Penglihatan sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari. Mata yang buta akan mempengaruhi semua aspek kehidupan dari yang terkecil hingga terbesar. Maka penting untuk memahami cara terbaik untuk merawat mata guna menghindari hilangnya penglihatan.
Mengenal Buta
Buta adalah kondisi hilangnya kemampuan orang untuk melihat serta membedakan objek atau cahaya. Kebutaan bisa bersifat sementara ataupun permanen dan dapat terjadi pada salah satu ataupun kedua mata. Terdapat berbagai penyebab kebutaan, dari cedera, penyakit mata, hingga faktor usia.
Seperti dilansir Kementerian Kesehatan, WHO menyebutkan penyebab utama kebutaan di Indonesia adalah katarak sebanyak 62%. Di bawahnya ada glaukoma (15 %), degenerasi makula terkait dengan usia (7 %), dan retinopati diabetik (3 %).
Terdapat beberapa jenis kebutaan, antara lain:
- Parsial: hanya sebagian penglihatan yang hilang, bisa pada satu atau kedua mata
- Buta warna: kesulitan membedakan warna tertentu, bisa sebagian bisa pula total
- Kongenital: kebutaan yang terjadi saat lahir atau bawaan
- Buta akibat penyakit: penglihatan hilang karena penyakit tertentu, seperti diabetes, infeksi, dan tekanan darah tinggi
- Buta akibat cedera: penglihatan hilang lantaran trauma atau cedera pada mata atau otak
- Buta akibat faktor lingkungan: kebutaan yang terjadi karena paparan radiasi, bahan kimia, atau hal lain yang bersumber dari lingkungan
Mata yang buta tak bisa diobati, tapi ada sejumlah cara bagi individu yang mengalaminya untuk beradaptasi dengan alat bantu, pelatihan keterampilan, serta dukungan sosial dan psikologis.
Gejala
Gejala buta pada tiap individu bisa berbeda-beda, tergantung penyebab dan jenisnya. Gejala itu antara lain:
- Sama sekali tidak bisa atau hanya dapat melihat sedikit cahaya atau bayangan
- Kesulitan membaca atau menulis, termasuk dengan kacamata atau lensa kontak
- Perubahan pada mata, misalnya membengkak, terasa sakit, atau berwarna kemerahan
- Kesulitan mengenali wajah orang
- Penglihatan kabur atau buram
- Kesulitan berjalan di tempat yang belum dikenal
- Sensitif terhadap cahaya
- Kesulitan menentukan bentuk benda
- Mata berair
- Mata gatal
- Keliru mengidentifikasi warna
- Seperti ada kilatan cahaya, tirai putih, atau lingkaran cahaya (halo) pada penglihatan
- Nyeri pada mata atau terasa ada tekanan pada area mata
Penyebab
Terdapat sejumlah penyebab mata buta yang umum, di antaranya:
- Katarak: kabur atau buramnya penglihatan karena lensa mata menjadi keruh, antara lain karena penuaan, cedera, atau penyakit tertentu
- Glaukoma: rusaknya saraf optik akibat peningkatan tekanan di dalam mata
- Degenerasi makula terkait dengan usia: hilangnya penglihatan karena kerusakan makula, yakni bagian dari retina
- Retinopati diabetik: komplikasi diabetes berupa rusaknya pembuluh darah di retina dan bisa menyebabkan kehilangan penglihatan
- Penyakit mata lain: misalnya infeksi atau radang yang dapat merusak mata
- Kerusakan mata akibat cedera: misalnya terkena kebakaran, kecelakaan di jalan, atau trauma pada mata
- Masalah kesehatan lain: masalah kesehatan seperti stroke atau tumor otak juga dapat mempengaruhi fungsi mata hingga mengakibatkan mata buta
- Genetik: riwayat genetik atau keturunan berperan dalam beberapa jenis kebutaan, seperti retinitis pigmentosa dan sindrom Usher
- Faktor lingkungan: paparan radiasi, bahan kimia, atau sinar matahari yang berlebihan bisa merusak mata dan menyebabkan kebutaan
Cara Dokter Mendiagnosis Buta
Hanya dokter atau ahli mata yang bisa menegakkan diagnosis mata buta. Ada serangkaian tes dan pemeriksaan yang dibutuhkan. Salah satunya adalah pemeriksaan mata dengan alat khusus, seperti oftalmoskop atau biomikroskop untuk melihat kondisi dan struktur mata. Tes lainnya termasuk:
- Tes penglihatan untuk mengukur kemampuan mata dalam melihat, misalnya dengan tes Snellen, tes optotip, atau tes Amsler
- Tes bidang pandang untuk mengetahui seberapa luas bidang atau lapangan pandang guna memastikan apakah ada kerusakan di saraf optik atau area visual pada otak
- Tes warna untuk melihat kemampuan membedakan warna untuk mengetahui buta warna
- Tes neurologis untuk mengevaluasi kerusakan saraf atau fungsi otak yang mungkin menyebabkan kebutaan
Ketika Mata
