
Pernahkah Anda mengalami sensasi ingin BAB namun setelah di WC ternyata tidak mau keluar juga? Jika hal ini terjadi, maka bisa jadi Anda mengalami gejala medis yang bernama tenesmus.
Nah, buat yang ingin tahu secara lebih mendalam apa itu tenesmus dan bagaimana cara mengatasinya, maka silakan simak terlebih dahulu rinciannya berikut ini!
Apa Itu Tenesmus?
Tenesmus ย yaitu kondisi ketika seseorang merasa ingin BAB (Buang Air Besar) terus menerus tapi tidak mau keluar atau hanya keluar sangat sedikit. Jadi, kondisi ini akan membuat seseorang bolak balik ke toilet padahal tidak ada atau hanya sedikit saja tinja yang keluar.
Tentunya, kondisi ini sangatlah mengganggu dan membuat penderitanya tidak nyaman. Terlebih, jika sedang dalam kondisi penting, pastinya hal ini akan membuat masalah tersendiri bagi si penderita.
Selain gejala berupa sensasi ingin BAB, tenesmus juga terkadang disertai dengan beberapa gejala lainnya. Contohnya perut kembung, kram, gatal-gatal, nyeri dubur, maupun perdarahan pada rektum.
Penyebabnya sendiri sebenarnya belum pasti. Namun beberapa peneliti menduga bahwa ini terjadi karena adanya iritasi atau peradangan pada saluran pencernaan. Akibatnya, saraf somatik usus akan terangsang sehingga memberikan kontraksi seperti halnya keinginan buang air besar.
Nama | Tenesmus |
Gejalaย Utama | Perasaanย inginย BABย tapiย tidakย mauย keluar |
Dokterย Spesialis | Dokterย spesialisย penyakitย dalam |
Penyebabย Utama | Radangย usus,ย diareย kronis,ย rektokel,ย kolitisย iskemik |
Diagnosis | Wawancaraย medis,ย pemeriksaanย fisik,ย danย USGย perut,ย rontgenย perut |
Faktorย Risiko | Infeksi,ย gangguanย pencernaan,ย kankerย rektum |
Pengobatan | Pengobatanย akanย menyesuaikanย denganย penyebabnya |
Pencegahan | Belumย adaย metodeย pencegahanย yangย pasti |
Komplikasi | Fisuraย ani,ย ketidaknyamananย terusย menerus,ย komplikasiย penyakit |
Faktor Risiko dan Penyebab Tenesmus
Penyebab utama mengapa seseorang mengalami tenesmus masih belum bisa dipastikan. Akan tetapi, para ahli menduga bahwa iritasi dan perfadangan pada saluran cerna bisa menjadi salah satu penyebab yang memungkinkannya.
Jadi, ketika saluran cerna mengalami iritasi dan peradangan, maka saraf somatik pada usus akan terangsang yang membuat kontraksi otot polos usus. Jadi, akan timbul sensasi seperti ingin BAB namun tidak mau keluar.
Mengutip dari Healthline, bahwa beberapa faktor dan penyebab yang menjadikan seseorang lebih berisiko mengalami tenesmus. Di antaranya yaitu:
- Infeksi bakteri, virus, atau pun parasit tertentu bisa mengiritasi saluran pencernaan.
- Radang usus. Kondisi ini bisa disebabkan karena penyakit tertentu seperti Crohn disease atau kolitis ulseratif.
- Sembelit dan diare kronis. Kondisi ini tentunya dapat memicu iritasi pada rektum sehingga secara tidak langsung menyebabkan tenesmus.
- PMS (Penyakit Menular Seksual). Kondisi juga dapat mengakibatkan peradangan pada rektum.
- Penyakit lainnya. Contohnya ada kanker/tumor kolorektal, gastgroenteritis, rektokel, wasir prolaps, gangguan dasar panggul, penyakti divertikular.
Selain itu, seseorang yang sedang panik atau memiliki gangguan kecemasan juga sering kali merasakan hal ini. Mereka merasa ingin buang air besar namun tidak bisa-bisa keluar sehingga bolak balik ke toilet.
Gejala Tenesmus
Selain gejala utama berupa keinginan BAB tersebut, pendnerita kondisi ini juga mungkin akan mengalami gejala-gejala lainnya seperti halnya berikut ini:
- Kram perut.
- Nyeri dubur.
- Sering kentut.
- Kembung
- Perdarahan pada rektum.
