Hematuria adalah istilah medis yang relatif kurang dikenal oleh masyarakat. Ketika Anda datang ke dokter dengan gejala tercampurnya darah dalam urine atau urine berwarna merah, mungkin Anda baru akan berkenalan dengan istilah ini. Hematuria memang menjadi salah satu alasan yang paling lazim untuk mendatangi dokter, khususnya dokter spesialis urologi. Konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter penting untuk mengetahui penyebab dan cara mengobati masalah kesehatan ini.
Mengenal Hematuria
Hematuria adalah kondisi ketika terdapat darah yang keluar bersama urine. Dalam banyak kasus, kondisi ini tidak menandakan adanya gangguan kesehatan yang serius. Namun jangan pernah mengabaikan keberadaan urine dalam darah karena tetap ada risiko bahaya yang mesti diantisipasi.
Terdapat dua macam hematuria, yakni mikroskopis dan makroskopis (gross). Perbedaan utamanya terletak pada visual darah yang terlihat oleh mata.
- Mikroskopis: urine tampak jernih, tapi ada sel darah yang terlihat ketika urine diperiksa di bawah mikroskop atau dites di laboratorium
- Makroskopis: urine terlihat dalam darah secara kasatmata dengan warna merah muda, kecokelatan, atau merah terang
Ketimbang mikroskopis, lebih banyak kasus hematuria makroskopis yang ditangani dokter karena pasien bisa langsung melihatnya tanpa perlu menjalani tes atau pemeriksaan laboratorium. Hematuria mikroskopis biasanya baru diketahui ketika pasien datang dengan gejala tertentu yang membutuhkan pemeriksaan sampel darah.
Selain mikroskopis dan makroskopis, hematuria bisa diklasifikasikan berdasarkan gejalanya, yakni simtomatis dan asimtomatis. Hematuria simtomatis berarti disertai gejala, sedangkan hematuria asimtomatis adalah hematuria yang tak disertai gejala.
Gejala Hematuria
Seperti dijelaskan sebelumnya, hematuria bisa terjadi dengan gejala atau tanpa gejala, bergantung pada masalah kesehatan yang melatarinya. Penting bagi pasien untuk melaporkan kepada dokter kapan pertama kali dan terakhir kali melihat adanya darah dalam urine, termasuk warnanya.
Ketika muncul, gejala yang umumnya menyertai urine dalam darah antara lain:
- Laju urine lambat
- Sering ingin buang air kecil
- Ada rasa sakit ketika berkemih
- Nyeri perut
- Nyeri pinggang
- Demam
Penyebab Hematuria
Dokter pada umumnya tidak melihat hematuria sebagai penyakit, melainkan tanda atau indikasi adanya penyakit tertentu yang menyebabkan kemunculan kondisi tersebut. Beberapa contoh masalah kesehatan yang berkaitan dengan hematuria termasuk:
- Infeksi saluran urine: infeksi ini bisa terjadi pada ginjal, uretra (saluran dari kandung kemih ke luar tubuh), ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), atau kandung kemih, biasanya diakibatkan oleh bakteri
- Batu ginjal: penumpukan zat kalsium yang keras di dalam ginjal dan memicu rasa nyeri di pinggang
- Penyakit ginjal: berbagai masalah ginjal yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk membersihkan dan menyaring darah serta mengendalikan tekanan darah
- Prostat membesar atau kanker prostat: pembesaran prostat atau munculnya kanker dalam kelenjar prostat, kelenjar yang memproduksi sperma pada pria
- Trauma pada ginjal: ginjal mengalami cedera, antara lain karena perut terkena benturan benda tumpul
- Penyakit ganas pada saluran urine, seringnya kanker kandung kemih
- Efek obat-obatan tertentu, seperti obat pengencer darah
- Menstruasi yang membuat urine tercampur dengan darah haid
- Endometriosis: tumbuhnya jaringan endometrium di luar dinding rahim, padahal seharusnya di dalam.
