Keracunan makanan merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di negara tropis seperti Indonesia karena suhu dan kelembapan tinggi membuat makanan mudah terkontaminasi bakteri, virus, atau racun yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Kondisi keracunan makanan terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung mikroorganisme berbahaya seperti Salmonella, E. coli, Listeria, atau virus Norovirus, maupun zat kimia seperti pestisida dan logam berat. Gejala keracunan makanan biasanya muncul beberapa jam setelah konsumsi, ditandai dengan mual, muntah, diare, dan sakit perut. Tingkat keparahan bisa bervariasi tergantung jenis patogen dan daya tahan tubuh individu. Anak-anak, ibu hamil, serta lansia termasuk kelompok yang paling rentan terhadap keracunan makanan, sehingga penting menjaga kebersihan dan cara pengolahan makanan untuk mencegah terjadinya kasus ini.

Gejala Umum Keracunan Makanan
Tanda-tanda keracunan makanan biasanya muncul dalam waktu 2โ6 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, namun bisa juga hingga 24 jam tergantung penyebabnya. Berikut gejala yang paling sering terjadi, antara lain:
- Mual dan Muntah
Gejala awal keracunan makanan ini merupakan reaksi alami tubuh untuk mengeluarkan zat beracun atau mikroorganisme berbahaya dari saluran pencernaan. Biasanya terjadi beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Muntah berulang dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga penting untuk segera menggantinya dengan air putih atau oralit. - Diare
Salah satu gejala paling umum keracunan makanan adalah buang air besar dengan frekuensi meningkat dan tekstur feses cair. Dalam beberapa kasus, diare bisa disertai darah atau lendir akibat iritasi pada dinding usus. Kondisi ini dapat berlangsung 1โ3 hari dan berisiko menyebabkan dehidrasi jika tidak diatasi dengan baik. - Sakit Perut dan Kram
Keracunan makanan menyebabkan peradangan pada lapisan saluran pencernaan, sehingga muncul rasa nyeri, kembung, dan kram di perut. Biasanya rasa sakit terasa di bagian bawah perut dan bisa datang secara tiba-tiba. Kram ini merupakan tanda tubuh sedang berusaha mengeluarkan zat berbahaya dari sistem cerna. - Demam dan Menggigil
Gejala ini muncul ketika tubuh melawan infeksi akibat bakteri seperti - Lemas dan Dehidrasi
Akibat kehilangan cairan melalui muntah dan diare, penderita keracunan makanan sering merasa lemas, pusing, dan tidak bertenaga. Dehidrasi yang tidak segera diatasi dapat berbahaya, terutama bagi anak-anak dan lansia. Tanda-tanda dehidrasi antara lain mulut kering, kulit terasa kaku, dan urin berwarna gelap. Mengonsumsi cairan elektrolit atau air kelapa bisa membantu mengembalikan keseimbangan tubuh.
Jika gejala keracunan makanan disertai muntah terus-menerus, demam tinggi, atau darah pada tinja, segera cari pertolongan medis. Kondisi ini bisa mengarah pada dehidrasi berat yang berbahaya.
Penyebab Umum Keracunan Makanan
Beberapa penyebab keracunan makanan yang sering ditemui antara lain:
- Penyimpanan Makanan yang Tidak Tepat
Salah satu penyebab paling umum keracunan makanan adalah penyimpanan bahan makanan pada suhu yang tidak sesuai. Makanan yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang (lebih dari 2 jam) menjadi tempat ideal bagi bakteri seperti - Proses Memasak Tidak Sempurna
Daging, telur, ayam, dan seafood yang tidak dimasak hingga matang sempurna dapat membawa mikroorganisme berbahaya. Misalnya, daging ayam mentah bisa mengandung - Kontaminasi Silang
Terjadi ketika bahan makanan mentah bersentuhan langsung dengan makanan matang, alat dapur, atau permukaan meja yang sama tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Misalnya, talenan yang digunakan untuk memotong ayam mentah kemudian dipakai untuk memotong sayur tanpa dicuci bisa menyebabkan perpindahan bakteri. Kontaminasi silang menjadi salah satu penyebab tersembunyi keracunan makanan di rumah tangga dan restoran. Gunakan talenan, pisau, serta wadah berbeda untuk bahan mentah dan makanan matang. - Kebersihan Tangan dan Peralatan yang Kurang Terjaga
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang makanan adalah langkah paling sederhana namun sering diabaikan. Tangan yang tidak bersih dapat membawa bakteri, virus, atau telur parasit ke makanan. Selain itu, peralatan dapur seperti sendok, panci, dan wadah penyimpanan juga harus dibersihkan dengan sabun dan air panas setelah digunakan. Kurangnya kebersihan menjadi faktor utama keracunan makanan, terutama saat memasak untuk anak-anak atau orang lanjut usia.
