
Salah satu masalah kesehatan yang umum pada kalangan perempuan berusia produktif adalah miom. Tumor jinak yang tumbuh di area rahim ini secara umum tak membahayakan karena tak bersifat kanker, tapi bisa memicu sederet gejala yang dapat menurunkan kualitas hidup orang yang mengalaminya. Artikel ini akan membantu mengenali gejala, penyebab, metode diagnosis, pengobatan, komplikasi, pencegahan, dan kapan harus berkonsultasi dengan dokter terkait dengan miom.
Mengenal Miom
Miom adalah sebutan untuk kondisi berupa tumor jinak yang tumbuh dari jaringan otot rahim (miometrium). Istilah lainnya adalah fibroid rahim atau leiomioma. Miom sendiri merupakan kependekan dari leiomioma.ย Meski disebut tumor, miom bukanlah kanker. Hopkins Medicineย menjelaskan, dalam lebih dari 99 persen kasus fibroid, tumornya tak bersifat kanker dan tak meningkatkan risiko kanker rahim.
Meski begitu, menurut studi di Journal of Obstetrics and Gynecology of India, miom dengan fitur yang menyimpang mesti diperiksa dengan mikroskop untuk mengecek kemungkinan terjadinya metastasis.
Miom bisa tumbuh dalam beragam ukuran, dari sekecil biji wijen sampai sebesar semangka. Adapun, berdasarkan lokasi pertumbuhannya, ada beberapa jenis miom, yakni:
- Miom intramural: di dalam dinding rahim, jenis yang paling umum.
- Miom subserosa: di bagian luar dinding rahim dan dapat mengganggu organ-organ di sekitarnya.
- Miom submukosa: di bawah lapisan endometrium dan menonjol ke dalam rongga rahim.
- Miom bertangkai (pedunculated): miom yang tumbuh dengan tangkai, baik di dalam maupun di luar rahim.
Sekitar 40-80 persen perempuan yang memiliki rahim akan mengalami miom. Kondisi ini kerap muncul pada usia 30-50 tahun. Miom umumnya akan mengecil dan gejalanya berkurang ketika kadar hormon menurun seiring dengan masuknya masa menopause. Meski begitu, miom bisa juga berkembang pascamenopause.
Gejala Miom
Miom tak selalu menimbulkan gejala. Bahkan tak sedikit kasus miom yang baru terdeteksi secara tak disengaja ketika melakukan pemeriksaan rutin atau menjalani prosedur untuk masalah kesehatan lain. Meski begitu, ketika muncul, gejala miom bisa sangat mengganggu. Berikut ini di antaranya:
- Perdarahan menstruasi yang hebat, lebih banyak dari biasanya, atau lebih lama
- Nyeri pada area panggul atau punggung bawah akibat tekanan dari miom yang berukuran besar
- Kerap buang air kecil bila miom menekan kandung kemih
- Gangguan kesuburan atau keguguran berulang jika saluran tuba terhalangi miom atau bentuk rahim berubah
- Perut terlihat membesar seperti tengah hamil
- Konstipasi atau kesulitan buang air besar akibat tekanan miom pada usus besar
Penyebab Miom
Hingga kini tak diketahui apa penyebab pasti miom. Menurut penelitian, tumor berkembang dari sel otot yang abnormal di rahim dan berlipat ganda dengan cepat ketika bertemu dengan hormon estrogen, yang mendorong pertumbuhan tumor. Hal ini didukung fakta bahwa miom cenderung membesar selama masa kehamilan (saat kadar hormon tinggi) dan mengecil setelah menopause (saat produksi hormon menurun).
Adapun faktor yang meningkatkan risiko terkena miom antara lain:
- Usia 30-40 tahun
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Ada riwayat keluarga yang pernah mengalami miom
- Menstruasi pertama di usia muda
- Belum pernah melahirkan
- Pola makan tinggi daging merah dan rendah sayuran hijau
Cara Dokter Mendiagnosis Miom
Biasanya dokter mendiagnosis miom pertama-tama dengan melakukan pemeriksaan fisik dan wawancara medis menyeluruh. Dokter akan memeriksa panggul untuk mendeteksi adanya pembesaran atau perubahan bentuk rahim. Adapun pertanyaan yang disampaikan antara lain soal gejala yang dialami, riwayat menstruasi, dan riwayat kesehatan keluarga.
