• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Ascariasis: Penyakit Cacingan yang Banyak Menyerang Anak-anak

Ascariasis Penyakit Cacingan yang Banyak Menyerang Anak-anak

Cacingan masih menjadi masalah kesehatan yang butuh perhatian besar. Anak-anak paling rentan mengalami infeksi pada organ pencernaan ini. Terdapat beberapa jenis infeksi cacing. Salah satunya adalah ascariasis yang terjadi karena infeksi cacing Ascaris lumbricoides.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Ascariasis

Ascariasis adalah infeksi parasit Ascaris lumbricoides atau cacing gelang yang banyak ditemukan di dalam tanah. Ascariasis lebih kerap terjadi pada anak-anak di wilayah tropis dan subtropis, terutama di kawasan dengan sanitasi buruk dan tidak higienis. Dibanding orang dewasa, risiko infeksi lebih besar pada anak.

Ascariasis adalah salah satu penyakit yang umum di seluruh dunia. Infeksi seringnya terjadi ketika orang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing ascaris. Menurut CDC, diperkirakan 807 juta hingga 1,2 miliar orang pernah terkena ascariasis.

Ketika terjadi infeksi, cacing itu berperan sebagai parasit yang menumpang hidup di dalam usus dengan mencuri nutrisi yang masuk ke tubuh. Telur cacing yang menetas masuk ke saluran pencernaan menetas di dalam usus kecil, lalu melubangi dinding usus dan akhirnya bergerak ke paru-paru lewat aliran darah, yang di sebut sebagai larva. Begitu sampai di paru-paru, larva tersebut merobek alveoli atau kantong udara dan berpindah ke trakea. Dari situ, larva bisa keluar atau tertelan kembali, lantas bergerak masuk ke usus lagi hingga menjadi cacing dewasa.

Telur cacing yang masuk dan menetas di dalam usus bisa lebih dari satu. Dalam banyak kasus, tidak ada gejala yang muncul ketika jumlah cacing sedikit. Namun, dalam fase selanjutnya, seiring dengan bertambahnya jumlah cacing yang menetas dan tumbuhnya cacing menjadi dewasa hingga masuk ke organ lain, berbagai gejala akan muncul dan bisa menyebabkan komplikasi yang membahayakan.

 

Gejala

Ascariasis tidak selalu menyebabkan gejala. Bila muncul, gejala itu biasanya mempengaruhi paru-paru dan organ pencernaan seperti kandung empedu, hati, dan pankreas. Di antaranya:

  • Batuk kering
  • Demam
  • Mengi
  • Gangguan pernapasan
  • Kram perut
  • Muntah
  • Mual
  • Diare
  • Penurunan berat badan
  • Malnutrisi
  • Perut membengkak
  • Sakit perut

 

Penyebab

Penyebab ascariasis adalah infeksi cacing Ascaris lumbricoides. Cacing ini biasa ditemukan di dalam usus manusia dan bisa keluar lewat feses. Ketika orang yang terkena infeksi buang air besar di luar, telur cacing itu akan masuk dan bercampur dengan tanah. Telur ini bisa bertahan hidup di tanah yang tak memiliki akses sanitasi yang layak dan penduduk sekitarnya kurang menjaga kebersihan.

Baca Juga:  Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun

Infeksi bisa terjadi ketika:

  • Tangan atau jari menyentuh tanah yang terkontaminasi, lalu memakan atau meminum sesuatu tanpa mencuci tangan dengan bersih
  • Memakan buah atau sayuran yang tak dicuci yang tumbuh di tanah yang tercemar
  • Meminum air tanah yang terkontaminasi

Setelah tertelan, telur akan menetas menjadi larva, kemudian berkembang menjadi cacing dewasa dalam beberapa hari. Cacing ini bisa bergerak ke seluruh bagian usus hingga menjangkau organ dalam lain.

