• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Kolitis Ulseratif: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Kolitis Ulseratif

Kolitis Ulseratif adalah penyakit peradangan kronis pada lapisan dalam rektum hingga usus besar.

Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti diare berdarah, nyeri perut, dan kelelahan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

buat jani dokter primaya

Meskipun penyebab pasti Kolitis Ulseratif belum diketahui, faktor genetik, keseimbangan mikrobiota usus, dan sistem kekebalan tubuh seringkali terlibat.

Mengenal Kolitis Ulseratif

Menurut National Institute of Health, Kolitis Ulseratif adalah penyakit radang usus yang memengaruhi lapisan dalam usus besar dan rektum.

Penyakit ini menyebabkan peradangan kronis yang dapat menyebabkan ulserasi atau luka pada dinding usus besar.

Gejala umum termasuk diare berdarah dengan atau tanpa lendir, nyeri perut, dan kelelahan, yang dapat berfluktuasi selama periode remisi dan flare-up.

Penyebab pasti Kolitis Ulseratif belum diketahui, tetapi faktor genetik, keseimbangan mikrobiota usus dan sistem kekebalan tubuh berperan besar.

Kolitis Ulseratif memerlukan perhatian medis yang intensif untuk mencegah komplikasi serius, seperti kanker usus besar.

Gejala Kolitis Ulseratif

Kolitis Ulseratif memiliki gejala yang bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi peradangan. Gejalanya dapat datang dan pergi, sering kali memburuk pada periode flare-up.

  • Diare berdarah dengan atau tanpa lendir
  • Nyeri atau kram perut
  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Kelelahan atau merasa lelah
  • Demam
  • Mual atau muntah
  • Perubahan pola buang air besar

Penyebab Kolitis Ulseratif

Kolitis Ulseratif adalah penyakit inflamasi yang mempengaruhi usus besar. Penyebab pasti masih belum diketahui, namun beberapa faktor diduga berperan dalam terjadinya kondisi ini.

1. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan faktor risiko dari Kolitis Ulseratif. Risio mengalami Kolitis Ulseratif menigkat jika terdapat keluarga inti yang memiliki riwayat penyakit serupa.

Beberapa varian genetik yang terkait dengan respons imun tubuh dapat meningkatkan risiko terkena kolitis ini.

Penelitian menunjukkan bahwa adanya mutasi pada gen tertentu berhubungan dengan peningkatan kerentanannya terhadap Kolitis Ulseratif.

2. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imun yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan Kolitis Ulseratif. Ketika sistem imun keliru mengidentifikasi jaringan tubuh sendiri sebagai ancaman, peradangan terjadi pada saluran pencernaan.

Proses peradangan ini dapat merusak dinding usus besar, menyebabkan gejala seperti diare berdarah dan kram perut.

Pada individu dengan Kolitis Ulseratif, respons imun yang abnormal ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

3. Faktor Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan diduga dapat memicu Kolitis Ulseratif pada individu yang rentan. Salah satunya adalah infeksi.

Infeksi tertentu, terutama yang menyerang saluran pencernaan, dapat memicu respons imun yang berlebihan dan peradangan.

Konsumsi antibiotik dalam jangka panjang juga dianggap dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri usus dan meningkatkan risiko penyakit ini.

Paparan terhadap polusi dan perubahan diet juga dapat berperan dalam memperburuk gejala atau memicu flare-up.

4. Pola Makan dan Gaya Hidup

Pola makan yang tidak sehat, misalnya tinggi lemak, dapat memperburuk kondisi pada penderita Kolitis Ulseratif..

Baca Juga:  Empty Sella Syndrome: Penyebab dan Penanganannya

Makanan yang dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan sering kali meningkatkan gejala penyakit ini.

Selain itu, stres juga dapat berperan dalam meningkatkan flare-upย pada individu yang telah didiagnosis dengan Kolitis Ulseratif.

Mengelola pola makan dan stres secara efektif dapat membantu mengurangi intensitas gejala penyakit ini.

Diagnosis Kolitis Ulseratif

Diagnosis Kolitis Ulseratif dimulai dengan evaluasi medis lengkap. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala pasien.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda peradangan atau masalah lain di area perut dan usus besar.

Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar sel darah putih dan faktor peradangan yang bisa mengindikasikan penyakit ini, walaupun hasil normal tes darah tidak dapat menyingkirkan kemungkinan peyakit ini.

Pemeriksaan sampel feses dilakukan untuk mengetahui penyebab lain yang memungkinkan untuk diare berdarah.

Kolonoskopi merupakan prosedur utama yang digunakan untuk melihat kondisi usus besar secara langsung dan mendeteksi peradangan.

Pemeriksaan biopsi dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dari usus besar, guna mengonfirmasi diagnosis Kolitis Ulseratif.

