• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Keringat Dingin: Penyebab dan Cara Mengatasi Secara Cepat

keringat dingin

Keringat dingin adalah fenomena yang sering membuat kita merasa tidak nyaman dan khawatir. Biasanya keringat dingin muncul ketika tubuh merespons situasi seperti stres, kecemasan, atau bahkan kondisi medis tertentu. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab keringat dingin dan cara mengatasinya, juga gejala lain yang kerap menyertai dan perlu diperhatikan.

Apa Itu Keringat Dingin

Keringat adalah respons alami tubuh untuk mendinginkan diri ketika suhu tubuh meningkat, misalnya saat berolahraga atau berada di lingkungan panas. Keringat ini umumnya terasa hangat dan membantu menurunkan suhu kulit melalui penguapan. Adapun dikutip dari Medical News Today, keringat dingin adalah kondisi ketika keringat muncul secara tidak normal yang disertai rasa dingin, menggigil, atau kulit yang terasa lembap dan pucat meskipun suhu lingkungan tidak panas dan tidak ada aktivitas fisik yang berat.

Perbedaan mendasar antara keringat biasa dan keringat dingin terletak pada pemicunya. Keringat biasa dipicu oleh aktivitas kelenjar ekrin di seluruh tubuh untuk pengaturan suhu. Sedangkan keringat dingin seringkali merupakan tanda stres signifikan pada tubuh, baik fisik maupun psikologis.

Penting juga untuk membedakan keringat dingin dengan keringat malam (night sweats). Seperti dijelaskan NHS, keringat malam adalah episode keringat berlebihan yang terjadi saat tidur dan cukup parah hingga bisa membasahi pakaian tidur dan seprai, bahkan ketika kamar tidur dalam kondisi sejuk. Sedangkan keringat dingin dapat terjadi kapan saja, tidak terbatas pada saat tidur.

Penyebab Keringat Dingin

Keringat dingin bukanlah suatu kondisi medis tersendiri, melainkan gejala dari masalah yang mendasarinya. Memahami penyebab ini sangat penting untuk menentukan cara mengatasi keringat dingin secara tepat. Berikut ini sejumlah pemicu yang umum:

Respons “lawan atau lari” (fight-or-flight)

Ini salah satu penyebab keringat dingin yang paling umum. Ketika tubuh merasakan tekanan atau ancaman, baik yang nyata maupun menurut persepsi orang itu sendiri, sistem saraf simpatik akan aktif secara otomatis. Respons ini melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Akibatnya, detak jantung meningkat, pernapasan lebih cepat, otot menegang, dan kelenjar keringat diaktifkan hingga memicu keluarnya keringat meskipun terasa dingin.

Stres dan kecemasan

Kondisi seperti serangan panik, fobia sosial, atau gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder/GAD) dapat menyebabkan keringat dingin karena memicu stres. Orang dengan GAD sering merasa tegang dan cemas secara terus-menerus, bahkan tanpa alasan yang jelas, yang dapat memicu gejala fisik seperti keringat dingin.

Baca Juga:  Famotidine: Dosis, Efek Samping, dan Aturan Pakainya

Kondisi medis mendesak dan serius

Beberapa penyebab keringat dingin bisa menjadi tanda kondisi medis yang serius dan memerlukan perhatian medis segera:

  • Syok yang terjadi ketika organ tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen atau darah, misalnya akibat cedera parah, reaksi alergi ekstrem, atau infeksi.
  • Serangan jantung, bisa disertai gejala lain seperti nyeri atau tekanan di dada yang menjalar ke leher, rahang, punggung, atau lengan, sesak napas, pusing, serta mual.
  • Infeksi, terutama saat demam mulai turun
  • Sepsis atau respons kekebalan tubuh yang parah terhadap infeksi yang dapat menyebabkan peradangan luas dan mengganggu aliran darah hingga memicu keringat dingin. Sepsis tergolong kondisi yang mengancam jiwa.
  • Hipoksia atau kekurangan oksigen yang bisa memicu stres dan keluarnya keringat dingin.

