
Alergi bisa disebabkan oleh berbagai hal. Contohnya dari debu, bulu, makanan, minuman, bau, dan tungau. Saat terkena alergi, maka seseorang akan mengalami berbagai gejala seperti halnya hidung tersumbat, gatal-gatal, mata berair, bersin-bersin yang disebut rhinitis alergi.
Sejatinya, alergi sendiri merupakan reaksi sistem imun tubuh terhadap benda asing. Kesalahan menerjemahkan benda asing tersebut sebagai alergen membuat tubuh bereaksi seperti di atas. Nah, bila ingin tahu seputar rhinitis alergi secara lebih mendalam, maka silakan simak rincian lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi adalah suatu peradangan yang terjadi pada membran dalam hidung akibat dari reaksi imun yang berlebihan terhadap zat pemicu alergi (alergen). Berbeda dengan rhinitis non alergi, kondisi ini terjadi karena berbagai macam alergen yang menyertainya.
Keluhan yang dirasakan dapat berupa bersin-bersin, hidung tersumbat, meler, hingga mata berair dan kemerahan. Contoh alergen yang kerap menjadi biang utamanya yaitu debu, bulu, makanan, minuman, bau, dan tungau. Jadi, saat sistem imun menganggap bahwa zat tersebut berbahaya bagi tubuh, maka ia akan bereaksi secara berlebihan untuk menyingkirkannya.
Penderita rhinitis alergi memiliki sistem tubuh di mana reaksi alergi terjadi secara berlebihan. Immunoglobulin E (IgE) yang merupakan antibodi dalam tubuhnya akan melepaskan histamin yang berakibat pada peradangan membran pelapis hidung.
Dalam kondisi ringan, kondisi ini tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari. Sementara kasus sedang hingga berat kerap mengakibatkan berbagai gangguan aktivitas sehari-hari. Contohnya berupa kegiatan tidur, belajar, bekerja, ataupun berolahraga.
Jenis rhinitis alergi di bagi menjadi dua macam ย berdasarkan durasi yakni:
- Persisten: apabila gejalanya lebih dari 4 hari per minggu dengan lamaย waktu lebih dari 4 minggu.
- Intermiten: saat gejala yang muncul kurang dari atau sama dengan 4 hari per minggu dengan lama waktu gejala yang timbul kurang dari atau sama dengan 4 minggu.
Kondisi | Rhinitis alergi |
Gejala Utama | Bersin-bersin, hidung meler, mata merah dan berair, batuk-batuk |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan |
Penyebab | Paparan atas berbagai zat pemicu ke dalam tubuh |
Diagnosis | Pemeriksaan fisik, wawancara medis, dan juga pemeriksaan penunjang |
Faktor Risiko | Paparan asap rokok, riwayat atopi, kekurangan vitamin D |
Pengobatan | Pengobatan dengan irigasi nasal dan kortikosteroid |
Pencegahan | Kontrol terhadap alergen |
Komplikasi | Sinusitis, asma, otitis media |
Faktor Risiko
Ini dia beberapa faktor risiko yang menjadikan seseorang dapat terkena rhinitis alergi yang perlu Anda waspadai:
- Paparan asap rokok
- Riwayat asma
- Riwayat dermatitis atopi
- Obesitas
- Defisiensi vitamin D
- Berada di ruangan ber AC
Penyebab Rhinitis Alergi
Terdapat banyak pemicu dari rhinitis alergi yang perlu kalian ketahui. Berikut ini rincian lengkapnya:
Makanan
Alergi makanan merupakan jenis alergi yang paling sering terjadi pada kebanyakan orang. Contoh makanan yang kerap menimbulkan alergi ada susu, makanan laut, cokelat, telur, gandum, dan banyak lagi.
Debu
Salah satu komponen alergen yang kerap menjadikan seseorang terkena alergi adalah debu. Terlebih saat musim kemarau di mana debu, polusi, dan berbagai kotoran sering kali beterbangan terbawa angin.
Serbuk Sari / Spora
Saat musim bunga tiba, maka akan ada banyak serbuk sari yang beterbangan atau jamur juga bisa mengakibatkan spora yang beterbangan saat tertiup angin. Hal ini tentunya bisa mengakibatkan alergi bagi mereka yang sensitif.
