Sarkoidosis jantung adalah salah satu penyakit jantung yang serius dan patut diwaspadai. Sebab, hingga kini belum ada kepastian mengenai apa penyebab sarkoidosis. Begitu juga obatnya. Pemahaman mengenai sarkoidosis jantung dan dampaknya penting untuk menghindari risiko fatal dari gangguan autoimun ini.
Mengenal Sarkoidosis Jantung
Sarkoidosis adalah penyakit peradangan yang bisa menyerang organ mana pun dan sering kali berdampak pada sejumlah sistem tubuh sekaligus. Organ yang paling sering terkena sarkoidosis adalah paru-paru dan kelenjar getah bening, tapi dampaknya terhadap kesehatan jantung juga besar. Penyebabnya adalah terbentuknya granuloma atau kumpulan peradangan di otot jantung hingga melukai jaringan jantung dan mempengaruhi fungsinya.
Sarkoidosis adalah penyakit yang bisa mengancam jiwa dengan penyebab atau obat yang belum diketahui. Dalam banyak kasus, penyakit ini bisa hilang sendiri tanpa perawatan medis. Namun tak jarang sarkoidosis bertahan selama bertahun-tahun dan mempengaruhi kesehatan pasien.
Sekitar 25 persen kasus sarkoidosis adalah sarkoidosis jantung. Meski terbilang jarang, dampaknya sarkoidosis terhadap jantung bisa sangat serius. Peradangan pada jantung akan menyebabkan sel imun berkumpul di otot jantung dan membentuk gumpalan granuloma. Ketika gumpalan ini terbentuk di otot jantung, otot itu akan melemah dan bisa berujung pada gagal jantung atau gangguan irama jantung.
Walau dapat sembuh sendiri, sarkoidosis bisa berdampak sistemik dan mempengaruhi fungsi berbagai organ lain. Karena itu, deteksi dini sarkoidosis jantung berperan besar dalam kesembuhan pasien.
Gejala
Gejala sarkoidosis bergantung pada bagian tubuh yang mengalami peradangan. Ketika jantung terkena dampak sarkoidosis, gejala yang muncul antara lain:
- Nyeri dada
- Kelelahan
- Irama detak jantung tak teratur, bisa lebih cepat atau lebih lambat
- Mata berkunang-kunang
- Jantung berdegup kencang
- Sesak napas
- Pembengkakan tubuh karena penumpukan cairan
- Pingsan
Penyebab
Penyebab sarkoidosis jantung tidak diketahui, tapi para peneliti percaya penyakit ini terjadi karena respons sistem imun yang tidak normal. Faktor yang berpengaruh bisa berupa lingkungan dan riwayat keluarga alias genetik.
Beberapa zat atau material tertentu yang terhirup dianggap berpotensi memicu sarkoidosis, seperti talk, aluminium, pestisida, lumut, zirkonium, dan berilium. Debu dan serpihan bangunan juga disebut bisa menyebabkan peradangan. Selain itu, ada kemungkinan faktor pemicunya adalah infeksi dari bakteri, seperti mikobakterium dan tuberkulosis.
Pemeriksaan Sarkoidosis Jantung
Karena sarkoidosis bisa mempengaruhi banyak sistem di seluruh tubuh, diagnosisnya relatif rumit. Hanya sekitar 5 persen pasien sarkoidosis jantung yang menunjukkan gejala yang jelas. Jadi dibutuhkan beragam tes untuk menegakkan diagnosis, di antaranya:
- Ekokardiogram: penggunaan teknologi gelombang suara untuk melihat abnormalitas pada otot jantung dan katup jantung
- Elektrokardiogram: pemeriksaan untuk mengidentifikasi gangguan pada irama detak jantung
- Monitor Holter: pemantauan detak jantung secara terus-menerus dalam satu atau dua hari dengan alat khusus untuk mengetahui apakah iramanya tak normal
- Pencitraan nuklir: pemeriksaan dengan teknologi radioaktif untuk mengukur peradangan dan aktivitas jantung
- Pencitraan resonansi magnetik untuk melihat abnormalitas jantung
- Biopsi: pengambilan sampel jaringan untuk mengetahui keberadaan granuloma
Penanganan Sarkoidosis Jantung
Setelah seseorang terdiagnosis mengalami sarkoidosis, biasanya akan ada serangkaian pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi organ mana saja yang terkena dampak. Adapun penanganannya bergantung pada tingkat keparahannya. Pilihannya antara lain:
- Obat-obatan untuk meredakan peradangan atau memulihkan irama detak jantung
- Pemasangan implantable cardioverter defibrillator (ICD) untuk gangguan irama detak jantung atau aritmia yang parah. Alat ini memiliki kabel yang disambungkan ke pembuluh darah jantung. Saat irama detak jantung tak normal, alat itu akan mengirim impuls listrik untuk memulihkannya.
