Nutrisi yang baik sangat penting untuk mencegah balita gizi buruk dan memastikan perkembangan buah hati, terutama pada usia awal. Nutrisi ini bisa didapatkan bahkan sejak bayi dalam kandungan. Fase utama kebutuhan gizi balita adalah sejak masa kandungan hingga berumur dua tahun.
Saat itu, organ-organ yang penting, termasuk otak, membutuhkan asupan nutrisi yang baik untuk bisa berkembang sepenuhnya. Ketika nutrisi tidak tercukupi, terjadi risiko balita gizi buruk. Untuk melancarkan pertumbuhan anak, diperlukan diet seimbang dengan nutrisi seperti vitamin, kalsium, zat besi, lemak, protein, dan karbohidrat.
Penyebab Balita Gizi Buruk
Balita gizi buruk atau malnutrisi adalah kondisi ketika anak tidak menerima nutrien, mineral, dan kalori yang cukup untuk membantu perkembangan organ vital. Gizi buruk akan berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan anak.
Dalam hal ini, kelebihan asupan nutrisi juga menyebabkan balita gizi buruk. Karena itulah penting untuk menjalankan diet gizi seimbang untuk menjaga kadar nutrien yang cukup di dalam tubuh. Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab balita gizi buruk:
- Kurang makan: Kurangnya asupan makanan bisa memicu kekurangan nutrien yang penting hingga berujung pada gizi buruk.
- Makan tidak teratur: Makan secara tidak teratur bisa memicu masalah pencernaan dan malnutrisi.
- Gangguan pencernaan: Beberapa anak mungkin mengalami gangguan pencernaan, seperti penyakit Crohn’s, yang membatasi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrien meski mengonsumsi makanan sehat.
- Kurang ASI: Air susu ibu bagi anak yang baru lahir sangat penting karena mengandung nutrien penting. Kurangnya ASI berisiko menyebabkan bayi gizi buruk.
- Kurang aktivitas: Pencernaan tidak akan berjalan lancar jika anak kurang beraktivitas hingga memicu malnutrisi.
- Fasilitas layanan dasar buruk: Sejumlah layanan dasar, misalnya sanitasi, yang buruk juga bisa memicu masalah gizi.
Tanda-tanda Balita Gizi Buruk
Menurut Kementerian Kesehatan, status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan, dan tinggi badan. Pengukuran ini bisa dilakukan di layanan Posyandu di tiap wilayah untuk mengetahui ada-tidaknya tanda gizi buruk balita.
Penting untuk mengetahui tanda balita gizi buruk sedari dini. Tanda gizi buruk pada balita tergantung jenis nutrisi yang tidak seimbang dalam tubuhnya, antara lain:
- Sering merasa cepat lelah
- Mudah marah
- Sering sakit karena daya tahan tubuh rendah
- Kulit kering dan bersisik
- Pertumbuhan terhambat
- Perut buncit
- Ketika sakit atau luka susah sembuh
- Massa otot berkurang
- Pertumbuhan intelektual dan perilaku pelan
- Gangguan pencernaan
Pengobatan Balita Gizi Buruk
Diagnosis yang tepat pada masalah balita gizi buruk penting untuk mencegah konsekuensi yang lebih berat pada masa mendatang. Ketika diketahui ada tanda gizi buruk, sebaiknya balita segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pengobatan balita gizi buruk bisa dilakukan sendiri di rumah jika masih pada tahap awal. Bila sudah terlalu berat, masalah gizi itu mesti ditangani di rumah sakit. Pengobatan gizi buruk di rumah antara lain dilakukan dengan:
- Konsumsi makanan bernutrisi dalam interval tertentu
- Pastikan anak mengikuti pola makan diet seimbang
- Mematuhi anjuran diet dari dokter
- Minum air sekurangnya 1,5 liter per hari
Baca juga : Pusat Layanan Ibu dan Anak Primaya Hospital
Sedangkan pengobatan di rumah sakit membutuhkan obat-obatan dan suplemen bagi balita. Bila balita tak bisa makan sendiri, diperlukan infus. Selain itu, perawatan dan pengawasan secara intensif dan berkelanjutan sangat dibutuhkan pada kasus gizi buruk balita yang lebih parah. Untuk mencegah masalah gizi ini, para orang tua diharapkan menerapkan pola makan diet seimbang pada anak dan memastikan layanan dasar mereka tercukupi.
Ditinjau oleh:
dr. Andi Faradillah, Sp.GK merupakan Dokter Spesialis Gizi Klinik
Primaya Hospital Makassar
Sumber:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition
https://www.nhs.uk/conditions/malnutrition/symptoms/
https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-anak-balita.pdf