• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Sindrom Brugada, Salah Satu Penyebab Kematian Mendadak

Brugada

Sindrom brugada tergolong sebagai salah satu gangguan jantung yang wajib diwaspadai sebaik mungkin. Hal tersebut dikarenakan sindrom satu ini dapat memicu sudden cardiac arrestย atau kematian jantung mendadak.

Melansir dari laman Kemenkes RI, bahwa sindrom brugada menyumbang 4% kematian jantung mendadak di Indonesia. Tentunya, Anda harus mewaspadai apakah memiliki sindrom bawaan satu ini ataukah tidak mengingat kondisi ini sebagian besar menurun secara genetik. Yuk cari tahu lebih mendalam seputar gangguan jantung satu ini dalam artikel berikut.

buat jani dokter primaya

Apa Itu Sindrom Brugada?

Sindrom brugada yaitu kondisi gangguan irama jantung (aritmia) langka yang dipengaruhi oleh faktor genetik bawaan. Sebagian orang tidak mengalami gejala apa pun saat mengidap kondisi ini, namun sebagian orang lain dapat memicu keluhan tertentu bahkan kematian mendadak.

Nama โ€œBrugadaโ€ sendiri mengambil dari penemunya yaitu Joseph Buragada dan Pedro, dua ilmuwan bersaudara yang meneliti tentang sindrom ini pada tahun 1992 silam.

Mereka awalnya meneliti tentang pasien gagal jantung, namun menemukan gambaran pola EKG (elektrokardiogram), yaitu aktivitas kelistrikan jantung yang unik. Kondisi ini membedakannya dengan berbagai jenis penyakit jantung lainnya.

Karena tergolong sebagai faktor genetik berupa kelainan struktur jantung, maka sindrom ini memiliki risiko menurun ke sanak famili saat memiliki riwayat sindrom serupa. Jadi, penting sekali untuk memeriksakan ke dokter apabila ingin mengetahui lebih lanjut seputar sindrom satu ini sehingga meminimalisir menurun ke anak.

 

Nama Sindrom Brugada
Gejalaย Utama Jantungย berdebar,ย kejang,ย pingsan
Dokterย Spesialis Dokterย spesialisย jantung
Penyebabย Utama Faktorย genetik,ย gangguanย strukturย jantung
Diagnosis Pemeriksaanย fisik,ย anamnesis,ย danย elektrokardiogram,ย ekokardiogram
Faktorย Risiko Riwayatย keluargaย denganย penyakitย yangย sama
Pengobatan Obat-obatan,ย ablasiย kateter,ย ICD
Pencegahan Hindariย konsumsiย obatย terlarangย danย alkohol
Komplikasi Hentiย jantungย mendadak

Referensi:Faktor Risiko

Faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi seseorang terkena sindrom brugada meliputi beberapa hal di bawah ini:

  • Faktor genetik. Diketahui bahwa faktor genetik mampu memengaruhi sekitar 30% kasus pada sindrom brugada.
  • Berjenis kelamin pria. Pria memiliki risiko 5,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan wanita saat terkena kondisi satu ini.
  • Usia. Kebanyakan para pasien yang menderita penyakit ini berada di kisaran usia 30 โ€“ 40 tahunan. Jarang pada masa anak-anak dan lansia.
Baca Juga:  Cara Mengatasi Sakit Dada Bagian Tengah Saat Tarik Nafas Panjang

Penyebab Sindrom Brugada

Penyebab sindrom ini umumnya berasal dari mutasi gen yang terjadi secara turun temurun. Jadi, gen yang seharusnya menjaga i rama jantung tetap normal namun mengalami masalah tersendiri berupa gangguan pada kanal ionnya. Akibatnya, detak jantung menjadi tidak normal.

Belum pasti apa yang menyebabkan terjadinya mutasi genetik. Namun, selain karena faktor keturunan, beberapa kondisi yang bisa memicu hal ini yaitu berupa efek samping obat-obatan, gangguan elektrolit, dan demam tinggi.

