• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Awake Brain Surgery, Berikut Manfaatnya!

Awake Brain Surgery

Dalam dunia medis, teknologi yang terus berkembang menawarkan solusi yang lebih aman dan efektif untuk berbagai masalah kesehatan. Salah satu inovasi itu adalah awake brain surgeryย atau bedah otak yang dilakukan saat pasien dalam keadaan terjaga. Dalam artikel ini akan dibahas apa itu awake brain surgery, siapa yang membutuhkan, cara kerjanya, hingga manfaat dan risikonya.

Mengenal Awake Brain Surgery

Awake brain surgeryย adalah teknik bedah otak di mana pasien sengaja dibangunkan pada fase kritis pembedahan. Tujuannya adalah melakukan pemetaan otak (brain mapping) secara real-time. Selama pasien sadar, tim bedah dapat mengidentifikasi area-area otak yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi penting, seperti bicara, pemahaman bahasa, gerakan motorik, atau penglihatan, yang disebut sebagai eloquent cortex.

Prinsip awal prosedur yang secara medis disebut awake craniotomy ini telah ada sejak lebih dari 50 tahun lalu dan digunakan untuk menangani kasus epilepsi. Dikutip dari Pacific Neuroscience Institute, seiring dengan berkembangnya teknologi pencitraan, anestesi, dan pemahaman tentang konektivitas otak, teknik ini makin sering digunakan untuk operasi tumor otak, terutama glioma dan tumor metastasis.

Penting untuk dipahami bahwa pasien tidak sadar sepanjang operasi. Prosedur awake brain surgeryย umumnya menggunakan teknik anestesi “tidur-terjaga-tidur” (asleep-awake-asleep). Pasien akan dibuat tidak sadar saat dokter membuka tulang tengkorak, kemudian dibangunkan pada fase pemetaan dan pengangkatan tumor, lalu dibuat tidak sadar lagi saat operasi akan selesai. Dengan begitu, pasien bisa merasa nyaman sekaligus membuat tim bedah dapat melakukan tugasnya dengan aman.

Siapa Saja yang Memerlukan Awake Brain Surgery

Tidak semua pasien bedah otak adalah kandidat yang tepat untuk prosedur ini. Awake brain surgeryย secara spesifik direkomendasikan bagi pasien dengan kondisi lesi (tumor atau fokus kejang) yang sangat dekat atau bahkan di dalam eloquent cortex. Beberapa kondisi utama yang sering ditangani dengan metode ini antara lain:

  • Tumor otak, seperti glioblastoma dan astrositoma serta dan tumor metastasis yang tumbuh di area fungsional otak
  • Kejang epilepsi
  • Meningitis dan infeksi otak lain
  • Kelainan pembuluh darah di otak, seperti malformasi arteri-vena (AVM) yang berada di area kritis

Selain itu, awake brain surgery digunakan dalam prosedur deep brain stimulationย (DBS) untuk kondisi seperti penyakit Parkinson atau tremor esensial.

Kapan Seseorang Memerlukan Awake Brain Surgery

Operasi awake brain surgery umumnya direkomendasikan ketika:

  • Tumor berada di dekat area kritis otak yang berisiko mengakibatkan kelumpuhan atau gangguan bicara
  • Pasien perlu menjalani tes fungsi otak selama operasi, misalnya menggerakkan tangan atau mengucapkan kata-kata untuk memastikan tak ada kerusakan neurologis
  • Operasi konvensional berisiko tinggi
Baca Juga:  Penyakit Pikun (Demensia) Tanda Awal dan Mencegahnya

Manfaat/Tujuan Awake Brain Surgery

Awake brain surgery bermanfaat untuk memaksimalkan pengangkatan lesi di area kepala dengan meminimalkan risiko kerusakan neurologis sehingga kualitas hidup pasien terjaga. Manfaat lainnya meliputi:

  • Tingkat keamanan lebih tinggi karena ada pemetaan langsung pada otak oleh dokter bedah sehingga dapat menghindari area-area penting.
  • Area pengangkatan tumor lebih luas karena dokter bedah bisa membedakan jaringan tumor dari jaringan fungsional secara presisi.
  • Pemulihan lebih cepat dan masa tinggal di rumah sakit lebih singkat serta kebutuhan perawatan intensif (ICU) lebih sedikit dibanding operasi di bawah anestesi umum.
  • Mengurangi komplikasi anestesi seperti mual dan muntah pasca-operasi.

