• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Prosedur Deep Brain Stimulation untuk Parkinson

Deep Brain Stimulation

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif progresif yang memengaruhi kemampuan motorik penderitanya. Gejala utamanya meliputi tremor, kekakuan otot, dan kelambatan gerak yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Untuk mengatasi gejala tersebut, salah satu terapi yang digunakan adalah Deep Brain Stimulation (DBS).

Terapi DBS menjadi salah satu inovasi penting dalam dunia neurologi karena menawarkan solusi bagi pasien Parkinson yang tidak merespons optimal terhadap pengobatan medis konvensional. Dengan memanfaatkan teknologi bedah dan stimulasi listrik, terapi ini mampu mengurangi gejala motorik secara signifikan sehingga memberikan harapan baru dalam penanganan Parkinson.

Mengenal Deep Brain Stimulation (DBS)

Deep Brain Stimulation (DBS) adalah prosedur bedah minimal invasif untuk mengatasi gangguan gerakan pada pasien Parkinson dengan menanamkan elektroda kecil di area otak tertentu. Elektroda ini terhubung ke neurostimulator yang ditempatkan di bawah kulit dada bagian atas untuk membantu mengatur gerakan tubuh.

Neurostimulator bekerja dengan mengirimkan impuls listrik kontinu ke elektroda di otak untuk menormalkan sinyal saraf yang tidak teratur pada penderita Parkinson. Dengan stimulasi ini, sistem saraf dapat kembali lebih seimbang sehingga gejala motorik seperti tremor, kekakuan, dan bradikinesia berkurang signifikan.

DBS bekerja dengan menghambat sinyal abnormal di otak yang mengganggu kontrol motorik, sehingga dapat mengurangi intensitas gejala Parkinson. Walaupun bukan terapi penyembuhan, DBS terbukti meningkatkan kualitas hidup pasien yang tidak lagi merespons baik terhadap pengobatan medis konvensional.

DBS menjadi pilihan terapi bagi pasien Parkinson yang sudah lama mengonsumsi obat namun efektivitasnya menurun atau menimbulkan efek samping. Melalui stimulasi listrik yang tepat, pasien dapat mengalami perbaikan kontrol gerak, berkurangnya gejala tremor, dan menurunnya ketergantungan obat.

Siapa Pasien yang Sesuai untuk Terapi DBS?

Terapi DBS biasanya direkomendasikan untuk pasien Parkinson yang telah menjalani pengobatan medis selama beberapa tahun, namun gejala motoriknya tetap tidak terkontrol dengan baik. Kandidat utama terapi ini adalah pasien yang mengalami tremor menetap, kekakuan otot, dan bradikinesia yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Pemilihan pasien dilakukan melalui evaluasi menyeluruh oleh tim medis untuk memastikan kondisi kesehatan memungkinkan menjalani operasi. Terapi ini tidak dianjurkan bagi pasien dengan gangguan kognitif berat atau masalah psikologis yang tidak stabil. Oleh karena itu, seleksi ketat diperlukan agar manfaat DBS dapat diperoleh secara optimal.

Prosedur Pelaksanaan Operasi Pemasangan DBS

Operasi pemasangan Deep Brain Stimulation (DBS) dilakukan setelah pasien menjalani evaluasi medis menyeluruh untuk memastikan bahwa prosedur ini merupakan pilihan terbaik. Tindakan ini biasanya direkomendasikan ketika terapi obat tidak lagi efektif mengendalikan gejala Parkinson, seperti tremor, kekakuan otot, dan kelambatan gerak yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca Juga:  Afasia: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Calon pasien juga harus berada dalam kondisi fisik yang cukup baik agar mampu menjalani operasi dengan risiko minimal. Evaluasi kesehatan menyeluruh membantu dokter menilai kesiapan pasien sebelum prosedur dilaksanakan.

Operasi DBS dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas bedah saraf lengkap dengan dukungan teknologi pencitraan canggih seperti MRI dan CT Scan. Teknologi ini berperan penting untuk memastikan elektroda ditanam dengan presisi tinggi pada area otak yang tepat. Prosedur ini juga ditangani oleh tim multidisiplin yang terdiri dari dokter bedah saraf, ahli neurologi, anestesiolog, psikolog, serta tenaga kesehatan lainnya.

