
Infeksi jamur bisa menjadi masalah kesehatan yang serius hingga membahayakan keselamatan jiwa seseorang. Salah satu solusi efektif yang sering direkomendasikan para dokter adalah penggunaan voriconazole. Obat ini telah terbukti secara ilmiah mampu melawan berbagai jenis infeksi jamur yang sulit diatasi dengan obat lain.
Apa Itu Voriconazole?
Voriconazole adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi beragam infeksi jamur. Obat yang awalnya dikembangkan oleh perusahaan Pfizer ini bekerja dengan cara menghambat enzim 14ฮฑ-demethylase yang berperan dalam pembentukan ergosterol, komponen penting dalam membran sel jamur.
Dengan menghambat enzim tersebut, voriconazole merusak membran sel jamur sehingga menghambat pertumbuhannya dan akhirnya membunuh jamur tersebut. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi jamur serius seperti aspergilosis invasif, kandidiasis esofagus, dan infeksi jamur lain yang tak bisa diatasi dengan terapi standar.
Dalam suatu penelitian di International Journal of Antimicrobial Agents, voriconazole diketahui menunjukkan aktivitas yang sangat baik dalam melawan berbagai spesies Aspergillusย dan Candida. Selain itu, obat yang tersedia dalam bentuk oral dan injeksi intravena (infus) ini mampu menjangkau ke dalam jaringan tubuh, termasuk otak, sehingga efektif dalam pengobatan infeksi yang sulit dijangkau oleh obat antijamur lain.
Manfaatย ย
Voriconazole memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya obat pilihan dalam pengobatan infeksi jamur. Salah satu manfaat utamanya adalah cakupan efektivitasnya yang luas dalam mengatasi infeksi berbagai spesies jamur. Ini termasuk jamur yang sering menimbulkan infeksi serius pada pasien dengan sistem imun yang lemah, seperti pasien kanker atau penerima transplantasi organ.
Obat ini antara lain digunakan untuk mengatasi infeksi jamur berikut ini:
- Aspergilosis invasif, yakni infeksi jamur serius yang sering menyerang pasien dengan sistem kekebalan tubuh lemah
- Kandidiasis yang resistan terhadap terapi standar, termasuk fluconazole
- Infeksi jamur serius dari Scedosporium apiospermumdanย Fusarium spp
Voriconazole juga bisa diresepkan untuk pencegahan infeksi jamur invasif pada penerima transplantasi sumsum tulang yang berisiko tinggi.
Dosis dan Aturan Pakaiย ย
Dosis voriconazole harus disesuaikan berdasarkan jenis infeksi serta usia dan berat badan pasien. ย Berikut ini panduan yang umum:
Dewasa Intravena:
- Dosis awal (loading dose): 6 mg/kg setiap 12 jam selama 24 jam pertama
- Dosis pemeliharaan: 4 mg/kg setiap 12 jam
Dewasa Oral:
- Berat badan kurang dari 40 kg: 100 mg per 12 jam
- Berat badan sedikitnya 40 kg: 200 mg per 12 jam
Anak-anak (2-12 tahun): 9 mg/kg setiap 12 jam sebagai dosis awal, diikuti dengan 8 mg/kg setiap 12 jam
Jika ada dosis yang terlewat, segera minum dosis yang terlewat begitu mengingatnya. Namun, bila telah mendekati waktu untuk dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan lanjutkan jadwal dosis yang biasa. Jangan mengonsumsi dosis ganda untuk menggantikan dosis yang terlewat.
Bagaimana Cara Menggunakan ?
Penggunaan voriconazole harus sesuai dengan resep dokter untuk mencegah efek samping serius. Voriconazole tersedia dalam dua bentuk sediaan, yakni oral dan larutan infus. Jenis obat oral sebaiknya dikonsumsi minimal satu jam sebelum atau sesudah makan karena makanan dapat mengurangi penyerapan obat.
Jika menggunakan bentuk larutan infus, obat ini harus diberikan secara perlahan melalui infus intravena. Sebelum menggunakan obat ini, penting untuk melakukan pemeriksaan fungsi hati dan pemantauan kadar obat dalam darah, terutama bagi pasien dengan risiko tinggi atau yang sedang mengonsumsi obat lain.