Untuk mengonfirmasi diagnosis, biasanya ada sejumlah pilihan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Ultrasonografi (USG) yang merupakan metode paling umum untuk mendiagnosis miom dengan tingkat akurasi mencapai 95 persen. USG dapat dilakukan melalui perut (transabdominal) atau vagina (transvaginal) untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
- Magnetic resonance imaging(MRI) yang bisa memberikan gambaran lebih detail tentang ukuran, lokasi, dan jumlah miom.
- Histeroskopi, yakni prosedur menggunakan alat tipis dengan kamera untuk melihat bagian dalam rahim.
- Laparoskopi, yaitu prosedur bedah minimal invasif yang memungkinkan dokter melihat langsung miom yang tumbuh di luar rahim.
- Biopsi atau pengambilan sampel jaringan endometrium untuk menyingkirkan kemungkinan kanker endometrium.
Cara Mengatasi Miom
Untuk mengatasi miom, dokter akan mempertimbangkan faktor seperti ukuran dan lokasi miom, usia pasien, tingkat keparahan gejala, serta keinginan pasien untuk hamil di masa mendatang. Untuk miom berukuran kecil tanpa gejala, dokter biasanya merekomendasikan pemantauan berkala.
Sedangkan metode lain meliputi:
- Pengobatan farmakologis untuk mengurangi nyeri dan perdarahan menstruasi serta mengecilkan ukuran miom
- Embolisasi arteri uterin, yakni prosedur minimal invasif yang bertujuan memblokir aliran darah ke miom sehingga menghentikan pertumbuhannya
- MRI-guided focused ultrasound surgery, yaitu penggunaan USG untuk menghancurkan jaringan miom tanpa pembedahan
- Ablasi, yakni pemanfaatan energi panas untuk menghancurkan jaringan miom
- Miomektomi, yaitu pengangkatan miom dengan mempertahankan rahim, ideal untuk perempuan yang masih ingin memiliki anak
- Histerektomi, yakni pengangkatan rahim secara total yang berarti tak memungkinkan untuk hamil di kemudian hari
Komplikasi Miom
Walau sebagian besar miom tak membahayakan, tak tertutup kemungkinan timbul komplikasi yang serius. Di antaranya:
- Anemia dan kekurangan zat besi akibat perdarahan menstruasi yang berlebihan
- Infertilitas atau gangguan kesuburan
- Komplikasi kehamilan, termasuk risiko keguguran, persalinan prematur, dan kelahiran sesar
- Torsi miom pada kasus miom bertangkai yang menyebabkan nyeri hebat tiba-tiba dan membutuhkan penanganan darurat
- Kematian jaringan atau nekrosis jika miom sangat besar hingga menghambat aliran darah
- Pembengkakan ginjal lantaran akumulasi urine yang tak bisa mengalir ke kandung kemih karena saluran kemih tertekan miom
Pencegahan Miom
Tak ada cara pasti untuk mencegah miom, tapi terdapat sejumlah langkah yang bisa membantu mengurangi risikonya:
- Menjaga berat badan yang sehat
- Mengonsumsi makanan sehat
- Rajin beraktivitas fisik, termasuk olahraga secara teratur
- Mengurangi konsumsi alkohol karena bisa meningkatkan kadar estrogen
- Menggunakan kontrasepsi hormonal jangka panjang
- Mengonsumsi suplemen vitamin D jika perlu
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala miom seperti perdarahan menstruasi berat, nyeri panggul yang tidak kunjung hilang, atau kesulitan hamil. Deteksi dini dan penanganan yang tepat bisa mencegah komplikasi lebih lanjut.
Narasumber:
dr. Rony Falty Sibagariang, Sp. O.G
Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Primaya Hospital PGI Cikini
Referensi:
- Fibroids. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/uterine-fibroids. Diakses 18 Maret 2025
- Uterine Fibroids. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9130-uterine-fibroids. Diakses 18 Maret 2025
- Rapidly growing uterine myoma โ should we be afraid of it?. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10566336/. Diakses 18 Maret 2025
- Malignant Transformation of Leiomyoma of Uterus to Leiomyosarcoma with Metastasis to Ovary. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3931902/. Diakses 18 Maret 2025
- Uterine fibroids. https://www.healthdirect.gov.au/uterine-fibroids. Diakses 18 Maret 2025
- Myomectomy. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/myomectomy/about/pac-20384710. Diakses 18 Maret 2025
- Medical Treatment of Uterine Leiomyoma. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3343067/. Diakses 18 Maret 2025
- Uterine fibroids (leiomyomas): Treatment overview. https://www.uptodate.com/contents/uterine-fibroids-leiomyomas-treatment-overview. Diakses 18 Maret 2025