Makanan
Berbagai jenis makanan juga dapat menimbulkan rhinitis bagi sebagian orang. Contohnya ada makanan dari susu, kerang, telur, cokelat, ikan, atau makanan yang mengandung gluten seperti dari terigu
Gejala
Mengutip dari laman Mayo Clinic, bahwa rhinitis alergi dapat menimbulkan beberapa gejala seperti halnya:
- Bersin-bersin
- Hidung tersumbat
- Hidung meler
- Mata gatal dan merah
- Tenggorokan gatal
- Batuk-batuk
- Mata berair
- Kelelahan
- Hidung gatal
Diagnosis
Terdapat beberapa macam metode yang kerap dokter gunakan untuk mendiagnosis kondisi ini. Contohnya yaitu:
- Wawancara medis: menanyakan tentang riwayat penyakit, penggunaan obat, keluhan, kondisi lingkungan sehari-hari, dan riwayat keluarga.
- Pemeriksaan fisik: melihat beberapa tanda seperti lingkaran hitam bawah kelopak mata, lipatan kulit di bawah mata, dan kebiasaan menyeka hidung.
- Tes penunjang: contohnya ada tes darah untuk melihat IgE (Immunoglobulin E), skin prick test, hingga tes pencitraan.
Pencegahan
Salah satu metode untuk mencegah rhinitis yaitu dengan cara menekan faktor risiko yang mendasarinya. Contohnya berupa:
- Sering berjemur di pagi hari
- Diet gizi seimbang
- Hindari zat pemicu alergi
- Jaga kebersihan lingkungan
Pengobatan
Kondisi ini biasanya akan dokter resepkan dengan beberapa jenis obat-obatan seperti:
- Antihistamin: contohnya CTM (chlorphenamine maleate), loratadine, & cetirizine.
- Dekongestan: menghilangkan gejala seperti pilek hidung meler dan bersin-bersin.
- Kortikosteroid: biasa diresepkan bersama antihistamin untuk mengurangi peradangan baik berupa semprotan hidung maupun sediaan tablet.
- Cuci hidung: bisanaya mengandung cairan normal saline, isotonik, ataupun hipertonik untuk membersihkan dan memperbaiki permukaan pelapis hidung
- Imunoterapi: pada kasus yang berat diberikan terapi untuk melatih sistem imun tubuh berfungsi secara normal.
Komplikasi
Komplikasi yang kerap terjadi pada penderita rhinitis alergi meliputi beberapa hal berikut ini:
- Sinusitis
- Asma
- Otitis media
Kapan Harus ke Dokter?
Konsultasikan ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) atau ke dokter spesialis penyakit dalam (konsultan alergi dan imunologi klinik) saat Anda mengalami gejala rhinitis alergi yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.
Narasumber:
dr. Dini Anggreini, Sp. THT-BKL
Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan โ Bedah Kepala dan Leherย
Primaya Hospital Hertasning
Referensi:
- Allergicrhinitis. http://acaai.org/allergies/types/hay-fever-rhinitis%20. Diakses pada tanggal 31 Desember 2023.
- Rhinitis(hay fever). http://www.aaaai.org/conditions-and-treatments/allergies/rhinitis.aspx. Diakses pada tanggal 31 Desember 2023.
- Allergymedications. http://sinusallergy.osu.edu/13841.cfm. Diakses pada tanggal 31 Desember 2023.
- Corticosteroids. http://my.clevelandclinic.org/health/drugs_devices_supplements/hic_Corticosteroids. Diakses pada tanggal 31 Desember 2023.
- Allergystatistics. http://www.aaaai.org/about-aaaai/newsroom/allergy-statistics. Diakses pada tanggal 31 Desember 2023.
- Allergyrelief for your child. http://www.fda.gov/ForConsumers/ConsumerUpdates/ucm273617.htm. Diakses pada tanggal 31 Desember 2023.
- Allergyshots (immunotherapy). https://www.aaaai.org/conditions-and-treatments/treatments/allergy-shots-(immunotherapy) . Diakses pada tanggal 31 Desember 2023.
- Allergic rhinitis. http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/allergy/allergic-rhinitis/. Diakses pada tanggal 31 Desember 2023.