Tenesmus kronis memang bisa disertai dengan buang air besar berdarah. Jadi, Anda perlu untuk sesegera memeriksakannya ke dokter apabila memang sering mengalami hal tersebut karena bisa menjadi pertanda penyakit berbahaya.
Cara Dokter Mendiagnosis
Karena cukup banyak penyebab dari gejala tenesmus ini, maka dokter akan mengidentifikasi secara lengkap dan menyeluruh atas kondisi ini. Beberapa di antaranya yaitu dengan cara:
- Wawancara medis untuk menanyakan asal muasal terjadinya kondisi ini, keluhan, dan riwayat kesehatan pasien.
- Pemeriksaan fisik seperti halnya dengan colok dubur (pemeriksaan rektum digital).
- Kolonoskopi atau sigmoidoskopi. Bertujuan untuk melihat kondisi rektum dan juga usus besar.
- Kerap dokter lakukan jika dokter menduga adanya kanker atau tumor di saluran pencernaan.
- Prosedur kultur feses. Biasa dilakukan juga dengan pemeriksaan sampel darah untuk mengetahui adanya bakteri penyebab infeksi pada saluran cerna.
Pencegahan Tenesmus
Sejatinya, belum ada metode pencegahan yang pasti untuk kondisi ini. Mengingat penyebabnya berbeda, maka pencegahannya pun berbeda-beda satu sama lain. Namun, Anda tetap bisa melakukan metode pencegahan seperti berikut ini:
- Hindari faktor risiko yang memang bisa dihindari. Contohnya dengan menghindari seks bebas.
- Jaga pola makan yang sehat sehingga terhindar dari sembelit maupun diare kronis.
- Jika memiliki infeksi saluran pencernaan, maka segera obati sebelum gejala bertambah parah.
- Cukupi kebutuhan air agar jangan sampai dehidrasi.
Pengobatan Tenesmus
Pengobatannya pun akan menyesuaikan dengan penyebabnya. Jadi, masing-masing pasien mungkin akan dokter berikan pengobatan yang berbeda-beda tergantung pada ย penyebabnya. Berikut ini contoh pengobatannya:
- Radang usus. Dokter akan memberikan obat antiinflamasi.
- Pemberian antibiotik atau antiparasit.
- Bisa dengan pemberian imunosupresan, operasi, kemoterapi, radiasi.
- Pemberian laksatif dan perubahan pola makan sehari-hari.
Komplikasi
Apabila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, maka dapat mengakibatkan beberapa komplikasi seperti:
- Komplikasi penyakit yang mendasarinya.
- Ketidaknyamanan kronis.
- Wasir akibat mengejan.
Kapan Harus ke Dokter?
Jangan tunda lagi untuk mengunjungi dokter spesialis penyakit dalam apabila Anda mengalami gejala tenesmus di atas yang disertai dengan:
- BAB berdarah.
- Nyeri rektum.
- Terjadi berulang-ulang.
- Kebiasaan BAB berubah.
- Demam tinggi.
Narasumber:
dr. Resha Dermawansyah Rusman, Sp.PD
Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Hertasning
Referensi:
- https://www.healthline.com/health/tenesmus. Diakses pada 21 Maret 2025.
- https://www.ics.org/glossary/symptom/tenesmus. Diakses pada 21 Maret 2025.
- Tenesmus (female). https://www.ics.org/glossary/symptom/tenesmusfemale. Diakses pada 21 Maret 2025.
- Common gastrointestinal (GI) symptoms. (n.d.). https://gi.org/topics/common-gi-symptoms/. Diakses pada 21 Maret 2025.
- https://www.nhs.uk/conditions/constipation/. Diakses pada 21 Maret 2025.
- Dietary guidelines for Americans 2020โ2025. https://www.dietaryguidelines.gov/sites/default/files/2021-03/Dietary_Guidelines_for_Americans-2020-2025.pdf. Diakses pada 21 Maret 2025.
- Exercise therapy in patients with constipation. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30843436/. Diakses pada 21 Maret 2025.
- Treatment for constipation. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/constipation/treatment. Diakses pada 21 Maret 2025.
- What is inflammatory bowel disease (IBD)? https://www.cdc.gov/ibd/what-is-IBD.htm. Diakses pada 21 Maret 2025.
- What should I eat? https://www.crohnscolitisfoundation.org/patientsandcaregivers/diet-and-nutrition/what-should-i-eat. Diakses pada 21 Maret 2025.