• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Laparoscopy Teknik Bedah Minimal Invasif

Laparoscopy Teknik Bedah Minimal Invasif

Di era modern seperti saat ini, operasi tidak selalu harus dilakukan dengan bedah terbuka yang berisiko tinggi dan memerlukan waktu pemulihan yang relatif lama. Ketika memungkinkan, dokter bisa melakukan bedah laparoscopy untuk membantu mengatasi masalah kesehatan pasien, khususnya pada area perut dan panggul. Selain itu, teknik operasi ini bermanfaat untuk membantu menegakkan diagnosis yang akurat.

Mengenal Laparoscopy

Laparoscopy adalah teknik operasi modern yang tergolong invasif minimal karena tidak membutuhkan sayatan besar untuk menjangkau organ dalam yang ditargetkan dalam tindakan. Dengan prosedur laparoscopy, dokter cukup membuat sayatan kecil sekitar 5-10 mm di permukaan kulit area perut atau panggul dan memasukkan alat berupa tabung kecil dengan kamera yang terhubung dengan layar komputer di ruang operasi.

buat jani dokter primaya

Dengan begitu, dokter bisa melihat kondisi organ dalam di perut dan panggul lewat layar tersebut dalam melakukan penanganan medis yang diperlukan. Teknik bedah ini juga disebut operasi lubang kunci mengacu pada ukuran sayatan yang kecil seperti lubang kunci.

Alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam seperti ovarium, kandung kemih, dan lainnya di dalam perut disebut sebagai laparoskop. Laparoskop yang berukuran kecil tak membutuhkan sayatan besar seperti dalam operasi konvensional untuk dimasukkan ke tubuh pasien.

Operasi laparoskopi antara lain kerap digunakan untuk menangani endometriosis atau kista ovarium. Selain sebagai bagian dari upaya perawatan, laparoscopy dimanfaatkan sebagai salah satu metode diagnosis masalah medis dengan mengamati kondisi organ dalam.

Siapa Saja yang Memerlukan Laparoscopy

Laparoscopy adalah prosedur medis yang banyak dilakukan terhadap pasien yang mengalami gejala masalah kesehatan di area perut atau panggul. Gejala itu bisa menandakan gangguan medis seperti:

  • Kista ovarium atau munculnya kantong berisi cairan di dalam ovarium
  • Endometriosis atau tumbuhnya jaringan di luar rahim
  • Peradangan usus buntu
  • Penyakit lambung dan usus
  • Peradangan kandung empedu
  • Batu ginjal
  • Penyakit hati
  • Batu kandung kemih

Selain itu, pasien yang harus menjalani pengangkatan fibroid rahim, operasi prolaps panggul, dan beragam prosedur ginekologi lain mungkin memerlukan laparoscopy.

Kapan Seseorang Memerlukan Laparoscopy

Tidak semua orang yang mengeluhkan nyeri di perut atau gejala lain yang berkaitan dengan perut dan panggul pasti memerlukan laparoscopy. Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh dulu sebelum merekomendasikan tindakan ini.

Baca Juga:  Deteksi Dini Covid-19 Di Dalam Mobil : Rapid Test Covid-19 Drive Thru

Merujuk pada informasi dari laman NHS, sebagai prosedur diagnostik, seringnya laparoscopy dilakukan ketika hasil pemeriksaan fisik, sinar-X, atau CT scan kurang jelas. Seseorang juga mungkin memerlukan laparoscopy untuk mengetahui stadium kanker pada organ sekitar perut.

Bagi orang yang mengalami cedera perut, laparoscopy juga bisa dilakukan untuk mengetahui lokasi cedera dan seberapa dalam cedera itu. Walau jarang, dokter dapat menjalankan laparoscopy juga dalam beberapa operasi kardiovaskular, misalnya pemasangan kateter.

Manfaat/Tujuan

Laparoscopy sangat bermanfaat sebagai prosedur medis untuk tujuan diagnosis ataupun operatif. Dengan laparoscopy, dokter bisa mendiagnosis gangguan kesehatan yang sulit atau tak teridentifikasi lewat pemeriksaan fisik atau tes medis lain. Karena merupakan prosedur minimal invasif, pasien juga akan mendapatkan manfaat seperti:

  • Berkurangnya rasa sakit
  • Pemulihan lebih cepat
  • Risiko infeksi lebih rendah
  • Tak meninggalkan bekas luka sayatan besar

Persiapan Sebelum Menjalani Laparoscopy

Terdapat beberapa macam laparoscopy yang dibedakan menurut tujuannya. Namun umumnya pasien diminta berpuasa makan dan minum selama 6-12 jam sebelum menjalani tindakan ini. Dokter juga akan meminta pasien tidak mengonsumsi obat pengencer darah beberapa hari sebelumnya agar tak terjadi perdarahan berlebih ketika operasi berlangsung.