Pemeriksaan Hematuria
Jika pasien mengalami hematuria simtomatis, umumnya dokter bisa segera mengetahuinya ketika melihat sampel urine pasien. Namun perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari tahu kenapa ada darah dalam urine dan dari mana sumbernya. Pemeriksaan yang biasanya dilakukan antara lain:
- Tes urine: pengambilan sampel urine untuk dianalisis di laboratorium
- CT scan: prosedur pemindaian untuk mengidentifikasi keberadaan batu di ginjal atau kandung kemih, tumor, atau abnormalitas lain dalam saluran urine
- USG ginjal: prosedur ultrasonografi untuk mengecek struktur ginjal dari gambar yang dihasilkan
- Intravenous pyelogram: prosedur sinar-X terhadap saluran urine
- Sistokopi: pemeriksaan dengan kamera mungil khusus medis yang dimasukkan ke kandung kemih lewat uretra
- Biopsi ginjal atau renal: pengambilan sampel jaringan untuk memeriksa penyakit pada ginjal
Cara Mengobati Hematuria
Pengobatan hematuria dilakukan berdasarkan penyebabnya yang diidentifikasi lewat tes dan pemeriksaan. Bila tak ada masalah kesehatan serius yang menyebabkan hematuria, biasanya tak diperlukan perawatan khusus. Misalnya:
- Antibiotik untuk mengobati infeksi saluran urine akibat bakteri
- Obat-obatan untuk mengecilkan kelenjar prostat yang membesar
- Terapi gelombang kejut berenergi tinggi (ESWL) untuk memecah dan mengeluarkan batu ginjal
- Terapi hormon untuk mengatasi endometriosis
- Kombinasi terapi untuk perawatan kanker
Sebagian besar kasus hematuria disebabkan oleh infeksi dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun bila penyebabnya adalah penyakit yang serius, termasuk kanker, butuh penanganan dokter lintas disiplin. Mungkin pasien juga harus menjalani operasi untuk mengatasi masalah kesehatan yang menyebabkan kemunculan urine dalam darah.
Komplikasi Hematuria
Meski hematuria seringnya tidak disebabkan oleh gangguan kesehatan yang serius, tetap ada kemungkinan kondisi ini berkembang menjadi masalah yang lebih besar. Terutama bila penyebabnya ternyata penyakit ganas dan tak terdeteksi sejak dini karena pasien tak segera memeriksakan diri.
Komplikasi yang muncul bergantung pada penyebab kencing berdarah, misalnya:
- Kanker yang menjalar ke organ sekitar
- Gagal ginjal kronis
- Tekanan darah tinggi
Pencegahan
Tidak ada cara spesifik untuk mencegah kencing berdarah karena banyaknya kemungkinan penyebabnya. Tapi secara umum gaya hidup sehat dan aktif dapat membantu menghindari hematuria dan komplikasinya. Contohnya:
- Menerapkan pola makan gizi seimbang
- Berolahraga secara teratur
- Istirahat cukup
- Tidur selama 7-8 jam tiap hari
- Banyak minum air putih setidaknya 2 liter per hari
- Batasi makanan yang asin-asin dan mengandung mineral oksalat
- Jauhi rokok
- Tidak menahan keinginan buang air kecil
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Waspada terhadap paparan zat beracun dan berbahaya dari lingkungan sekitar
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika mendapati ada darah dalam urine, sebaiknya segera datangi dokter untuk berkonsultasi. Pemeriksaan ini penting meski tak ada gejala yang menyertai. Jika ada gejala seperti nyeri pinggang atau perut dan sakit saat berkemih, jangan tunda untuk menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Makin cepat penyebabnya teridentifikasi, makin besar peluang kesembuhan pasien.
Reviewed by
Dokter Spesialis Urologi
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- The Investigation of Hematuria. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6365675/. Diakses 17 September 2022
- Hematuria. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534213/. Diakses 17 September 2022
- Evaluation and Management of Hematuria. https://www.researchgate.net/publication/45639669_Evaluation_and_Management_of_Hematuria. Diakses 17 September 2022
- Etiology and evaluation of hematuria in adults. https://www.uptodate.com/contents/etiology-and-evaluation-of-hematuria-in-adults. Diakses 17 September 2022
- Assessment of Microscopic Hematuria in Adults. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2006/0515/p1748.html. Diakses 17 September 2022
- Hematuria. https://emedicine.medscape.com/article/981898-overview. Diakses 17 September 2022
- What is Hematuria?. https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/h/hematuria. Diakses 17 September 2022