Ketika mata buta, tidak ada cara untuk menyembuhkan atau memulihkan penglihatan sepenuhnya. Namun terdapat beberapa cara untuk mengatasi atau meminimalkan dampak kebutaan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
- Pengobatan dengan resep dokter atau tindakan medis untuk mengobati kondisi yang menyebabkan kebutaan. Misalnya pengobatan katarak dengan operasi pengangkatan lensa mata yang keruh
- Edukasi dan terapi untuk membantu orang yang mengalami kebutaan supaya bisa hidup mandiri dan produktif, antara lain dengan terapi okupasi, fisioterapi, dan terapi psikologis
- Penggunaan teknologi alat bantu untuk membantu meningkatkan fungsi orang yang mengalami kebutaan, misalnya dengan alat bantu visual, pendengaran, mobilitas, dan komunikasi seperti tongkat penuntun dan perangkat lunak suara yang bisa membantu membacakan teks
Selain cara-cara di atas, dibutuhkan dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman agar individu yang buta dapat merasa lebih percaya diri dan mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Komplikasi
Mata buta bisa mengakibatkan komplikasi pada kesehatan hingga kualitas hidup individu. Di antaranya:
- Merasa terisolasi secara sosial lantaran sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain
- Mengalami depresi dan gangguan kecemasan karena merasa tak bisa lagi melakukan kegiatan yang disenangi dan tak bebas beraktivitas
- Sulit mengerjakan tugas sehari-hari, seperti memasak, membersihkan rumah, hingga membuat keputusan yang penting dalam hidup terkait dengan pekerjaan atau pendidikan
- Mengalami kecelakaan atau cedera karena tak dapat atau sulit melihat
- Kualitas hidup menurun lantaran tak dapat berkegiatan seperti biasa, termasuk menjalankan hobi tertentu yang menyenangkan hati
- Sangat bergantung pada orang lain atau tidak dapat mandiri dalam kegiatan sehari-hari
Pencegahan
Terdapat beberapa cara untuk mencegah kebutaan yang tak terkait dengan faktor genetik. Contohnya menerapkan gaya hidup sehat dengan tidak merokok, menjaga berat badan sehat, menghindari makanan dengan kadungan gula tinggi, makanan asin, serta makan makanan yang menyehatkan.
Jika melakukan kegiatan atau olahraga yang berisiko menyebabkan kebutaan, utamakan kehati-hatian, keselamatan, dan keamanan. Misalnya dengan mengenakan alat pelindung diri yang lengkap dan sesuai dengan standar. Jika sudah ada diagnosis masalah mata, ikuti arahan dokter untuk mendapat perawatan dan pengobatan yang tepat agar terhindari dari risiko mata buta. Selain itu juga menjaga kesehatan mata dengan mengatur jarak baca, tidak terlalu lama menatap layar dan menggunakan pelindung mata anti UV.
Kapan Harus ke Dokter?
Deteksi dini terhadap risiko gangguan pada penglihatan dapat menjadi kunci untuk mengatasi kebutaan. Karena itu, penting untuk memeriksakan mata secara teratur sesuai dengan rekomendasi dokter agar masalah mata dapat terdeteksi sejak dini sebelum menyebabkan mata buta. Orang yang berusia 20-39 tahun disarankan memeriksakan mata ke dokter setiap 5-10 tahun sekali, 40-52 tahun 2-4 tahun sekali, dan 55 tahun ke atas 1-3 tahun sekali. Dan apabila sudah ada gangguan penglihatan tidak ada salahnya periksa ke dokter spesialis mata untuk deteksi dini masalah pada mata dan pengobatan segera sebelum adanya komplikasi yang lebih berbahaya.
Reviewer
dr. Arinta Prinarbaningrum
Dokter Umum โย Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- Katarak Penyebab Terbanyak Kebutaan. https://www.kemkes.go.id/article/view/20100600004/katarak-penyebab-terbanyak-kebutaan.html. Diakses 8 Maret 2023
- A Review of Corneal Blindness: Causes and Management. https://www.cureus.com/articles/111199-a-review-of-corneal-blindness-causes-and-management#!/. Diakses 8 Maret 2023
- Blindness and vision impairment. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/blindness-and-visual-impairment. Diakses 8 Maret 2023
- Blindness and vision loss. https://medlineplus.gov/ency/article/003040.htm. Diakses 8 Maret 2023
- Blindness. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448182/. Diakses 8 Maret 2023
- Tips to Prevent Vision Loss. https://www.cdc.gov/visionhealth/risk/tips.htm. Diakses 8 Maret 2023
- Smoking and Eye Disease. https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/smokers. Diakses 8 Maret 2023