Persalinan normal adalah proses melahirkan yang banyak dinanti para calon ibu. Tapi bukan berarti proses persalinan normal lebih mudah dibanding persalinan caesar. Persalinan normal dan caesar sama baiknya, tapi persiapan melahirkan normal dan caesar agar berjalan lancar berbeda satu sama lain.
Demi kelancaran persiapan melahirkan normal, satu hal yang harus dilakukan ibu hamil adalah melakukan pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan ini bisa dilakukan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain, asalkan oleh tenaga medis yang memiliki kualifikasi dan kompetensi.
Pada kehamilan tanpa resiko, pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal empat kali selama periode kehamilan. Pemeriksaan pertama dilakukan pada trimester pertama, minimal sekali pada trimester kedua, dan minimal dua kali pada trimester ketiga. Namun pada kehamilan berisiko, pemeriksaan dapat diperlukan lebih sering disesuaikan dengan kondisi ibu dan janin untuk mendapatkan luaran kehamilan yang terbaik.
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu dan janin, serta mengevaluasi resiko-resiko yang dimiliki ibu hamil tersebut selama hamil dan saat persalinan. Dengan pemeriksaan kehamilan yang baik dapat dipastikan ibu hamil selalu dalam keadaan baik, janin bertumbuh dan berkembang dengan baik, serta dapat dilakukan antisipasi terhadap komplikasi yang mungkin terjadi saat kehamilan dan persalinan.
Dengan demikian diharapkan ibu hamil siap secara fisik dan mental untuk menghadapi proses persalinan hingga pemulihan pasca melahirkan, termasuk dalam soal pemberian air susu ibu atau ASI eksklusif. Persiapan melahirkan normal dapat dilakukan sejak awal hamil, asalkan ibu hamil tidak ditemukan kontraindikasi untuk melahirkan normal.
Persiapan Melahirkan Normal
Agar persalinan normal berjalan lancar, salah satu faktor utama yang menentukan adalah kesiapan mental dan keyakinan ibu hamil itu sendiri. Kekhawatiran ibu hamil dapat membuat persiapan melahirkan serta proses persalinan tidak berjalan lancar.
Oleh karena itu, bunda yang ingin melahirkan normal, harus tenang, mantapkan hati dan tekad serta yakin bahwa persalinan itu sendiri akan berhasil. Sebisa mungkin jauhi informasi yang berpotensi menambah kekhawatiran dan pupuk kepercayaan diri bahwa bunda pasti bisa melahirkan normal..
Kekhawatiran untuk melahirkan normal dapat diminimalisasi bahkan dihilangkan oleh adanya dukungan suami, keluarga dan petugas kesehatan untuk menciptakan suasana yang menenangkan bunda.
Persiapan melahirkan secara normal lainnya mencakup:
1. Mengikuti kelas persalinan
Di setiap rumah sakit, umumnya terdapat kelas persalinan bagi para calon ibu. Beberapa rumahย sakit bahkan menggratiskan sejumlah sesi bagi calon ibu yang memeriksakan diri di sana. Ikuti kelas ini untuk menambah pengetahuan tentang kehamilan dan tips tips dalam persalinan sehingga menguatkan tekad dan mental untuk persiapan melahirkan.
2. Senam hamil
Dalam kelas persalinan akan diajarkan beberapa senam hamil agar persalinan berjalan lancar. Bunda bisa berlatih sendiri di rumah setelahnya. Gerakan senam itu antara lain:
– โKegel โuntuk melatih otot panggul bawah. Caranya, tarik otot area intim hingga ke dubur, tahan beberapa detik, lalu kendurkan. Ulangi beberapa kali.
– โBerjongkok โuntuk menguatkan otot panggul dan paha. Caranya, ambil posisi jongkok sambil berpegangan pada benda agar tak jatuh selama beberapa detik.
– โYoga cobblerโs poseโ dengan duduk bersila, kedua telapak tangan dan kaki menempel. Laluย gerakkan lutut naik dan turun selama beberapa menit. Gunanya menguatkan otot panggul.
– โLatihan panggulโ untuk menguatkan otot panggul. Caranya, ambil posisi seperti merangkak dengan kedua tangan ke depan untuk menahan tubuh. Lalu tarik otot dubur secara perlahan, tahan beberapa detik, lalu kendurkan. Ulangi beberapa kali.
