Jantung manusia bisa mendapat transplantasi layaknya organ tubuh lain. Transplantasi jantung bahkan hadir sebagai pilihan medis guna menyelamatkan nyawa pasien. Ketika penyakit sudah masuk stadium akhir dan jantung tak mungkin lagi difungsikan, transplantasi dapat menjadi solusi. Meski demikian, proses transplantasi ini lebih rumit dibanding organ lain karena jantung merupakan organ vital yang amat penting untuk kelangsungan hidup manusia.
Mengenal Transplantasi Jantung
Transplantasi jantung adalah operasi untuk mengambil jantung pasien yang sakit dan menggantinya dengan jantung yang sehat. Jantung pengganti itu berasal dari donor yang telah meninggal, biasanya akibat kecelakaan, cedera kepala, stroke, atau perdarahan otak.
Donor haruslah orang yang mengalami cedera otak yang tak bisa dipulihkan serta telah dipastikan meninggal secara medis. Identitas donor dan situasi kematiannya dijaga tetap rahasia. Penerima transplantasi dan keluarganya tidak diberi informasi mengenai hal tersebut.
Semua donor potensial akan menjalani pemeriksaan menyeluruh mengenai kesehatannya, termasuk soal penyakit jantung, penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol, serta kanker. Rumah sakit juga akan menjalankan tes untuk memeriksa ada-tidaknya penyakit menular. Bila tak ada masalah, barulah golongan darah dan ukuran tubuh donor dicocokkan dengan calon penerimanya. Gender ataupun ras tidak dipertimbangkan dalam prosedur ini.
Di seluruh dunia, hampir 3.500 prosedur transplantasi jantung dilakukan di seluruh dunia. Lebih dari separuhnya berlangsung di Amerika Serikat. Adapun jangka waktu hidup pasien setelah menerima transplantasi rata-rata 15 tahun.
Siapa yang Membutuhkan Transplantasi Jantung
Dokter di rumah sakit jantung akan mempertimbangkan tindakan transplantasi bila jantung tak mampu lagi bekerja dengan baik dan pasien berisiko meninggal dunia. Pasien penyakit jantung membutuhkan transplantasi antara lain ketika mengalami:
- Pembesaran jantung parah
- Gagal jantung kongestif yang berulang kali harus dirawat di rumah sakit
- Angina tidak stabil (sering merasa nyeri dada bahkan saat sedang beristirahat)
- Aritmia ventrikular yang tak bisa lagi diobati atau dikendalikan dengan defibrilator
- Penyakit jantung bawaan pada orang dewasa
- Penyakit jantung lain yang sudah tak bisa lagi ditangani dengan operasi atau metode lain.
Tujuan Transplantasi Jantung
Transplantasi jantung bukanlah upaya untuk menyembuhkan penyakit jantung. Tapi transplantasi menjadi ikhtiar untuk menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan transplantasi, usia pasien bisa lebih lama.
Pasien pun dapat menjalani hidupnya lebih baik dengan jantung yang lebih sehat. Walhasil, pasien akan lebih bergairah dan bersemangat dalam hidup, termasuk untuk beraktivitas sehari-hari.
Kapan Diperlukan?
Untuk dapat membuat rekomendasi medis berupa transplantasi jantung, dokter akan lebih dulu memeriksa kondisi jantung pasien. Rekomendasi dapat terbit bila jantung sudah benar-benar dalam kondisi parah dan tak bisa lagi ditangani dengan penanganan medis lain. Itu artinya jantung sudah gagal bekerja sebagaimana mestinya sehingga nyawa pasien terancam.
Gagal bekerja di sini berarti otot jantung sudah tak mampu lagi menjalankan tugasnya memompa darah ke seluruh tubuh. Padahal setiap organ tubuh memerlukan darah yang kaya akan oksigen dan nutrien untuk dapat berfungsi. Dokter akan mengevaluasi jantung pasien untuk menentukan tindakan terbaik yang menawarkan kesempatan hidup paling besar buat pasien dalam kondisi ini. Sebab, bisa jadi pasien belum memerlukan tindakan ini.
Risiko dan Efek Samping
Seperti tindakan medis lain, ada risiko dan efek samping dari tindakan ini. Dua komplikasi yang paling umum adalah infeksi dan penolakan. Infeksi adalah penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada pasien seusai transplantasi karena obat penekan imun yang harus dikonsumsi. Pasca-transplantasi, pasien lebih rentan terhadap infeksi, antara lain dari virus Epstein-Barr, citomegalovirus, dan bakteri, khususnya staphylococcus.
Infeksi jamur, protozoa, dan herpes simpleks juga mungkin melanda pasien penerima transplantasi. Dokter dapat mengendalikan kejadian infeksi dengan memantau pasien guna mendeteksi tanda-tanda awal infeksi dan menerapkan teknik isolasi yang tepat.
Adapun penolakan di sini mengacu pada kondisi ketika sistem imun tubuh menolak keberadaan jantung hasil transplantasi. Sebab, sistem imun mendeteksi jantung itu sebagai benda asing dan dikira bakteri atau virus sehingga diserang. Namun penolakan bisa diatasi dengan obat-obatan yang harus rutin dikonsumsi.
Persiapan Sebelum Transplantasi Jantung
Tidak semua pasien dengan kondisi jantung yang parah dapat menerima tindakan ini. Pasien antara lain harus dipastikan sehat dan sanggup menjalani operasi selama berjam-jam untuk prosedur transplantasi. Untuk itu, rumah sakit jantung akan mengerahkan sebuah tim untuk mengevaluasi pasien lebih dulu. Tim ini terdiri atas:
- Dokter bedah transplantasi
- Dokter jantung spesialis transplantasi
- Perawat
- Psikiater atau psikolog
Pasien akan menjalani evaluasi psikologi dan sosial, tes darah, dan tes diagnostik. Prosedur transplantasi memerlukan persiapan yang betul-betul matang dari berbagai segi karena banyak faktor berpengaruh.
Prosedur Transplantasi Jantung
Transplantasi jantung biasanya berlangsung sekitar 4-6 jam. Namun secara keseluruhan, prosedur ini bisa memakan waktu hingga 8 jam karena butuh persiapan dan pemantauan pasien sebelum dan sesudah operasi.
Sebelum operasi, pasien diberi anestesi agar tak sadarkan diri selama transplantasi berlangsung. Dokter bedah lalu membuat sayatan di dada pasien dan menyiapkan mesin jantung-paru yang berfungsi menggantikan peran jantung dan paru-paru selama prosedur berlangsung. Jantung pasien lantas diangkat dan dokter memasukkan jantung dari donor, kemudian menyambungkannya dengan pembuluh darah dengan cara dijahit. Setelah jantung terpasang dan terhubung dengan pembuluh darah, dokter menutup luka bekas sayatan.
Seluruh prosedur itu dilakukan di rumah sakit jantung dengan dokter yang mumpuni dan peralatan medis yang mendukung. Butuh keahlian khusus untuk melakukan tindakan ini karena sangat erat berkaitan dengan nyawa pasien.
Ditinjau oleh
dr. Jayarasti Kusumanegara, Sp. BTKV
Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/heart-transplant
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3904671/
- https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2770737
- https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT00042614
- https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2020.01621/full
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8358463/