• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Delusi: Gejala, Mencegah dan Mengobati

delusi

Delusi adalah gejala atau kondisi psikologis yang bisa membahayakan diri dan orang-orang di sekitarnya. Sebab, orang yang mengalami kondisi ini akan berpegang teguh pada keyakinannya sendiri yang keliru dan tidak sesuai dengan kenyataan. Lantaran dampaknya yang luas dan kerap berbahaya, penting bagi individu yang mengalami delusi untuk mendapatkan penanganan medis dan psikologis yang tepat.

buat jani dokter primaya

Mengenal Delusi

Delusi adalah gejala umum gangguan psikotik seperti skizofrenia, gangguan delusi, gangguan bipolar, dan gangguan skizoafektif. Delusi membuat orang memiliki keyakinan yang salah atau tak berdasar tapi berkukuh mempertahankan keyakinan itu walau sudah diberi bukti nyata yang berlawanan.

Bentuk atau tema delusi bisa bervariasi, dari berupa keyakinan yang sangat tak masuk akal dan tak bisa dipahami orang lain hingga yang lebih sederhana tapi tetap keliru atau di luar nalar. Menurut artikel di National Library of Medicine, sejumlah jenis delusi yang kerap didapati termasuk:

  • Jealousy: merasa pasangan tak setia
  • Bizarre: melibatkan fenomena yang mustahil, tak bisa dipahami, dan tak berkaitan dengan kehidupan normal
  • Erotomanic: merasa orang lain, seringnya yang statusnya lebih tinggi, jatuh cinta kepadanya
  • Grandiose: yakin akan bakat yang besar, penemuan, kekuatan, pengetahuan, atau hubungan dengan orang yang terkenal atau seperti dewa
  • Persecutory: merasa ada konspirasi yang melawan, diserang, diganggu, atau dihalangi dalam meraih tujuan jangka panjang
  • Somatic: delusi yang melibatkan fungsi dan sensasi tubuh
  • Thought broadcasting: delusi bahwa pemikirannya diproyeksikan dan diterima oleh orang lain
  • Thought insertion: delusi bahwa pemikirannya bukanlah milik dia sendiri, melainkan disusupkan ke pikirannya oleh sumber atau entitas eksternal

Penanganan delusi bergantung pada tingkat keparahan dan masalah kesehatan yang melatari. Perawatan yang tepat bisa membantu mengendalikan gejala dan membuat individu yang mengalaminya dapat menjalani kehidupan yang normal.

Gejala Delusi

Gejala delusi biasanya meliputi:

  • Mudah marah, rewel, atau suasana hatinya buruk
  • Merasa cemas
  • Melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang tak benar-benar ada
  • Ngotot mempertahankan keyakinan yang terbukti keliru
  • Tidak percaya kepada teman dan keluarga
  • Sering menggerutu
  • Merasa dieksploitasi karena keyakinannya
  • Agresif
Baca Juga:  Hepatitis Akut Misterius: Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

Penyebab Delusi

Penyebab delusi belum tuntas dipahami. Ada kemungkinan kondisi ini berkembang dari gangguan kepribadian paranoid yang dialami sebelumnya. Beberapa faktor yang mungkin berkaitan antara lain:

  • Genetik: ada riwayat gangguan psikotik dalam keluarga
  • Biologis: ketidakseimbangan kimia otak, seperti serotonin dan dopamin
  • Lingkungan: trauma masa kecil, pengalaman hidup yang berat, atau tekanan psikis yang ekstrem
  • Kondisi medis lain: tumor otak atau gangguan neurologis lain

Cara Dokter Mendiagnosis Delusi

Bila mendapati ada gejala gangguan delusi, dokter akan meminta pasien menjalani pemeriksaan medis secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Dokter akan menanyakan seputar gejala yang dialami serta riwayat kesehatan pribadi dan keluarga.

Untuk mengevaluasi kondisi mental pasien, dokter juga akan menjalankan tes psikologis menggunakan metode atau alat ukur tertentu. Walau tak ada tes laboratorium yang secara spesifik dapat dilakukan untuk mendiagnosis gangguan delusi, dokter bisa melakukan tes diagnostik seperti tes darah atau pencitraan untuk mengesampingkan gangguan psikiatrik atau fisik yang mungkin menyebabkan gejala yang serupa.

Cara Mengatasi Delusi

Penanganan gangguan delusi biasanya melibatkan pendekatan holistik yang membutuhkan berbagai keahlian di bidang medis. Di antaranya:

  • Terapi psikologis untuk membantu pasien mengenali dan mengubah pola pikir yang keliru
  • Obat-obatan antipsikotik yang bisa digunakan jika perlu untuk mengurangi gejala delusi yang menimbulkan gangguan signifikan

Penanganan pasien delusi bisa sangat rumit dan sulit karena individu yang mengalaminya sangat berkukuh pada keyakinannya dan menolak mencari bantuan. Karena itu, hal pertama yang penting dilakukan adalah menjalin hubungan yang baik antara dokter dan pasien. Ketika hubungan ini sudah terjalin, dokter bisa membujuk pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan.

Dukungan sosial dari keluarga dan orang lain di sekitar pasien juga penting sebagai bagian dari upaya perawatan. Dokter bisa meminta pasien menjalani rawat inap bila ada kemungkinan pasien membahayakan diri atau orang di sekitarnya.

Baca Juga:  Dokter Rehabilitasi Medik, Peran dan Jenis Terapi yang Dilakukan

Komplikasi Delusi

Tanpa penanganan yang memadai, delusi bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang merugikan, seperti:

  • Kesulitan dalam menjalani aktivitas sosial dan menjalin hubungan interpersonal
  • Mengalami hambatan dalam bekerja atau bisnis yang dijalankan
  • Berisiko mengalami cedera karena ada kecenderungan emosional untuk melakukan hal yang membahayakan diri atau orang lain
  • Penyalahgunaan narkotik dan obat-obatan berbahaya
  • Masalah kesehatan mental lain, terutama depresi dan gangguan kecemasan

Pencegahan Delusi

Tidak ada cara pasti untuk mencegah delusi. Namun terdapat sejumlah langkah yang bisa diambil untuk membantu mengurangi risikonya, seperti:

  • Mengendalikan stres lewat metode tertentu, seperti latihan pernapasan atau yoga
  • Menjaga hubungan sosial yang sehat dengan keluarga dan lingkungan sekitar
  • Menerapkan gaya hidup sehat dan aktif dengan makan makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan cukup beristirahat
  • Menjalani perawatan medis tepat waktu jika ada kondisi medis yang bisa menjadi faktor berkembangnya delusi

Kapan Harus ke Dokter?

Orang yang mengalami delusi tidak selalu menunjukkan perilaku yang aneh. Mereka bisa saja berfungsi dengan relatif baik dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ketika gejala delusi itu menyebabkan masalah yang serius. Maka jika curiga ada gejala delusi, sebaiknya segera datangi dokter untuk berkonsultasi. Terutama jika ada riwayat gangguan psikologis dalam keluarga yang meningkatkan risiko delusi pada seseorang.

Narasumber:

Cecilia Helmina Erfani Sinaga, M. Psi., Pisikolog

Psikolog Klinis

Primaya Hospital Karawang

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.