Kendala atau komplikasi kehamilan dan persalinan
Bunda yang sedang hamil, selain perlu pemahaman tentang kehamilan dan persalinan, diperlukan juga pengetahuan tentang kendala serta kontraindikasi persalinan normal, serta langkah antisipasi dan juga penanganan yang akan dilakukan. Dengan demikian, bunda dan keluarga telah mempersiapkan diri jika terjadi kendala saat persalinan sehingga luaran kehamilan tetap yang terbaik. Kontraindikasi atau kendala yang mungkin terjadi saat kehamilan atau persalinan diantaranya:
1. Kelainan letak/posisi janin
Dalam persiapan melahirkan normal akan dinilai bagian terbawah janin. Perubahan posisi janin dapat terjadi kapan saja bahkan mendekati waktu persalinan terutama pada ibu multiparitas atau kondisi yang sangat memudahkan janin berputar (ketuban berlebihan atau dinding perut sangat longgar).
Jika saat mendekati persalinan, janin masih sungsang (kepala janin di bagian atas), bunda dapat melakukan beberapa manuver seperti gerakan sujud (knee chest position) sehingga janin berputar menjadi kepala di bagian bawah. Jika janin dengan presentasi sungsang, maka proses persalinan dilakukan di RS oleh dokter ahli kandungan dan kebidanan sehingga dapat
dinilai apakah persalinan normal dengan sungsang dapat dilakukan normal atau perlu tindakan operasi sesar. Janin dengan letak lintang dilahirkan melalui operasi sesar.
2. Masalah tali pusat
Ada dua kemungkinan masalah tali pusat, yakni lilitan tali pusat atau posisi tali pusat (di leher atau badan bayi) didepan bagian terendah janin yang secara medis disebut tali pusat terkemuka jika ketuban belum pecah atau tali pusat menumbung jika ketuban pecah.
Apakah adanya lilitan tali pusat merupakan indikasi harus operasi sesar?
Tentu saja tidak bunda. Janin dengan lilitan tali pusat boleh mencoba persalinan normal namun dengan pemantauan ketat oleh tenaga yang kompeten. Lilitan tali pusat perlu dinilai oleh dokter ahli kandungan bunda sebelum persalinan yang mencakup jumlah lilitan dan apakah lilitan tersebut longgar atau ketat.
Lilitan tali pusat dapat mengganggu penurunan kepala janin atau dapat mengganggu aliran darah ke janin saat proses persalinan. Terganggunya aliran darah ke janin akibat lilitan tali pusat yang ketat dapat dinilai dari pemeriksaan denyut jantung janin dengan dopler atau CTG secara berkala selama proses persalinan.
Jika terjadi perubahan pola denyut jantung janin akibat adanya lilitan tali pusat, maka akan dilakukan tindakan yang sesuai. Dengan demikian, pada kasus lilitan tali pusat, dapat dilakukan persalinan normal dengan luaran bayi yang baik asalkan pemantauan selama proses persalinan dilakukan dengan baik .
Kasus tali pusat terkemuka dapat didiagnosis jika dilakukan pemeriksaan USG menjelang persalinan dan tali pusat terkemuka atau menumbung adalah kontraindikasi mutlak persalinan normal.
3. Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan saat kehamilan di atas usia kehamilan 20 minggu hingga sesaat sebelum persalinan. Penyebab tersering perdarahan antepartum adalah plasenta previa, lepasnya plasenta sebelum janin lahir (solusio plasenta), robekan pada rahim atau jalan lahir misalnya pada kehamilan dengan riwayat bekas seksio sesarea atau trauma jalan lahir.
Plasenta previa adalah plasenta menutupi seluruh atau sebagian mulut rahim. Plasenta marginalis adalah plasenta yang tepi berada pada tepi mulut rahim. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang tepinya kurang dari 2 cm dari tepi mulut rahim. Letak plasenta harus dinilai sejak awal kehamilan.
Jika sejak awal kehamilan plasenta terletak menutupi atau mendekati jalan lahir maka harus dilakukan pemeriksaan konfirmasi letak plasenta pada saat usia kehamilan mendekati waktu persalinan (34-35 minggu). Metode persalinan terbaik pada kasus plasenta previa, marginalis dan letak rendah adalah seksio sesarea.
Lepasnya plasenta sebelum janin lahir sering terjadi pada kehamilan dengan hipertensi atau dengan trauma pada area perut ibu hamil. Robekan pada rahim saat kehamilan sering terjadi pada kasus hamil dengan riwayat luka parut pada rahim (bekas seksio sesarea, bekas operasi mioma ).