Begitu juga bila pasien terbiasa merokok, kebiasaan ini harus dihentikan karena bisa menghambat pemulihan dan meningkatkan risiko komplikasi. Biasanya pasien bisa langsung pulang pada hari yang sama dengan tindakan tanpa perlu rawat inap. Karena itu, pasien mesti membawa pendamping yang menemani hingga mengantar pulang pasien seusai tindakan.

Prosedur dan Pelaksanaan

Lazimnya pasien menjalani laparoscopy di bawah pengaruh anestesi sehingga tidak merasakan apa pun selama tindakan. Setelah efek anestesi bekerja, dokter memulai prosedur laparoscopy dengan membuat sayatan kecil sekitar 1-2 cm di perut atau area organ lain yang akan diperiksa.

Setelah itu, dokter memasukkan laparoskop yang dilengkapi kamera di ujungnya. Hasil dari kamera itu akan tampak di layar komputer yang terhubung dengan laparoskop sehingga dokter bisa lebih jelas dalam mengamati dan mengambil tindakan.

Baca Juga:  Trabeculectomy Cara Ampuh Atasi Glaukoma

Supaya gambar lebih jelas, dokter mungkin akan memasukkan gas karbon dioksida lewat sayatan sebelumnya sehingga dinding perut terangkat untuk sementara. Dokter pun bisa langsung melakukan tindakan diagnostik ataupun operatif dengan mengamati kondisi organ dalam perut lebih jelas lewat layar tersebut.

Begitu prosedur laparoscopy selesai, dokter mengeluarkan gas karbon dioksida dan alat laparoskop dari perut. Lantas dokter menutup bekas sayatan dengan lem atau jahitan.

Perawatan Pasca Laparoscopy

Demi pemulihan yang lebih cepat dan terhindar dari risiko komplikasi, pasien perlu menjalani perawatan pasca laparoscopy sesuai dengan instruksi dokter. Perawatan pertama dilakukan di ruang pemulihan tempat pasien menjalani pemulihan sembari dipantau dengan ketat oleh para tenaga medis.

Pemulihan ini biasanya berlangsung selama beberapa jam di rumah sakit hingga dibolehkan pulang. Pasien disarankan langsung beristirahat ketika sampai di rumah. Selama beberapa hari, wajar jika ada ketidaknyamanan atau nyeri di lokasi tempat masuknya laparoskop.

Selama masa pemulihan, pasien tak disarankan melakukan kegiatan berat selama beberapa hari. Biasanya pasien bisa kembali menjalani rutinitasnya 5 hari setelah tindakan.

Adakah Efek Samping Setelah Laparoskopi

Terdapat berbagai kemungkinan munculnya efek samping atau risiko laparoscopy, meliputi:

  • Nyeri, pembengkakan, atau rasa tindak nyaman di area bekas sayatan atau sekitarnya
  • Perut kembung akibat penggunaan karbon dioksida dalam tindakan
  • Mual dan muntah, khususnya bila mendapat anestesi
  • Perdarahan ringan dari luka bekas sayatan

Laparoscopy di Primaya Hospital

Laparoscopy di Primaya Hospital dapat memberikan hasil terbaik dengan adanya tim medis yang berpengalaman dan paham akan teknologi medis modern. Bila merasa ada yang bermasalah di bagian perut, laparoscopy bisa menjadi salah satu jalan untuk mengidentifikasi atau bahkan mengatasi masalah tersebut.

 

Narasumber:

dr. Dennis Chrissandy, Sp. B

Spesialis Bedah

rimaya Hospital Pasar Kemis

Referensi:

  • How it’s performed -Laparoscopy (keyhole surgery). https://www.nhs.uk/conditions/laparoscopy/what-happens/. Diakses 8 Oktober 2023
  • Preparing For Your Laparoscopy. https://bostoncenterendometriosis.org/wp-content/uploads/2013/06/Laparoscopy-Pre-op_6.11.13.pdf. Diakses 8 Oktober 2023
  • Laparoscopy. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/laparoscopy. Diakses 8 Oktober 2023
  • Safety considerations in laparoscopic surgery: A narrative review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8788169/. Diakses 8 Oktober 2023
  • Laparoscopy. https://www.healthdirect.gov.au/laparoscopy. Diakses 8 Oktober 2023
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below