• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Bayi Tidak Dapat Mengekspresikan Wajahnya? Waspadai Sindrom Moebius!

Sindrom Moebius

Penyakit anak bayiย cukup beragam jenisnya, salah satunya yaitu sindrom moebius. Kondisi ini tergolong sebagai penyakit kongenital (bawaan lahir) pada saraf otak (kranial), khususnya saraf VI dan VII. Akibatnya, penderita tidak mampu merespons ekspresi wajah secara normal.

Lalu, apakah sindrom ini bisa disembuhkan? Apabila Anda ingin mengetahui hal ini, yuk simak rincian informasi yang kami berikan berikut!

buat jani dokter primaya

Apa Itu Sindrom Moebius?

Sindrom Moebius yaitu suatu penyakit bawaan lahir berupa kelainan saraf wajah yang menyebabkan wajah tidak dapat mengungkapkan ekspresi. Kondisi ini terbilang sangat jarang terjadi dan umumnya menyerang saraf ke VI dan ke VII.

Karena kelainan saraf ini, maka wajah menjadi lemah atau paralisis sehingga tidak mampu mengungkapkan ekspresinya. Jadi, bayi tidak dapat tersenyum, mengernyitkan wajah, cemberut, mengerutkan bibir, hingga tidak mampu menggerakkan mata ke arah luar. Tak jarang, penderita kondisi ini dikatakan memiliki wajah patung.

Belum pasti apa penyebab kondisi ini. Namun, faktor genetik memiliki andil yang besar dalam memengaruhi apakah seseorang dapat terkena kondisi ini ataukah tidak. Selain itu, faktor lingkungan juga dapat memengaruhinya.

Penderita kondisi ini pun bisa mengalami gejala-gejala lain yang serius. Mulai dari gangguan makan, mata juling, tidak dapat bicara jelas, kesulitan dalam mendongakkan kepala, dan banyak lagi. ย Jadi, penanganan dari dokter antar spesialis dibutuhkan untuk membantu menangani kondisi ini.

 

Nama Sindrom Moebius
Gejalaย Utama Kehilanganย kemampuanย wajahย dalamย berekspresi
Dokterย Spesialis Dokterย spesialisย saraf
Penyebabย Utama Belumย pastiย apaย penyebabย kondisiย ini
Diagnosis Pemeriksaanย fisik,ย wawancaraย medis,ย danย pengecekanย kondisiย mata
Faktorย Risiko Faktorย genetik,ย lingkungan,ย danย penyakitย tertentu
Pengobatan Operasiย koreksi,ย operasiย senyum,ย lubrikasiย mataย kering
Pencegahan Belumย adaย metodeย pencegahanย yangย terbuktiย efektifย untukย halย ni
Komplikasi Gangguanย bicara,ย gangguanย makan,ย masalahย gigi,ย kelainanย intelektualย minor

Faktor Risiko dan Penyebab Sindrom Moebius

Belum pasti apa penyebab dari sindrom Moebius. Bahkan, pasien yang terkena begitu random sehingga para ahli seringkali sulit untuk menghubungkan antara faktor risiko yang memengaruhinya. Yang pasti, kondisi ini terjadi karena saraf otak (kranial) VI & VII tidak berkembang sempurna.

Baca Juga:  Hemofilia pada Anak: Kenali dan Tangani Secara Tepat

Namun, ada beberapa faktor risiko yang mungkin berhubungan terhadap sindrom ini. Salah satunya yaitu genetik yang diturunkan orang tua maupun kerabat yang dominan. Selain itu, kondisi lingkungan selama kehamilan pun dapat memengaruhinya.

Iskemia (gangguan aliran darah) pada saat masih dalam kandungan juga bisa menjadi penyebab kondisi ini. Efek samping obat-obatan, paparan zat beracun, hingga polusi juga dapat menjadi faktor risiko yang menyebabkan bayi lebih berpotensi terkena kondisi ini.

Walau demikian, tingkat kejadian kondisi ini terbilang sangat langka karena hanya perbandingan 1:50.000 orang. Sementara itu, tingkat kemungkinan pada perempuan maupun laki-laki sama saja.

Gejala Sindrom Moebius

Mengutip dari situs rarediseases.org, bahwa gejala dari kondisi ini tergantung pada saraf wajah yang terkena.

Apabila yang terkena yaitu saraf wajah VI, maka penderita akan mengalami kesulitan dalam menggerakkan mata ke sisi luar (lateral). Sementara jika yang terkena yaitu saraf VII, maka akan menyebabkan wajah tidak dapat berekspresi dengan baik seperti:

  • Tersenyum
  • Mengerutkan bibir.
  • Cemberut
  • Menutup kelopak mata.
  • Mengernyitkan dahi.
  • Menaikkan alis.

Selain itu, penderita sindrom Moebius juga bsia mengalami beberapa kondisi sebagai berikut:

  • Kelainan intelektrual minor (spektrum autis).
  • Masalah pada gigi.
  • Gangguan dalam bicara.
  • Gangguan makan.
  • Mata kering.
  • Masalah pendengaran.
  • Club feet.
  • Kecacatan pada beberapa bagian kepala.

Cara Dokter Mendiagnosis

Sindrom moebius bisa dilakukan melalui wawancara medis dengan orang tua pasien, cek riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan juga tes penunjang seperti halnya:

  • Tes genetik.
  • Elektromiografi
  • CT scan.
  • MRI

Pencegahan Sindrom Moebius

Mengingat penyebabnya belum pasti, maka pencegahannya juga masih belum diketahui. Oleh karena itu, langkah utama yang harus Anda lakukan sebagai orang tua, khususnya bagi ibu, yaitu agar selalu memeriksakan kehamilan secara rutin, menghindari penggunaan obat sembarangan selama kehamilan, dan lakukan skrining genetik sebelum kehamilan.

Baca Juga:  Nyeri Perut Kiri pada Wanita: Penyebab dan Penanganannya

Pengobatan Sindrom Moebius

Sayangnya, sindrom moebius masih belum ada obatnya yang terbukti 100% efektif. Dokter akan melakukan berbagai perawatan dengan tujuan untuk membantu mengurangi gejala yang ada. Beberapa di antaranya yaitu:

  • Operasi. Tujuannya adalah untuk menangani keluhan yang dialami pasien sehari-seharinya. Di antaranya yaitu operasi cangkok otot/saraf, operasi tulang/sendir, operasi mata, hingga operasi gastrostomi.
  • Pemasangan alat bantu. Contohnya yaitu menggunakan alat bantu nasogastric tube apabila pasien mengalami kesulitan menelan makanan.
  • Obat-obatan. Ini ditentukan berdasarkan gejala, penyebab, atau pun karena keluhan yang pasien rasakan.
  • Terapi. Beberapa macam terapi yang dapat Anda lakukan yaitu meliputi terapi fisik, terapi wicara, hingga terapi okupasi.

Komplikasi

Kondisi ini apabila dibiarkan terus menerus tanpa perawatan maka dapat mengakibatkan beberapa kondisi berikut:

  • Abrasi kornea.
  • Pneumonia aspirasi.
  • Malnutrisi
  • Kesulitan bernapas.
  • Disfagia
  • Otitis media.
  • Infeksi bakteri lainnya.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan anak Anda ke dokter spesialis saraf atau dokter lain sesuai dengan gejala yang buah hati Anda derita. Sebagai orang tua, pastikan untuk selalu rutin memeriksakan kesehatan anak ke dokter demi tumbuh kembangnya agar tetap optimal.

Narasumber:

dr. Marthin Tori, Sp. S

Spesialis Saraf

Primaya Hospital Betang Pambelum

Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below