Cara Mengobati Kolitis Ulseratif

Pengobatan Kolitis Ulseratif bertujuan untuk mengurangi peradangan dan mengendalikan gejala. Pengobatan dapat mencakup obat-obatan, perubahan gaya hidup, atau bahkan prosedur medis.

1. Penggunaan Obat-obatan

Obat-obatan digunakan untuk mengurangi peradangan dan gejala. Pengobatan utama termasuk aminosalisilat dan kortikosteroid.

Aminosalisilat adalah obat antiinflamasi yang membantu mengurangi peradangan di usus besar. Obat ini sering digunakan untuk kasus ringan hingga sedang.

Kortikosteroid dapat digunakan untuk mengendalikan peradangan yang lebih parah. Namun, penggunaannya harus diawasi dokter karena efek sampingnya.

Obat imunosupresan juga digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif.

2. Terapi Biologis

Terapi biologis digunakan untuk mengobati Kolitis Ulseratif berat. Obat ini bekerja dengan menargetkan molekul spesifik dalam tubuh.

Obat biologis bekerja dengan memblokir protein inflamasi. Ini membantu mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Terapi ini biasanya digunakan pada pasien yang tidak merespons obat-obatan lain. Obat ini diberikan melalui infus atau suntikan.

Meskipun efektif, terapi biologis juga dapat menyebabkan efek samping. Oleh karena itu, pasien harus diawasi ketat oleh dokter.

3. Perubahan Diet

Perubahan diet dapat membantu mengurangi gejala Kolitis Ulseratif. Makanan yang tepat dapat mengurangi iritasi pada saluran pencernaan.

Makanan rendah lemak sangat disarankan untuk mendukung kesehatan pencernaan. Ini membantu mencegah peradangan lebih lanjut.

Menghindari makanan pedas, alkohol, dan produk susu bisa membantu mengurangi gejala. Setiap pasien dapat memiliki pemicu yang berbeda.

Berkonsultasilah dengan ahli gizi untuk mendapatkan saran diet yang tepat. Ini penting agar pasien tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

Baca Juga:  Gendang Telinga Pecah: Gejala, Mencegah dan Mengobati

4. Pembedahan

Jika pengobatan tidak efektif, pembedahan mungkin diperlukan. Pembedahan bisa melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh usus besar.

Pembedahan dilakukan untuk menghilangkan bagian usus besar yang terinfeksi. Ini memberikan kesempatan bagi pasien untuk sembuh dan mengurangi peradangan.

Setelah pembedahan, pasien mungkin perlu menjalani prosedur untuk membuat saluran pembuangan. Ini dikenal sebagai ileostomi atau kolektomi.

Pembedahan sering kali dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir. Namun, hal ini dapat membantu pasien yang tidak merespons pengobatan lainnya.

Komplikasi Kolitis Ulseratif

Kolitis Ulseratif dapat menyebabkan berbagai komplikasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Komplikasi ini dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Peradangan kronis pada usus besar bisa menyebabkan pembentukan luka atau borok. Luka ini dapat mengarah pada perdarahan dan infeksi.

Risiko kanker usus besar meningkat pada pasien dengan Kolitis Ulseratif yang lama. Pemeriksaan rutin diperlukan untuk deteksi dini kanker.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan dehidrasi serius. Diare kronis membuat tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit.

Kolitis Ulseratif dapat mempengaruhi bagian tubuh lain, seperti kulit, mata, dan sendi. Komplikasi ekstra-intestinal bisa memerlukan penanganan khusus.

Penyakit ini juga dapat menyebabkan malnutrisi, karena penyerapan nutrisi yang terganggu. Ini bisa memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Pencegahan Kolitis Ulseratif

Kolitis Ulseratif adalah penyakit yang sulit untuk dicegah, namun pola hidup sehat dapat membantu mengurangi risikonya. Mengelola stres dan mengikuti pengobatan yang direkomendasikan sangat penting dalam menjaga kondisi tubuh.

  • Menghindari stres berlebihan
  • Mengikuti pola makan yang sehat
  • Menghindari konsumsi makanan yang dapat memicu peradangan
  • Berhenti merokok
  • Mengelola infeksi dengan pengobatan yang tepat

Kapan Harus ke Dokter

Jika Anda mengalami gejala yang mengindikasikan Kolitis Ulseratif, segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Gejala seperti diare berdarah atau nyeri perut parah memerlukan perhatian medis segera.

Jika gejala memburuk atau tidak merespons pengobatan, dokter dapat menyesuaikan rencana perawatan Anda. Jangan tunda untuk mencari bantuan medis jika kondisi Anda semakin buruk.

Rutin memeriksakan diri ke dokter juga penting untuk pemantauan jangka panjang dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

 

Narasumber:

dr. Reyhan Fitria Prasasti

Dokter Umum

Primaya Hospital Sukabumi

Referensi:

Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below