Saat bulan Ramadan tiba, banyak orang tua muslim yang mulai memperkenalkan puasa kepada anak-anak mereka. Meski puasa belum diwajibkan bagi anak yang belum balig, membiasakan anak sejak dini dapat membantu mereka memahami nilai-nilai spiritual dan kesehatan dari ibadah puasa. Namun bagaimana cara yang tepat dan aman untuk mengajak anak berpuasa? Mari kita bahas dalam artikel berikut ini.
Kapan Anak Siap Berpuasa?
Berbeda dengan orang dewasa, tidak ada kewajiban berpuasa bagi anak kecil. Menurut jawaban Ustadz Abdul Kadir Jailani di NU Online, anak yang belum cukup umur atau balig tidak wajib berpuasa. Namun orang tua wajib memerintahkan anaknya berpuasa saat usianya 7 tahun.
Adapun menurut berbagai studi, kesiapan anak untuk berpuasa tidak hanya ditentukan oleh usia kronologis, tapi juga kematangan fisik dan psikologis. Ada sejumlah indikator yang menunjukkan anak sudah bisa mulai berpuasa:
- Sudah bisa mengungkapkan rasa lapar dan haus dengan jelas
- Memiliki pemahaman dasar tentang konsep puasa
- Menunjukkan ketertarikan dan keinginan untuk mencoba berpuasa
- Kondisi kesehatan baik tanpa penyakit kronis
Meski begitu, tetap dibutuhkan peran orang tua untuk mengawasi puasa anak-anak agar tidak mengganggu kesehatan mereka. Seperti temuan dalam riset Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, orang tua perlu mengawasi, memandu, dan memberikan contoh kepada anak-anak dalam proses membiasakan puasa agar lebih sehat dan lancar.
Manfaat Puasa bagi Anak-anak
Seperti pada orang dewasa, puasa juga memberikan manfaat bagi anak-anak. Manfaat itu antara lain:
- Mengajarkan anak-anak untuk berdisiplin dengan cara menahan diri dari makan dan minum, juga melatih kesabaran dalam menghadapi rasa lapar dan haus.
- Membuat anak merasa lebih dekat dengan Tuhan sehingga meningkatkan kesadaran akan spiritual terkait dengan pentingnya ibadah dan amal saleh.
- Mengajarkan anak-anak untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang kurang mampu sehingga menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial.
- Membantu anak-anak menjaga berat badan yang sehat serta mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes yang kian banyak didapati pada anak-anak seiring dengan bertambahnya jumlah kasus obesitas.
Panduan Puasa Sehat dan Aman bagi Anak-anak
Untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat puasa bagi anak-anak, berikut ini sejumlah langkah yang bisa dijadikan panduan:
- Sebelum meminta anak mencoba berpuasa, alangkah baiknya jika berkonsultasi dulu dengan dokter atau ahli gizi. Melalui konsultasi, mereka dapat memberikan saran yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan usia anak.
- Jangan langsung memaksa anak berpuasa seharian selama sebulan penuh. Mulailah dengan melatih mereka berpuasa setengah hari (misalnya dari pagi hingga zuhur), kemudian secara bertahap tingkatkan durasi puasanya.
- Jangan memaksakan anak berpuasa jika belum siap atau tidak mampu. Usia ideal untuk mulai berlatih puasa adalah sekitar 7 tahun, tapi tetap perhatikan kemampuan dan kondisi kesehatan setiap anak.
- Pada saat sahur dan berbuka, pastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang. Berikan mereka makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral. Hindari makanan yang terlalu manis, berlemak, atau mengandung banyak garam.
- Pastikan anak minum air yang cukup saat sahur dan berbuka, juga di antara waktu berbuka dan tidur. Hindari minuman bersoda atau dengan kandungan gula yang berlebihan.
- Pastikan anak beristirahat yang cukup. Kurangi aktivitas fisik yang berat dan mintalah anak-anak tidur lebih awal.
- Perhatikan tanda-tanda bahaya pada anak saat berpuasa, seperti lemas, pusing, sakit kepala, mual, muntah, atau demam. Jika anak mengalami tanda-tanda tersebut, segera batalkan puasanya dan bawa ke dokter.
- Berikan motivasi dan dukungan kepada anak saat berpuasa. Jelaskan kepada mereka ihwal manfaat puasa serta berikan pujian dan penghargaan atas usaha mereka.
- Jadikan puasa sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak. Ajak mereka berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan Ramadan, seperti membaca Al-Quran, bersedekah, atau mengikuti kajian agama.
Tips Tambahan untuk Orang Tua
Selain panduan tersebut, berikut ini sejumlah tips tambahan untuk orang tua yang ingin mendampingi anak-anak berpuasa:
- Orang tua adalah teladan bagi anak-anak. Jika ingin anak bersemangat berpuasa, tunjukkanlah semangat yang sama.
- Libatkan anak-anak dalam persiapan sahur dan berbuka. Misalnya dengan meminta mereka membantu menyiapkan makanan atau minuman, juga memilih menu makanan sehat yang mereka sukai.
- Buat jadwal yang teratur untuk kegiatan sehari-hari anak-anak selama bulan puasa, termasuk waktu makan, tidur, belajar, dan bermain.
- Batasi aktivitas anak-anak di luar rumah, terutama pada siang hari saat cuaca panas.
- Sediakan alternatif kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak selama bulan puasa, seperti membaca buku, bermain gameedukatif, atau menonton film yang mendidik.
- Jangan membandingkan anak dengan anak lain yang lebih kuat atau lebih rajin berpuasa. Setiap anak memiliki kemampuan dan kondisi yang berbeda-beda.
- Bersabar dan berikan pengertian kepada anak Anda jika mereka merasa kesulitan atau tidak kuat berpuasa.
Demikian artikel mengenai panduan puasa yang sehat dan aman bagi anak-anak dalam rangka membiasakan diri mereka dengan ibadah ini. Ingat, tujuan utama puasa bagi anak-anak adalah melatih mereka agar terbiasa, bukan membuat mereka merasa tersiksa. Tak apa bila puasa belum lancar di awal. Dengan latihan yang tekun dan panduan dari orang tua, ibadah puasa mereka bisa meningkat secara bertahap.
Narasumber:
dr. Desy Dewi Saraswati, Sp. A
Spesialis Anak
Primaya Evasari Hospital
Share to :