 

Cara Dokter Mendiagnosis Ascariasis

Diagnosis ascariasis biasanya dipastikan dengan beberapa opsi berikut ini:

  • Pemeriksaan laboratorium hitung darah lengkap untuk menghitung semua komponen sel darah. Jumlah sel darah yang tak normal menunjukkan adanya gangguan kesehatan. Jika sel darah putih lebih banyak khususnya eosinofil, bisa jadi sedang terjadi infeksi parasit yang dilawan oleh sel tersebut.
  • Analisis sputum atau lendir dari saluran pernapasan untuk mengetahui apakah ada kontaminasi larva di sana.
  • Pemeriksaan tinja untuk mengecek keberadaan telur cacing serta mengidentifikasi karakteristik telur tersebut.
  • Radiografi/rontgen untuk menemukan tanda-tanda sumbatan oleh benda asing di dalam usus atau paru-paru yang mengindikasikan adanya cacing parasit.
  • Pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) yang dapat menunjukkan keberadaan cacing

 

Cara Mengatasi Ascariasis

Penanganan ascariasis biasanya dibedakan menurut fase infeksi, yakni tahap migrasi larva dan cacing dewasa. Dalam banyak kasus, infeksi bisa sembuh sendiri tanpa perawatan khusus. Jika timbul gejala, dokter umumnya akan meresepkan obat yang dapat membunuh cacing dan menghambat perkembangan cacing di dalam tubuh. Misalnya:

  • Albendazol
  • Mebendazol
  • Piperazin sitrat
  • Pirantel pamoat
  • Ivermektin
  • Levamisol

Jika terjadi obstruksi atau sumbatan pada usus, dokter mungkin perlu melakukan prosedur bedah kolonoskopi untuk mengangkat massa cacing yang menyumbat usus.

 

Komplikasi

Butuh beberapa minggu bagi cacing dewasa untuk berkembang dan bisa terlihat pada tinja. Pada fase inilah ascariasis bisa menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang paling umum adalah munculnya massa cacing yang menyumbat usus. Kadang sumbatan ini terjadi pada usus buntu hingga menyebabkan penyakit usus buntu atau apendisitis.

Baca Juga:  Cystitis: Infeksi Saluran Kemih dan Pengobatannya

Komplikasi juga bisa terjadi ketika cacing bermigrasi ke sistem organ lain dan memicu peradangan pada liver, pankreas, dan kandung empedu. Di kalangan anak-anak, ascariasis berkaitan erat dengan malnutrisi, perlambatan tumbuh kembang, serta rendahnya kemampuan berpikir dan verbal karena vitamin dan nutrien tak bisa diserap lantaran diambil oleh cacing parasit.

 

Pencegahan

Cara mencegah ascariasis yang utama adalah menjaga kebersihan lingkungan, terutama sanitasi. Selain itu, pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah dari toilet serta mencuci bersih sayuran dan buah yang akan dikonsumsi. Begitu pula alat masak dan alat makan yang mesti dibersihkan setelah dipakai. Pemerintah Indonesia saat ini juga masih mengampanyekan pemberian obat cacing secara gratis untuk mencegah terjadinya infeksi pada anak-anak.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Infeksi ascariasis sangat umum dan seringnya bisa reda tanpa penanganan medis. Namun bila timbul gejala cacingan, lebih baik datangi dokter untuk berkonsultasi dan menjalani pemeriksaan guna memastikan kondisi. Terutama jika tinggal atau setelah berkunjung ke kawasan dengan sanitasi buruk.

 

Reviewed by

dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, MKes

Dokter Spesialis Anak

Primaya Hospital Bekasi Timur

Referensi:

  • Parasites – Ascariasis. https://www.cdc.gov/parasites/ascariasis/index.html. Diakses 5 Februari 2023
  • Soil-Transmitted Helminth Reinfection after Drug Treatment: A Systematic Review and Meta-Analysis. https://journals.plos.org/plosntds/article?id=10.1371/journal.pntd.0001621. Diakses 5 Februari 2023
  • Assessment of the Anthelmintic Efficacy of Albendazole in School Children in Seven Countries Where Soil-Transmitted Helminths Are Endemic. https://journals.plos.org/plosntds/article?id=10.1371/journal.pntd.0000948. Diakses 5 Februari 2023
  • Ascaris and ascariasis. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1286457910002443?via%3Dihub. Diakses 5 Februari 2023
  • Ascariasis Causing Small Bowel Volvulus. https://pubs.rsna.org/doi/10.1148/rg.235025155. Diakses 5 Februari 2023
  • A longitudinal cohort study of soil-transmitted helminth infections during the second year of life and associations with reduced long-term cognitive and verbal abilities. https://journals.plos.org/plosntds/article?id=10.1371/journal.pntd.0006688. Diakses 5 Februari 2023
  • Ascariasis — Level 4 cause. https://www.healthdata.org/results/gbd_summaries/2019/ascariasis-level-4-cause. Diakses 5 Februari 2023
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below