Persiapan Sebelum Menjalani Awake Brain Surgery

Persiapan pasien untuk menjalani awake brain surgeryย sangatlah penting demi memastikan kelancaran dan keamanan prosedur. Tahap-tahapnya antara lain:

  • Konsultasi dan edukasi oleh tim medis yang akan menjelaskan setiap detail prosedur kepada pasien.
  • Penilaian neuropsikologis dan bahasa, misalnya pasien diminta menyebutkan nama gambar atau membaca kata-kata dari kartu. Tes ini akan menjadi acuan untuk dibandingkan dengan respons pasien selama operasi.
  • Functional MRI(fMRI) di mana selama pemindaian pasien diminta melakukan tugas-tugas sederhana, seperti berbicara atau menggerakkan tangan, untuk membuat “peta aktivasi” awal di otak. Peta ini membantu dokter bedah merencanakan pendekatan operasi.
  • Evaluasi kondisi medis pasien secara menyeluruh untuk merancang strategi anestesi yang paling aman dan nyaman.

Prosedur dan Pelaksanaan Awake Brain Surgery

Awake brain surgery adalah prosedur yang kompleks dan bisa memakan waktu hingga berjam-jam. Secara umum, langkah-langkahnya bisa diringkas sebagai berikut:

  • Pemberian anestesi awal yang ringan untuk membuat pasien merasa nyaman saat tahap awal operasi dilakukan.
  • Setelah dalam keadaan sedasi, kepala pasien dijaga dalam posisi tetap untuk menjaga stabilitas. Selama fase pemasangan alat dan pemetaan otak ini, bagian dari tengkorak akan diangkat untuk mengakses otak.
  • Setelah bagian tengkorak diangkat, pasien akan dibangunkan dan diminta melakukan beberapa tugas, seperti mengidentifikasi gambar atau menghitung, untuk membantu dokter memetakan area fungsional otak.
  • Berdasarkan hasil pemetaan, dokter akan melakukan pembedahan untuk mengangkat tumor atau area yang menyebabkan kejang.
  • Setelah operasi selesai, pasien akan diberi anestesi kembali untuk menutup tengkorak.
Baca Juga:  Kenali Gejala Stroke Dan Tanggulangi Sejak Dini

Perawatan Pasca-Awake Brain Surgery

Setelah menjalani awake brain surgery, pasien memerlukan perawatan khusus untuk memastikan pemulihan yang baik. Di antaranya:

  • Pemantauan ketat di unit perawatan intensif (ICU) selama 24-48 jam setelah operasi sebelum dipindahkan ke kamar rawat inap.
  • Pemberian obat untuk mengatasi nyeri dan ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan pasien.
  • Rehabilitasi berupa terapi fisik dan/atau terapi bahasa untuk membantu memulihkan fungsi yang mungkin terpengaruh selama operasi.
  • Menjalani kontrol atau kunjungan tindak lanjut guna memantau pemulihan dan mengevaluasi hasil operasi.

Setelah pulang, pasien mungkin akan merasa lebih lelah dari biasanya selama beberapa minggu. Pasien biasanya baru bisa kembali ke aktivitas normal, seperti bekerja, dalam enam minggu hingga tiga bulan. [5]

Adakah Efek Samping Setelah Awake Brain Surgery

Layaknya prosedur bedah lain, awake brain surgeryย memiliki risiko dan efek samping, termasuk:

  • Perubahan penglihatan.
  • Sakit kepala.
  • Kejang, terutama jika sebelumnya pasien memiliki riwayat kejang.
  • Kesulitan berbicara sesaat.
  • Pembengkakan otak atau akumulasi cairan dapat terjadi dan memerlukan perawatan tambahan.

Awake Brain Surgery di Primaya Hospital

Primaya Hospital menyediakan layanan awake brain surgeryย dengan teknologi neuronavigasi 3D dan tim ahli bedah saraf berpengalaman. Fasilitas ini didukung oleh alat pemetaan otak canggih untuk akurasi maksimal, tim anestesi khusus yang memastikan kenyamanan pasien, dan rehabilitasi pasca-operasi untuk pemulihan optimal. Jika Anda atau keluarga membutuhkan konsultasi lebih lanjut, jangan ragu hubungi Primaya Hospital.

Narasumber:

dr. Centery, Sp.BS

Spesialis Saraf

Primaya HospitalPasar Kemis

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below