Prosedur DBS sendiri terdiri dari beberapa tahap yang krusial dan harus dilakukan dengan cermat. Di antaranya:

  • Penentuan Target Otak: Sebelum operasi, dilakukan pemetaan area otak yang bertanggung jawab atas kontrol motorik, umumnya di bagian nukleus subthalamik atau globus pallidus internus. Pemetaan ini menggunakan teknologi pencitraan dan stimulasi intraoperatif.
  • Pemasangan Elektroda: Elektroda yang sangat kecil kemudian ditanamkan melalui prosedur stereotaksi, yaitu bedah dengan panduan tiga dimensi untuk memastikan presisi posisi elektroda di otak.
  • Penanaman Neurostimulator: Setelah pemasangan elektroda, kabel penghubung dihubungkan ke alat pacu listrik yang ditanam di bawah kulit dada bagian atas. Alat ini akan mengirimkan impuls listrik ke elektroda.
  • Pengaturan dan Pemrograman: Pasca operasi, neurostimulator diatur dengan pengontrol eksternal untuk mengoptimalkan stimulasi sesuai respons pasien. Proses penyesuaian ini dapat berlangsung beberapa kali dalam periode awal perawatan.

Stimulasi listrik kontinu dari DBS dapat menghambat sinyal abnormal penyebab tremor dan gangguan gerak. Dengan demikian, pasien mampu menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih normal.

Manfaat dan Tujuan Terapi DBS untuk Parkinson

Terapi DBS memiliki berbagai manfaat yang bertujuan meningkatkan fungsi motorik dan kualitas hidup pasien Parkinson. Di antaranya yaitu:

  • Signifikan mengurangi tremor yang sulit dikendalikan dengan obat.
  • Mengurangi kekakuan dan kelambatan gerak pasien.
  • Memungkinkan penurunan dosis obat sehingga mengurangi efek samping obat.
  • Memperbaiki kemampuan berjalan dan menjaga keseimbangan.
  • Meningkatkan kemandirian dan aktivitas sehari-hari pasien.

Perlu ditekankan bahwa DBS tidak menyembuhkan Parkinson, tetapi lebih sebagai solusi untuk mengelola gejala. Oleh karena itu, terapi ini merupakan pelengkap penting dalam pengobatan Parkinson.

Berdasarkan European Academy of Neurology, terapi Deep Brain Stimulation (DBS) merupakan pilihan utama untuk pasien Parkinson yang mengalami fluktuasi gejala motorik yang tidak terkontrol dengan obat. Terapi ini direkomendasikan karena dapat meningkatkan pengendalian gejala motorik dan kualitas hidup pasien secara signifikan.

Baca Juga:  Sering Kesemutan: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Perawatan Pasca Operasi dan Tindak Lanjut

Setelah pemasangan Deep Brain Stimulation (DBS), pasien memerlukan perawatan dan pemantauan secara berkala untuk memastikan perangkat neurostimulator bekerja dengan optimal. Pemrograman alat dilakukan berulang kali sesuai perubahan kebutuhan dan respons pasien terhadap stimulasi listrik yang diberikan.

Monitoring kesehatan pasien juga dilakukan secara menyeluruh guna mencegah risiko komplikasi atau efek samping yang mungkin timbul pasca operasi. Pemeriksaan rutin meliputi evaluasi kondisi fisik, pemeriksaan fungsi alat, serta penggantian baterai neurostimulator jika diperlukan.

Selain itu, pasien dianjurkan untuk terus melanjutkan pengobatan medis yang telah diresepkan dokter dan mengikuti program rehabilitasi fisik secara teratur. Edukasi yang komprehensif kepada pasien dan keluarga juga sangat penting agar terapi DBS dapat dijalankan secara tepat dan memberikan manfaat maksimal.

Risiko dan Efek Samping Terapi DBS

Sebagaimana prosedur bedah lainnya, DBS juga memiliki potensi risiko. Di antaranya yaitu:

  • Pendarahan atau infeksi di area operasi.
  • Gangguan bicara, keseimbangan, atau moodakibat stimulasi.
  • Kemungkinan tidak memberikan efek optimal pada sebagian pasien.

Risiko ini dapat dikelola dengan teknik bedah modern dan pemantauan yang hati-hati. Edukasi risiko dan manfaat sebelum terapi sangat penting agar pasien dapat membuat keputusan yang tepat.

Kesimpulan

Deep Brain Stimulation (DBS) adalah terapi bedah yang digunakan untuk mengatasi gangguan motorik pada Parkinson, terutama tremor dan kekakuan otot, pada pasien yang tidak merespons optimal terhadap obat. Prosedur ini dilakukan dengan memasang elektroda di otak dan alat pacu listrik di dada, serta ditangani oleh tim medis multidisiplin. Meskipun tidak menyembuhkan Parkinson, DBS terbukti dapat memperbaiki fungsi gerak, meningkatkan kualitas hidup, dan tetap memerlukan perawatan serta pemantauan jangka panjang.

Narasumber:

dr. Marthin Tori, Sp.S

Spesialis Saraf dengan Fellowship Intervensi Nyeri

Primaya Hospital Betang Pambelum

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Sahabat Sehat Primaya

Select an available coupon below