
Tetanus yaitu salah satu jenis penyakit yang menyerang saraf yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Umumnya, jenis tetanus ini menyerang usia dewasa akibat infeksi yang masuk melalui luka terbuka akibat paku atau benda tajam lainnya. Namun, ada satu kondisi yang mana ini terjadi pada bayi baru lahir yang disebut sebagai tetanus neonatorum.
Lalu, apakah bahaya tetanus neonatroum bagi bayi? Apakah bisa menyebabkan kematian? Jika ingin tahu selengkapnya, yuk simak rinciannya dalam artikel selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Tetanus Neonatorum?
Tetanus neonatorum yaitu penyakit tetanus yang menyerang bayi baru lahir dengan usia kurang dari 28 hari. Kondisi ini sering disebut juga sebagai newborn tetanusย atau neonatal tetanus. Kondisi ini tergolong membahayakan karena tingkat kematiannya dapat mencapai 100% (https://www.cdc.gov/global-tetanus-vaccination/impact/index.html).ย Karena risiko yang tinggi inilah, pengobatan dan perawatan yang optimal dari dokter diperlukan sedini mungkin. Sejak tahun 2020, kasus tetanus neonatal yang dilaporkan telah meningkat di 18 (31%) negara prioritas eliminasi tetanus maternal dan neonatorum, termasuk 13 negara yang sebelumnya tervalidasi mencapai eliminasi tetanus maternal dan neonatorum. Tetanus neonatorum menjadi masalah khusus di Indonesia karena merupakan 50% dari seluruh kematian perinatal atau 20% dari angka kematian bayi. Angka kejadian tetanus neonatorum di Indonesia tergolong tinggi yaitu 6-7/1000 kelahiran hidup di daerah perkotaan dan 11-23/1000 kelahiran hidup di pedesaan.
Bayi yang mengalami tetanus akan memunculkan beragam gejala. Seperti halnya tidak dapat membuka mulut, kesulitan menyusui, kesulitan bernapasdemam, kesulitan menelan, demam, ย hingga kesulitan bernapas dan kejang. Kondisi ini umumnya terpengaruh oleh beberapa faktor seperti ibu yang belum pernah vaksin tetanus toksoid, pemotongan tali pusar yang tidak steril, hingga persalinan yang tidak hiegienis oleh tenaga kesehatan yang tidak terampil (https://www.cdc.gov/global-tetanus-vaccination/impact/index.html).
Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin semenjak sebelum kehamilan. Saat hamil, penting juga untuk melakukan pemeriksaan secara rutin sehingga akan segera tahu apabila calon buah hati Anda mengalami masalah kesehatan tertentu.
Nama | Tetanus Neonatorum |
Gejalaย Utama | Bayiย tidakย menyusuiย denganย baik,ย wajahย bayiย kebiruan,ย kesulitanย bernapas |
Tenagaย Ahli | Dokterย spesialisย anak |
Penyebabย Utama | Infeksiย bakteriย clostridiumย tetani |
Diagnosis | Wawancaraย medisย danย pemeriksaanย fisik |
Faktorย Risiko | Ibuย tidakย melakukanย imunisasiย tetanusย toksoid,ย pemotonganย taliย pusarย tidakย steril |
Pengobatan | Terapiย antitoksin,ย terapiย antibiotik,ย antiย kejang,ย pengobatanย sesuaiย dengan gejalaย danย komplikasi |
Pencegahan | Imunisasi,ย persalinanย hiegienisย denganย peralatanย steril |
Komplikasi | Pneumonia,ย gagalย ginjal,ย kakuย ototย jalanย napas,ย kematian |
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan bayi lebih rentan untuk mengalami kondisi ini. Di antaranya yaitu berupa:
- Ibu yang belum mendapatkan imunisasi tetanus toksoid.
- Pemotongan tali pusat sekaligus perawatannya yang tidak steril.
- Persalinan yang dilakukan tidak hiegienis di luar fasilitas kesehatan.
Penyebab Tetanus Neonatorum
Penyebab tetanus neonatroum adalah infeksi bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini memiliki menghasilkan neurotoksin yang menyerang sistem saraf pusat. Neurotoksin sendiri yaitu zat berbahaya yang mampu meracuni sistem saraf pusat maupun saraf tepi. Zat ini akan mengganggu kinerja dari otot, sistem pencernaan, sistem pernafasan, hingga detak jantung.