Pertolongan Pertama Saat Mengalami Keracunan Makanan
Jika Anda atau keluarga mengalami keracunan makanan, lakukan langkah berikut sebelum mendapat pertolongan medis:
- Istirahat dan minum banyak cairanuntuk mengganti cairan yang hilang akibat muntah dan diare.
- Hindari makanan berat atau pedassampai kondisi pencernaan membaik.
- Konsumsi oralit atau air kelapauntuk menjaga keseimbangan elektrolit.
- Segera ke fasilitas kesehatanjika gejala memburuk, terutama pada anak dan lansia.
Dokter mungkin akan memberikan obat untuk mengurangi mual, diare, atau antibiotik bila penyebabnya adalah infeksi bakteri tertentu.
Cara Mencegah Keracunan Makanan
Pencegahan keracunan makanan dapat dilakukan dengan langkah sederhana namun efektif. Berikut beberapa tips penting:
- Cuci Tangan dengan Sabun Sebelum dan Sesudah Memegang Makanan
Ini langkah dasar untuk mencegah penyebaran bakteri dari tangan ke makanan. - Masak Makanan Hingga Benar-Benar Matang
Gunakan suhu memasak yang sesuai untuk membunuh mikroorganisme. Misalnya, ayam dan daging merah perlu dimasak minimal hingga suhu internal 75ยฐC. - Pisahkan Bahan Mentah dan Makanan Matang
Gunakan talenan serta pisau berbeda untuk daging mentah dan sayuran siap makan agar terhindar dari kontaminasi silang. - Simpan Makanan di Suhu yang Sesuai
Makanan panas sebaiknya disajikan dalam suhu di atas 60ยฐC dan makanan dingin harus disimpan di bawah 5ยฐC. Hindari membiarkan makanan lebih dari 2 jam di suhu ruang - Perhatikan Masa Kedaluwarsa dan Kemasan Makanan
Jangan konsumsi makanan kaleng yang penyok, berkarat, atau menggembung karena berisiko mengandung
Keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, namun dapat dicegah dengan disiplin menjaga kebersihan dan keamanan makanan. Mulai dari mencuci tangan, memasak dengan benar, hingga menyimpan makanan pada suhu tepat, semua langkah sederhana ini mampu melindungi keluarga dari risiko penyakit berbahaya. Jika Anda mengalami gejala keracunan makanan yang berat seperti muntah terus-menerus atau dehidrasi, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Untuk konsultasi lebih lanjut seputar penanganan keracunan makanan atau masalah pencernaan lainnya, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis penyakit dalam di Primaya Hospital. Rumah sakit ini memiliki fasilitas pemeriksaan laboratorium lengkap, dokter berpengalaman, serta layanan gawat darurat 24 jam untuk menangani kasus keracunan makanan secara cepat dan tepat.
Primaya Hospital dan Kavacare memberikan solusi perawatan yang menyeluruh mulai dari pemeriksaan di rumah sakit hingga pendampingan pemulihan di rumah. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kavacare Support di nomor WhatsApp 0811 1446 777.
Narasumber:
dr. Eddy Wiria, PhD
Co-Founder & CEO Kavacare
Referensi:
- Menghindari Keracunan Makanan: Tips Keamanan Pangan Untuk Keluarga di Rumah – Ayo Sehat Kementrian Kesehatan RI. https://ayosehat.kemkes.go.id/menghindari-keracunan-makanan-tips-keamanan-pangan-untuk-keluarga-di-rumah. Diakses pada 14 Oktober 2025.
- Foodborne Diseases – World Health Organization. https://www.who.int/health-topics/foodborne-diseases#tab=tab_1. Diakses pada 14 Oktober 2025.
- Food Safety – Centers for Disease Control and Prevention (CDC). https://www.cdc.gov/food-safety/index.html. Diakses pada 14 Oktober 2025.