Cara Penyimpananย ย
Penyimpanan voriconazole harus dilakukan dengan benar untuk menjaga stabilitas dan efektivitas obat. Voriconazole bentuk sediaan oral sebaiknya disimpan pada suhu kamar serta jauh dari sinar matahari langsung dan kelembapan. Sementara itu, larutan infus harus disimpan dalam lemari es dan digunakan dalam jangka waktu tertentu setelah dibuka sesuai dengan petunjuk pada kemasan.
Interaksi Voriconazole dengan Obat Lain
Voriconazole memiliki potensi interaksi dengan banyak obat. Beberapa interaksi yang perlu diperhatikan termasuk:
- Meningkatkan risiko efek samping voriconazole: ritonavir dan fluconazole
- Menurunkan efektivitas voriconazole: rifampisin, carbamazepin, dan fenobarbital
- Meningkatkan risiko perdarahan: antikoagulan seperti warfarin
Informasikan kepada dokter tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk obat resep, obat bebas, dan suplemen herbal.
Peringatan dan Perhatian Menggunakanย ย
Sebelum menggunakan voriconazole, ada beberapa peringatan yang perlu diperhatikan. Pasien dengan riwayat gangguan fungsi hati atau ginjal harus menggunakan obat ini dengan hati-hati. Selain itu, voriconazole tidak dianjurkan untuk digunakan selama kehamilan kecuali manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi pada janin.
Pemeriksaan rutin fungsi hati juga sangat dianjurkan selama pengobatan karena voriconazole dapat mempengaruhi kondisi hati. Jika terjadi gejala seperti mual, muntah, atau penyakit kuning, segera hubungi dokter. Jika mengalami gejala reaksi alergi, seperti ruam, gatal, bengkak, atau kesulitan bernapas, segera hentikan penggunaan dan hubungi dokter.
Efek Samping dan Bahayaย ย
Efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan voriconazole antara lain:
- Mual dan muntah
- Mulut kering
- Diare
- Sakit kepala
- Ruam kulit
- Gangguan penglihatan
Efek samping yang lebih serius, meskipun jarang, antara lain:
- Demam
- Menggigil
- Perut nyeri
- Kehilangan selera makan
- Kelelahan ekstrem
- Kerusakan hati
- Masalah jantung
- Reaksi alergi yang parah
- Halusinasi visual
Alternatif Obat Sejenisย ย
Jika tak dapat menggunakan voriconazole, ada beberapa alternatif antijamur yang tersedia, seperti:
- Posaconazole
- Isavuconazole
- Caspofungin
- Micafungin
- Fluconazole
- Itraconazole
Setiap alternatif memiliki tingkat efektivitas dan keamanan yang berbeda sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi pasien masing-masing.
Kapan Harus ke Dokter?
Saat menggunakan voriconazole, konsultasi dengan dokter diperlukan secepatnya jika mengalami:
- Gangguan penglihatan yang signifikan
- Gejala kerusakan hati (mual, muntah, nyeri perut, mata kuning)
- Ruam kulit yang parah
- Demam berkelanjutan
Narasumber:
Apt. Nella Yulia Marpaung, S. Farm
Apoteker
Primaya Hospital Inco Sorowako
Referensi:
- Voriconazole: A New Triazole Antifungal Agent. https://academic.oup.com/cid/article-abstract/36/5/630/454409?redirectedFrom=fulltext. Diakses 26 Desember 2024
- voriconazole (Rx). https://reference.medscape.com/drug/vfend-voriconazole-342598. Diakses 26 Desember 2024
- Voriconazole Dosage. https://www.drugs.com/dosage/voriconazole.html. Diakses 26 Desember 2024
- Voriconazole. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a605022.html. Diakses 26 Desember 2024
- Voriconazole versus Amphotericin B for Primary Therapy of Invasive Aspergillosis. https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa020191. Diakses 26 Desember 2024
- Pharmacokinetic/pharmacodynamic analysis of voriconazole against Candida spp. and Aspergillus spp. in children, adolescents and adults by Monte Carlo simulation. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0924857916300565. Diakses 26 Desember 2024