis. https://www.healthline.com/health/cellulitis#risk-factors. Diakses pada 06 Juni 2024.
- Cellulitis. https://www.sepsis.org/sepsisand/cellulitis/. Diakses pada 06 Juni 2024.
- Cellulitis. https://www.nhs.uk/conditions/cellulitis/. Diakses pada 06 Juni 2024.