Ratusan negara yang terjangkit Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 punya cara masing-masing untuk mengatasi pandemi ini. Kebanyakan melakukan pembatasan pergerakan dan karantina wilayah. Namun ada pula yang disebut menerapkan herd immunity meski dampak herd immunity corona kontroversial.
Herd immunity adalah perlindungan secara tidak langsung dari suatu penyakit menular yang terwujud ketika sebuah populasi memiliki kekebalan baik lewat vaksinasi maupun imunitas yang berkembang dari infeksi sebelumnya.
Namun dampak herd immunity corona disebut berbahaya karena virus ini jenis baru dan sangat mudah menular. Penerapan herd immunity tanpa adanya vaksinasi berisiko menimbulkan jatuh banyak korban jiwa karena infeksi yang menyebar tak terkendali.
Bagaimana Skema Herd Immunity Dilakukan
Skema herd immunity bisa dilihat antara lain di Swedia, negara di Eropa. Meski pandemi Covid-19 merajalela, di negara itu tidak ada pembatasan secara ketat meski tetap ada imbauan jaga jarak dan rutin cuci tangan. Pusat belanja, restoran, dan tempat umum lain masih dibiarkan buka. Walhasil, dampak herd immunity corona di sana tampak dari tingkat kematian pasien yang sangat tinggi.
Cara kerja herd immunity berjalan dengan membiarkan sebuah populasi terpapar oleh virus. Menurut sejumlah pakar epidemiologi, setidaknya 50-70 persen dari populasi harus terjangkit virus ini terlebih dulu untuk mencapai herd immunity. Bahkan ada pula yang menyebutkan sekurangnya 90 persen populasi yang terpapar untuk mewujudkan herd immunity.
Orang yang terinfeksi virus dan lalu sembuh lazimnya telah memiliki antibodi yang kuat terhadap virus yang sama. Tubuh memproduksi antibodi sebagai respons terhadap virus atau bakteri yang masuk. Bila seseorang pernah melawan suatu penyakit, sistem imunnya telah mengenali penyebab penyakit itu dan tahu cara mengalahkannya secara lebih cepat dan lebih baik di kemudian hari.
Maka risiko orang itu tertular oleh penyakit yang sama lebih kecil, bahkan kebal. Karena itu, makin banyak orang yang sembuh dari infeksi, makin banyak pula yang memiliki imunitas atau kekebalan. Dalam skema herd immunity, mereka dapat berperan layaknya tembok pelindung bagi orang lain yang belum terinfeksi dalam suatu populasi.
Apa yang Terjadi Jika Prosedur Herd Immunity Dipraktikkan di Indonesia
Melihat skema di atas, ada risiko yang tinggi jika prosedur herd immunity diterapkan di Indonesia. Saat ini vaksin Covid-19 belum mencapai angka minimal 50-90% sehingga dampak herd immunity corona akan terasa lebih berat lantaran tanpa ada vaksinasi massal yang merata.
Cara terbaik untuk menerapkan herd immunity adalah dengan dibarengi imunisasi dan vaksinasi. Vaksin dimasukkan ke tubuh untuk membantu sistem imun mempelajari virus dan melawannya tanpa harus sakit. Masalahnya, vaksin virus corona masih dicari. Menurut WHO, tanpa vaksinasi, dampak herd immunity corona bisa membahayakan populasi. Bisa terjadi hingga sembilan gelombang infeksi hingga tercapai herd immunity.
Jika vaksin tak tersedia dan infeksi virus menyebar, banyak orang yang akan terpapar hingga terjangkit penyakit. Dengan demikian, bisa dipastikan dampak herd immunity corona jika diterapkan di Indonesia antara lain terlihat dari tingginya angka positif dan kematian. Terlebih di Indonesia masih ada masalah soal sarana medis untuk menangani corona. Misalnya alat pelindung diri yang mahal dan terbatas serta masalah kapasitas rumah sakit.
Mengapa Herd Immunity Terlalu Berisiko Jika Diterapkan di Indonesia
Dampak herd immunity corona paling dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Dibutuhkan kedisiplinan dan pengetahuan yang memadai dalam penerapan herd immunity. Apalagi yang dihadapi adalah Covid-19, penyakit yang baru dan masih diteliti oleh para ahli.
Herd immunity terlalu berisiko jika diterapkan di Indonesia mengingat masih banyaknya warga yang belum berdisiplin. Misalnya sudah ada imbauan jaga jarak dan mengenakan masker, tapi masih saja ada yang tidak mematuhinya. Jikapun memakai, masker sering cuma dicantolkan ke telinga tanpa menutup hidung atau mulut.
Tempat publik pun masih ramai oleh orang-orang yang tak mengenakan masker dan mengabaikan aturan jaga jarak. Masyarakat seolah-olah belum tahu betapa pentingnya mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi. Ini pula yang tiap hari disampaikan juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. Dampak herd immunity corona berupa tingginya angka kasus positif dan kematian ada di depan mata jika diterapkan di Indonesia.
Ditinjau oleh:
dr. Meirdhania Andina, SpA, M.Kes
Dokter Spesialis Anak
Referensi:
https://www.gavi.org/vaccineswork/what-herd-immunity
https://metro.co.uk/2020/03/14/world-health-organisation-questions-uk-coronavirus-approach-12397312/
http://www.emro.who.int/in-press/commentaries/unlocking-towns-and-cities-covid-19-exit-strategy.html