Gejala Sindrom Brugada

Sering kali, sindrom brugada tidaklah menimbulkan gejala apa pun. Bahkan, dalam banyak kasus, gejala yang terasa baru setelah kondisinya parah. Beberapa gejala tersebut meliputi:

  • Detak jantung yang tidak teratur.
  • Jantung berdebar-debar kencang.
  • Henti jantung.
  • Sesak napas.
  • Pusing
  • Kejang
  • Pingsan

Cara Dokter Mendiagnosis

Dokter akan mendiagnosis sindrom ini berdasarkan dengan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan seperti:

  • Elektrokardiogram
  • Kateterisasi jantung.
  • Pemeriksaan gen.

Pencegahan Sindrom Brugada

Karena umumnya sindrom brugada merupakan faktor keturunan genetik, maka pencegahannya tidak memungkinkan. Namun, jika Anda mengalami hal ini dan ingin agar gejalanya tidak semakin memburuk, maka bisa mengikuti beberapa upaya berikut:

  • Pastikan untuk mengobati demam tinggi.
  • Batasi atau bahkan hindari konsumsi alkohol.
  • Hindari aktivitas fisik yang terlalu berat.
  • Pastikan konsultasi ke dokter saat akan minum obat.

Pengobatan Sindrom Brugada

Mengutip dari laman NCBI, bahwa dokter dapat melakukan pengobatan terhadap penyakit ini menggunakan beragam jenis metode yang berbeda sesuai dengan kondisi pasien. Namun, umumnya pengobatan yang kerap dokter lakukan meliputi:

  • Terapi obat-obatan. Contohnya dengan menggunakan obat antiaritmia layaknya quinidine dan beberapa obat lain seperti isoproterenol.
  • Pemasangan ICD. Implantable cardioverter defribillator(ICD) yaitu perangkat medis yang berguna untuk memonitor irama jantung. Metode satu ini terbilang efektif untuk penderita sindrom brugada.
  • Ablasi kateter. Yaitu prosedur penggunaan radiofrekuensi melalui pendekatan trans perikardial dengan memasukkan kateter ke pembuluh darah hingga terhubung ke jantung. nantinya, kateter akan menghancurkan jaringan jantung yang menyebabkan kondisi ini.
Baca Juga:  Penyebab Hipertrofi Ventrikel Kiri dan Ragam Pengobatannya

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi dari sindrom brugada yaitu henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest. Hal ini terjadi karena aliran darah yang menuju otak tidak lancar, akibatnya penderita dapat mengalami pingsan bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri Anda ke dokter spesialis jantung apabila mengetahui bahwa salah satu anggota keluarga Anda juga mengidap sindrom brugada ini. Terlebih, apabila disertai dengan kondisi seperti perasaan tidak nyaman pada dada, dada berdebar-debar kencang, dan perasaan ingin pingsan.

Karena komplikasinya cukup serius, maka kondisi ini membutuhkan perawatan dari dokter sesegera mungkin. Perawatan saat masih tahap awal tentunya akan memudahkan dokter dalam melakukan penanganan sekaligus meminimalisir komplikasi yang ada.

Narasumber:

dr. Aldo Ferly, M. Res, Sp. JP

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Primaya Hospital Beang Pambelum

 

 

Referensi:

  • Brugada syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519568/. Diakses pada 20 Oktober 2024.
  • Brugada syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/brugada-syndrome/symptoms-causes/syc-20370489. Diakses pada 20 Oktober 2024.
  • Brugada syndrome. https://www.nhs.uk/conditions/brugada-syndrome. Diakses pada 20 Oktober 2024.
  • Brugada syndrome. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16813-brugada-syndrome. Diakses pada 20 Oktober 2024.
  • Brugada syndrome. https://medlineplus.gov/genetics/condition/brugada-syndrome/. Diakses pada 20 Oktober 2024.
  • Brugada syndrome. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/brugada-syndrome. Diakses pada 20 Oktober 2024.
  • Brugada syndrome. https://www.healthdirect.gov.au/brugada-syndrome. Diakses pada 20 Oktober 2024.
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below