- Ablasi kateter untuk mengatasi gangguan irama jantung dengan cara menghantarkan energi ke jantung lewat kateter yang dimasukkan lewat pembuluh darah.
- Pemasangan left ventricular assist device yang fungsinya seperti pompa yang terhubung dengan baterai untuk membantu jantung memompa darah.
- Transplantasi jantung untuk kasus sarkoidosis yang sudah sangat parah.
Komplikasi
Sarkoidosis jantung menimbulkan gangguan terhadap sistem kelistrikan jantung sehingga bisa memicu komplikasi seperti aritmia hingga gagal jantung. Aritmia adalah kelainan irama detak jantung yang terjadi lantaran impuls listrik dari bilik atas jantung tidak mampu mencapai bilik bawah sehingga detak jantung menjadi tidak teratur.
Adapun gagal jantung adalah penyakit jantung yang berkaitan dengan aritmia. Gagal jantung terjadi ketika jantung terlalu lemah hingga tak dapat memompa darah secara maksimal. Padahal darah yang mengandung oksigen dan nutrien dibutuhkan oleh semua organ tubuh.
Gejala aritmia antara lain mudah lelah, pusing, dan pingsan. Adapun gejala gagal jantung meliputi sesak napas, kelelahan, pembengkakan pada kaki, dan batuk kering.
Pencegahan
Karena penyebab sarkoidosis jantung tak dapat dipastikan, ada tantangan dalam upaya pencegahannya. Menerapkan gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan jantung menjadi salah satu cara yang direkomendasikan, seperti:
- Bergaya hidup aktif
- Rutin berolahraga
- Mempraktikkan pola makan dengan gizi seimbang
- Mengelola stres
- Tidak merokok
Selain itu, hindari material yang disebut dapat memicu sarkoidosis jantung. Hidup sehat adalah cara terbaik untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan risiko terkena berbagai penyakit.
Kapan Harus ke Dokter?
Meski tak jarang dapat membaik sendiri, setiap orang yang merasa mengalami gejala sarkoidosis jantung sebaiknya bergegas memeriksakan diri ke dokter. Sebab, gejala ini juga bisa menimbulkan kematian mendadak. Panggil ambulans atau datangi rumah sakit segera bila merasakan nyeri dada, jantung berdebar-debar, dan sesak napas. Penanganan yang cepat akan menentukan peluang pemulihan pasien.
Reviewed by
dr. Robert Edward Saragih, Sp.JP, FIHA
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Hospital Bekasi Barat
Referensi:
- Cardiac sarcoidosis—state of the art review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4731586/. Diakses 20 September 2022
- Clinical manifestations and diagnosis of cardiac sarcoidosis. https://www.uptodate.com/contents/clinical-manifestations-and-diagnosis-of-cardiac-sarcoidosis. Diakses 20 September 2022
- Cardiac Sarcoidosis. https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/circulationaha.114.011522. Diakses 20 September 2022
- Diagnosis and treatment of cardiac sarcoidosis. https://heart.bmj.com/content/102/3/184. Diakses 20 September 2022
- Cardiac Sarcoidosis: When and How to Treat Inflammation. https://www.cfrjournal.com/articles/cardiac-sarcoidosis-when-and-how-treat-inflammation. Diakses 20 September 2022
- Understanding Cardiac Sarcoidosis: Diagnosis and Treatment. https://www.stopsarcoidosis.org/understanding-cardiac-sarcoidosis/. Diakses 20 September 2022