Kondisi medis lain

Selain kondisi mendesak, ada beberapa penyebab keringat dingin lain yang mungkin tidak mengancam jiwa secara langsung tapi tetap memerlukan perhatian:

  • Penyakit tiroid (kelenjar gondok)
  • Hipoglikemia (gula darah rendah)
  • Hipotensi (tekanan darah rendah)
  • Menopause dan perubahan hormonal
  • Migrain
  • Hiperhidrosis (kondisi keringat berlebihan dan tidak terduga)
  • Efek samping obat
  • Penarikan diri dari narkoba atau alkohol

Gejala yang Sering Menyertai Keringat Dingin

Keringat dingin kerap disertai gejala lain yang bisa membantu mengidentifikasi penyebab keringat dingin yang mendasari. Di antaranya:

  • Badan lemas atau kelelahan
  • Kulit pucat dan lembab
  • Mual atau muntah
  • Pusing atau pingsan
  • Gemetar atau menggigil
  • Napas cepat atau sesak napas
  • Nyeri di area tertentu, seperti nyeri dada pada serangan jantung
  • Perubahan kesadaran atau kebingungan
  • Jantung berdebar (palpitasi)

Cara Mengatasi Keringat Dingin

Cara mengatasi keringat dingin yang paling efektif adalah dengan menangani penyebab keringat dingin yang mendasarinya. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan secara medis. Namun ada beberapa langkah cepat yang bisa dilakukan untuk meredakan ketidaknyamanan dan penanganan jangka panjang untuk mencegahnya.

  • Minum air putih atau cairan elektrolit karena dehidrasi dapat memperburuk keringat dingin dan gejala penyertanya.
  • Istirahat dan menenangkan diri misalnya dengan mencari tempat yang nyaman untuk duduk atau berbaring.
  • Terapkan teknik pernapasan dalam dengan menarik napas panjang sebelum mengembuskannya jika merasa ada gangguan kecemasan.
  • Mengenakan pakaian yang longgar dan berbahan mudah menyerap keringat.
  • Menggunakan kompres dingin di leher, pergelangan tangan, atau ketiak untuk membantu mendinginkan tubuh dan meredakan sensasi tidak nyaman.
Baca Juga:  Gejala Arteritis Takayasu yang Harus Anda Ketahui

Untuk mencegah keringat dingin yang berulang, terutama jika pemicunya adalah stres, kecemasan, atau gaya hidup, ada beberapa perubahan kebiasaan yang bisa membantu:

  • Manajemen stres dan kecemasan jika pemicunya faktor psikologis
  • Melatih teknik pernapasan dalam, meditasi, yoga, atau tai chi sebagai cara relaksasi
  • Olahraga teratur, bisa berupa jalan kaki atau joging yang ringan
  • Memastikan tidur yang cukup dan berkualitas
  • Mencari dukungan sosial dari teman dan keluarga jika penyebab keringat dingin terkait dengan masalah psikologis
  • Minum air yang cukup sepanjang hari

Jika keringat dingin disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari, penanganan akan difokuskan pada pengobatan kondisi tersebut. Misalnya:

  • Terapi penggantian hormon
  • Obat antivirus atau antibiotik
  • Pemberian makanan atau minuman tinggi gula disertai penanganan masalah kadar gula rendah
  • Obat antiperspiran, suntik botox, hingga terapi arus listrik untuk masalah keringat berlebihan
  • Psikoterapi untuk masalah gangguan kecemasan

Kapan ke Dokter

Keringat dingin tidak selalu menandakan masalah kesehatan serius. Tapi sebaiknya tidak mengabaikannya bila kerap muncul, terutama jika disertai gejala lain seperti badan lemas dan nyeri di bagian tertentu. Segera cari pertolongan medis jika mengalami keringat dingin bersamaan dengan nyeri dada, sesak napas, pusing parah, atau perubahan kesadaran. Pemahaman yang tepat tentang penyebab dan cara mengatasi keringat dingin yang efektif akan membantu upaya menjaga kesehatan dan kualitas hidup setiap individu.

Narasumber:

dr. Lutfie, Sp.PD, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam

Primaya Evasari Hospital

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below