Pembuluh darah memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan fungsi sistem tubuh bekerja secara normal karena membawa darah yang kaya oksigen dan nutrien ke berbagai organ. Terdapat tiga jenis pembuluh darah yang utama, yakni arteri, vena, dan kapiler. Di antara ketiga jenis itu, arteri adalah pembuluh darah yang sering mengalami gangguan. Sebagai contoh, arteri bisa mengalami ayang membahayakan.
Mengenal Aterosklerosis
Pada orang yang sehat, arteri fleksibel dan elastis. Aterjadi ketika arteri di dalam tubuh mengalami pengerasan atau kekakuan. Istilah “aterosklerosis” juga kerap digunakan untuk mengacu pada kondisi yang dipicu penumpukan zat lemak pada dinding arteri ini. Zat itu disebut plak.
Arteri yang fleksibel dan elastis saat muda atau ketika tubuh sehat bisa mengeras dan kaku seiring dengan pertambahan usia atau jika ada penyakit yang melatari. Tekanan darah tinggi yang terus menekan arteri, misalnya, bisa berujung pada makin kaku dan kerasnya dinding arteri. Proses ini membuat arteri kehilangan elastisitasnya dan berujung pada aterosklerosis.
Seperti dikutip dari National Heart, Lung, and Blood Institute, komplikasi abisa terjadi secara mendadak tanpa tanda peringatan sebelumnya. Komplikasi yang paling umum dan membahayakan adalah serangan jantung dan stroke.
Menumpuknya plak di pembuluh darah jantung atau arteri koroner yang memasok darah ke jantung bisa menyebabkan gangguan pada fungsi otot jantung. Aliran darah jadi tersumbat atau terhambat hingga menyebabkan gejala angina atau rasa nyeri hebat pada dada. Jika arteri koroner tersumbat total, bisa terjadi serangan jantung. Adapun bila arteri yang tersumbat ada di area otak, penderitanya bisa mengalami stroke. Ajuga kerap terjadi pada bagian kaki hingga mengganggu mobilitas. Kondisi itu disebut penyakit arteri perifer.
Komplikasi Serta Gejala
Aterosklerosis adalah kondisi yang berkembang dari tahun ke tahun. Maka gejalanya tidak selalu langsung muncul. Gejala yang dialami bergantung pada tingkat kekerasan atau kekakuan arteri, seberapa parah sumbatan terjadi dan dimana letak arteri yang bermasalah. sehingga dapat di ambil kesimpulan gejala baru akan muncul saat sudah terjadi komplikasi.
- Penyakit jantung, misalnya serangan jantung, gagal jantung, dan henti jantung.Nyeri dada, keringat dingin, pusing, kelelahan ekstrem, jantung berdebar-debar, napas pendek, mual, dan lemas menjadi gejala komplikasi aterosklerosis pada jantung
- Masalah pada otak, seperti aneurisma otak, stroke, dan demensia vascular. Seperti gangguan berpikir dan ingatan, mati rasa atau kelemahan pada salah satu bagian tubuh atau wajah, dan masalah penglihatan adalah gejala awal penyakit arteri vertebral
- Kerusakan organ vital lain seperti ginjal, hati atau sistem pencernaan
- Infeksi, kematian jaringan, amputasi pada kaki,Pada arteri perifer saat sudah terjadi sumbatan bisa terjadi Nyeri, pegal, rasa berat, atau kram pada kaki ketika berjalan atau naik tangga, hingga kematian jaringan (nekrosis) disertai dengan infeksi berat bahkan sampai perlu dilakukan amputasi
Penyebab
Penyebab aterosklerosis tidak diketahui secara pasti. Berdasarkan studi, ada berbagai faktor yang meningkatkan risiko aterosklerosis, seperti:
- Konsumsi produk tembakau
- Pertambahan usia
- Gaya hidup sedentari (kurang bergerak aktif)
- Banyak konsumsi makanan/minuman tak sehat
- Obesitas
- Stres tinggi
- Level gula darah tinggi atau diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Kadar kolesterol tinggi
- Riwayat aterosklerosis dalam keluarga sebelum usia 60 tahun
Cara Dokter Mendiagnosis Aterosklerosis