Kuman ini hidup di tanah yang telah tercemar oleh kotoran hewan seperti kucing, domba, anjing, atau sapi serta tinja manusia. Spora kuman ini menyebar dan mencemari lingkungan fisik dan biologik. Infeksi oleh bakteri ini pada bayi baru lahir diawali oleh pemotongan tali pusar menggunakan teknik dan peralatan ย yang tidak steril.ย Selain itu, pemberian bubuk ramuan, daun-daunan pada tali pusat juga dapat mengawali infeksi kuman ini. Setelah masuk ke tubuh bayi, maka akan muncul gejala yang dimulai dari hari ketiga hingga kesepuluh. Pada masa-masa tersebut, bayi harus segera mendapatkan perawatan yang tepat agar terhindar dari komplikasi yang membahayakan.
Gejala Tetanus Neonatorum
Bayi yang menderita tetanus umumnya akan mengalami beberapa gejala seperti halnya berikut ini:
- Bayi kesulitan bernapas
- Demam
- Bayi tidak dapat menyusu dengan baik
- Ekspresi bayi seperti meringis kesakitan
- Mulut bayi moncong seperti ikan
- Wajah tampak kebiruan
- Perut mengeras
- Kedua tangan menekuk dan kedua kaki lurus
- Tubuh kaku melengkung bagai busur
- Leher kaku
- Kejang saat ada rangsangan cahaya/suara
Cara Dokter Mendiagnosis
Untuk menentukan apakah bayi menderita kondisi ini atau tidak, maka dokter bisa melakukan beberapa metode. Di antaranya yaitu melalui:
- Wawancara medis dengan orang tua
- Pemeriksaan fisik
- Pengecekan riwayat kesehatan ibu hamil
Pencegahan Tetanus Neonatorum
Mengutip dari situs ScienceDirect, bahwa kondisi ini bisa dilakukan pencegahan melalui pengendalian faktor risiko. Untuk melakukannya, maka yang dibutuhkan yaitu:
- Pastikan saat persalinan ibu hamil melakukannya di fasilitas kesehatan.
- Selama masa kehamilan, hadiri antenatal care untuk pemeriksaan kondisi janin.
- Pastikan sebelum kehamilan sang ibu telah imunisasi tetanus toksoid.
- Konsultasikan ke dokter terkait perawatan tali pusar yang setelah pemotongan.
Pengobatan Tetanus Neonatorum
Karena tetanus neonatorum tergolong sebagai kondisi darurat, maka apabila buah hati Anda mengalami gejala di atas pastikan segera mungkin untuk mengunjungi instalasi gawat darurat. Beberapa macam pengobatan yang mungkin dokter berikan yaitu:
- Pemberian cairan dan nutrisi
- Pemberian oksigenasi
- Antibiotik
- Terapi suportif
- Terapi antitoksin
- Obat antispasmodik
- Perawatan luka
- Pengobatan sesuai gejala dan komplikasi
- Perawatan intensif di ruang intensif
Komplikasi
Mengingat penyakit ini termasuk penyakit membahayakan, maka komplikasi yang ada pun tergolong membahayakan seperti halnya:
- Gagal ginjal
- Pneumonia
- Kekakuan otot jalan napas
- Patah tulang belakang
- Gangguan irama jantung
- Atelektasis
- Septikemia
- Perdarahan saraf pusat
- Kematian
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila buah hati Anda mengalami gejala tetanus neonatorum seperti di atas, maka segera periksakan ke dokter spesialis anak. Apabila membutuhkan penanganan lebih lanjut, khususnya yang membahayakan nyawa, maka segera kunjungi dokter di instalasi gawat darurat.
Narasumber:
Spesialis Anak
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Newborn Tetanus. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/newborn-tetanus. Diakses pada 30 Desember 2024.
- Neonatal Tetanus Still Exists. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11214687/. Diakses pada 30 Desember 2024.
- Neonatal Tetanus Elimination. https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/71/wr/mm7111a2.htm#contribAff. Diakses pada 30 Desember 2024.
- Case report of neonatal tetanus. https://www.ijsr.net/archive/v12i1/SR221211090716.pdf. Diakses pada 30 Desember 2024.
- Tetanus vaccines. https://www.who.int/docs/default-source/tetanus/wer9206.pdf. Diakses pada 30 Desember 2024.
- Neonatal tetanus after home delivery. https://www.pediatr-neonatol.com/article/S1875-9572(10)60034-4/pdf. Diakses pada 30 Desember 2024.
- Neonatal Tetanus. https://www.emro.who.int/cpi/publications/neonatal-tetanus-risk-communication-and-community-engagement-guidance.html. Diakses pada 30 Desember 2024.
- https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/73/wr/mm7328a1.htm
- Buku ajar infeksi dan penyakit tropis IDAI edisi keempat