Kehamilan dengan bekas operasi di rahim sebelumnya baik riwayat sesar atau operasi mioma, maka bunda perlu dievaluasi oleh dokter ahli kandungan apakah aman untuk menjalani persalinan normal.
Hal yang juga penting adalah proses persalinan normal pada bekas operasi rahim (VBAC-vaginal birth after cesarean) dilakukan di RS dengan pengawasan dokter ahli kandungan dan didukung juga dengan ketersediaan fasilitas operasi sehingga jika terjadi komplikasi saat persalinan, dapat dilakukan tindakan tepat waktu untuk menghindari morbiditas dan kematian ibu dan janin
4. Gawat janin
Gawat janin โadalahโ kondisi ketika janin tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup selama kehamilan maupun persalinan. Gawat janin ditandai dengan perubahan pola denyut jantung janin yang terekam, pada pemeriksaan cardiotokografi (CTG).
Semua faktor yang mengurangi aliran darah atau oksigen dan nutrisi ke janin akan menimbulkan gawat janin. Contohnya pada ibu dengan gangguan jantung atau pernafasan saat melahirkan, perdarahan saat persalinan, pada kasus plasenta tua atau perkapuran (hamil post matur), atau janin terinfeksi dan lain lain. Kondisi gawat janin memerlukan penanganan untuk segera melahirkan janin seperti seksio sesarea.
โ5. Persalinan macet
Pada setiap persalinan normal,dilakukan pencatatan pada partograf sehingga dapat dipantau apakah setiap tahapan persalinan berjalan lancar. Partograf akan memberikan informasi objektif apakah proses persalinan berjalan lancar atau apakah persalinan macet sehingga antisipasi dan tindakan selanjutnya dapat dilakukan tepat waktu.
Persalinan macet adalah persalinan yang melebihi batas waktu salah satu fase persalinan. Persalinan macet dapat berupa kemajuan pembukaan jalan lahir yang lebih lambat dari seharusnya atau penurunan kepala janin yang tidak sesuai dengan seharusnya. Salah satu penyebab tersering pembukaan jalan lahir yang lebih lambat adalah kontraksi rahim yang tidak adekuat.
Beberapa faktor penyebab kontraksi tidak adekuat adalah faktor eksternal ibu (ibu kelelahan/kurang tidur, dehidrasi, kurang nutrisi selama persalinan, ibu dengan anemia, ibu dengan kecemasan tinggi), faktor rahim dan janin (rahim overdistensi seperti pada kehamilan kembar, ketuban berlebihan, bayi besar dan lainnya).
Penurunan kepala janin yang macet dapat disebabkan oleh perbandingan ukuran kepala janin dan diameter rongga panggul yang tidak sesuai (ukuran kepala janin terlalu besar atau ukuranย panggung terlalu kecil) atau penyesuaian kepala janin terhadap diameter panggul tidak berjalan semestinya.
6. Perdarahan pasca salin
Perdarahan pasca salin didefinisikan jika perdarahan melebihi 500 ml pada persalinan normal atau melebihi 1000 ml pada operasi sesar. penyebab perdarahan pasca salin adalah
- faktor rahim, rahim tidak berkontraksi dengan baik segera setelah plasenta lahir. penyebab kontraksi rahim yang tidak adekuat pasca persalinan adalah kelelahan otot rahim (persalinan yang lama atau persalinan dengan induksi), overdistensi rahim sebelumnya (janin besar, kembar atau riwayat ketuban berlebihan), terganggunya asupan nutrisi atau oksigen ke rahim pasca lahir (ibu dehidrasi berat, nutrisi kurang)
- Robekan jalan lahir
- Retensi atau sisa plasenta
- Gangguan pembekuan
Perdarahan pasca salin dapat di minimalisasi dengan penapisan kehamilan yang baik, dan optimalisasi kondisi ibu sebelum dan saat persalian serta penanganan setiap tahap persalinan dengan tepat.
Agar persalinan normal berjalan lancar, dibutuhkan persiapan melahirkan yang memadai. Dengan demikian, kemungkinan komplikasi bisa ditekan. Bunda dan buah hati pun bisa selamat.
Ditinjau oleh:
dr. Christina Sitorus,Sp.OG
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan)
Referensi:
http://promkes.kemkes.go.id/?p=1612
https://www.parents.com/pregnancy/giving-birth/vaginal/dos-and-donts-of-natural-childbirth/
https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/what-happens-during-labour-and-birth/
https://www.medicalnewstoday.com/articles/307462#failure-to-progress