Dokter akan menjalankan pemeriksaan fisik dan melontarkan serangkaian pertanyaan seputar riwayat kesehatan pribadi dan keluarga dalam rangka menegakkan diagnosis arterioskleroris. Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, dokter bisa merekomendasikan sejumlah tes, seperti:
- Tes darah untuk mengecek kadar kolesterol, tekanan darah, dan gular darah
- Elektrokardiogram untuk merekam dan mengukur sinyal kelistrikan di jantung
- Tes stres dengan cara meminta pasien berjalan di treadmill atau mengendarai sepeda statis untuk mengecek kerja jantung saat dalam tekanan
- Ultrasonografi (USG) Doppler untuk mengukur tekanan darah di beberapa titik di kaki atau lengan
- Pengukuran indeks brakilais pergelangan kaki untuk mengecek apakah ada pengerasan arteri di kaki
- Tes pencitraan seperti angiografi resonansi magnetik (MRA) atau tomografi emisi positron (PET)
Cara Mengatasi Aterosklerosis
Terdapat tiga cara utama untuk mengatasi aterosklerosis, yaitu perubahan gaya hidup, pemberian obat-obatan, dan pembedahan. Perubahan gaya hidup mencakup penerapan pola makan gizi seimbang dan olahraga rutin.
Adapun obat-obatan digunakan untuk menghambat perkembangan aterosklerosis. Misalnya statin dan obat kolesterol lain guna menurunkan kadar low-density lipoprotein alias kolesterol jahat sehingga mengurangi penumpukan plak di arteri. Ada pula obat pengencer darah untuk mencegah penggumpalan darah yang bisa menambah sumbatan dan obat lain sesuai dengan gejala yang dialami.
Jika kondisi aterosklerosis sudah parah, pasien mungkin memerlukan prosedur bedah untuk kembali memperlancar aliran darah. Contohnya:
- Angioplasti dan pemasangan stent untuk memperlebar arteri
- Endarteroktomi untuk mengangkat plak dari dinding arteri
- Bypass jantung untuk membuat aliran darah baru pada jantung lewat pemasangan arteri yang diambil dari pembuluh darah di bagian organ lain
Pencegahan
Risiko aterosklerosis kian tinggi sejalan dengan kian bertambahnya usia. Namun ada sejumlah cara untuk mencegahnya, termasuk:
- Berolahraga secara teratur tiap hari
- Mengurangi makanan tinggi kandungan lemak dan kalori
- Banyak makan buah dan sayur
- Tidak mengonsumsi tembakau dalam bentuk apa pun
- Mengendalikan stres
- Mengikuti rekomendasi dokter jika punya risiko aterosklerosis tinggi
Kapan Harus ke Dokter?
Dikarenakan aterosklerosis akan bergejala hanya jika plak sudah telanjur banyak menumpuk dan menyebabkan gangguan serius atau komplikasi. Maka sebaiknya periksakan kesehatan secara rutin untuk mengantisipasi penumpukan plak itu. Terutama bagi yang berusia 40 tahun ke atas dan memiliki risiko aterosklerosis tinggi. Dengan begitu, dokter bisa segera bertindak sebelum terlambat.
Reviewed by
dr. Imy Ginting, M.Ked (Cardio), Sp.JP
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Hospital Bekasi Timur
Referensi:
- What Is Atherosclerosis?. https://www.nhlbi.nih.gov/health/atherosclerosis. Diakses 4 Februari 2023
- Atherosclerosis. https://medlineplus.gov/atherosclerosis.html. Diakses 4 Februari 2023
- Pathophysiology of Atherosclerosis. https://www.mdpi.com/1422-0067/23/6/3346. Diakses 4 Februari 2023
- Atherosclerosis: Process, Indicators, Risk Factors and New Hopes. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4258672/. Diakses 4 Februari 2023
- The Aging Risk and Atherosclerosis: A Fresh Look at Arterial Homeostasis. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fgene.2017.00216/full. Diakses 4 Februari 2023
- The Pathology of Atherosclerosis: Plaque Development and Plaque Responses to Medical Treatment. https://www.amjmed.com/article/S0002-9343(08)01017-6/fulltext. Diakses 4 Februari 2023