
Ketika seseorang mengalami sakit jiwa, maka pola pikir, suasana hati, hingga tingkah lakunya menjadi tidak normal. Kebanyakan orang hanya memandang sakit jiwa sebagai โgilaโ. Namun secara medis kondisi ini meliputi banyak sekali jenisnya.
Nah, untuk mengetahui apa saja jenis-jenis sakit jiwa yang menyebabkan seseorang mengalami perubahan pola perilaku dan pola pikir, maka silakan simak rincian lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Sakit Jiwa?
Sakit jiwa yaitu kondisi yang membuat perilaku, pikiran, dan perasaan seseorang menjadi terganggu atau tidak normal. umumnya, kondisi ini terjadi ketika gangguan mental tidak mendapatkan penanganan dengan baik sehingga membuat kesehatan mental makin memburuk dari waktu ke waktu.
Macam-macam sakit jiwa sendiri ada banyak serta bervariasi gejalanya mulai dari yang ringan hingga berat. Hampir semua orang dapat terpengaruh kondisi ini mulai dari berbagai usia, ras, jenis kelamin, maupun latar belakang sosial yang berbeda.
Kondisi ini sama seperti sakit fisik. Jadi, jika tidak segera diobati, maka bisa semakin buruk. Penanganan medis baik melalui terapi maupun melalui pemberian obat-obatan yang tentunya melalui dokter spesialis kejiwaan, tentu akan sangat dibutuhkan untuk hal ini.
Nama | Sakit Jiwa |
Gejalaย Utama | Gangguanย polaย pikir,ย suasanaย hati,ย danย tingkahย laku |
Dokterย Spesialis | Dokterย spesialisย kejiwaan |
Penyebabย Utama | Riwayatย genetik,ย penggunaanย obatย terlarang,ย penyakitย kronis,ย trauma |
Diagnosis | Wawancaraย medis,ย pemeriksaanย fisik,ย danย CTย scanย otak,ย evaluasiย psikologis |
Faktorย Risiko | Genetik,ย obat-obatan,ย lingkungan,ย kondisiย medis |
Pengobatan | Pemberianย obat-obatan,ย terapiย psikologis,ย perubahanย gayaย hidup |
Pencegahan | Hindariย faktorย risiko |
Komplikasi | Masalahย aktivitasย sehari-hari,ย bunuhย diri |
Macam-Macam Sakit Jiwa
Sakit jiwa memiliki banyak sekali macam-macamnya. Mulai dari yang spesifik hingga yang umum seperti halnya berikut ini:
1. Depresi
Depresi tergolong sebagai gangguan mental yang memang kerap terjadi pada sebagian orang. Penderitanya akan merasakan gelisah, tidak memiliki emosi dan kesenangan, selalu merasa resah, dan merasa dirinya tidak berharga.
2. Gangguan Kecemasan
Ini juga termasuk gangguan mental yang sering terjadi. Penderitanya akan merasakan cemas secara terus menerus secara berlebihan. Jenisnya sendiri ada fobia, panic disorder, gangguan kecemasan umum, dan gangguan kecemasan sosial.
3. Skizofrenia
Penderita penyakit mental ini akan merasakan halusinasi, delusi, dan bahkan sulit dalam membedakan antara kenyataan dengan halusinasi.
4. Gangguan Makan
Disebut juga eating disorders, yaitu gangguan pola makan. Jenis yang paling umum dari gangguan makan meliputi anoreksia (makan lebih sedikit), bulimia (makan porsi banyak), binge eating disorder (kehilangan kendali pola makan).
5. Gangguan Bipolar
Saat suasana hati seseorang mengalami perubahan ekstrem, maka bisa disebut gangguan bipolar. Perubahan ini terjadi dari fase mania yang membuat suasana hati sangat senang dan fase depresi yang membuatnya sedih, kosong, serta hampa.
6. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
Disebut juga sebagai gangguan stres pasca trauma. Tergolong gangguan mental yang menimbulkan penderitanya merasakan kejadian traumatis yang pernah dilaluinya. Biasanya terjadi pada tentara yang ikut perang, korban kekerasan, korban pemerkosaan, dan sebagainya.
7. OCD (Obsessive Compulsive Disorder)
Ini tergolong gangguan mental yang membuat penderitanya merasa cemas akan sesuatu hal dan membuatnya melakukannnya secara berulang-ulang. Contohnya berkali-kali mengecek kompor masih hidup atau tidak, berkali-kali mencuci tangan karena khawatir akan masih ada bakteri, dan sejenisnya.
Gangguan Mental Lainnya
Selain beberapa jenis gangguan mental di atas, sebenarnya masih ada beberapa jenis gangguan mental lainnya. Contohnya:
- Kontrol impuls.
- Gangguan mood.
- Gangguan psikotik.
- Gangguan kepribadian.
- Sindrom tourette.
- Psikomatis.
- Factitious.
Faktor Risiko dan Penyebab Sakit Jiwa
Mengutip dari situs WHO, bahwa 1 dari 8 orang menderita gangguan mental. Berikut ini beberapa penyebab sekaligus faktor risiko yang meningkatkan potensi seseorang terhadap sakit jiwa:
- Riwayat genetik berasal dari keluarga.
- Ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak.
- Kondisi medis seperti cedera otak atau penyakit tertentu.
- Penyalahgunaan zat tertentu, seperti obat-obatan.
- Faktor lingkungan seperti trauma, stres, maupun lainnya.
- Paparan virus maupun racun selama dalam kandungan.
- Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Gejala Sakit Jiwa
Gejala orang sakit jiwa tentunya berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Namun, umumnya akan mengalami beberapa kondisi berikut:
- Perubahan mood drastis.
- Delusional
- Emosional tak terkendali.
- Ketakutan berlebih.
- Tidak suka bersosialisasi.
Cara Dokter Mendiagnosis
Psikiater dapat mendiagnosis seseorang apakah mengalami gangguan mental atau tidak dengan:
- Wawancara medis.
- Pemeriksaan fisik.
- Tes darah.
- CT scan otak.
- Evaluasi psikologis.
Pencegahan Sakit Jiwa
Tidak setiap sakit jiwa ada pencegahannya. Namun, Anda bisa menghindari faktor risiko dan penyebabnya jika memang itu memungkinkan.
Pengobatan Sakit Jiwa
Beda gejala dan penyebabnya, maka beda pula pengobatannya. Dokter mungkin akan melakukan beberapa macam pengobatan dengan metode berikut:
- Contohnya dengan terapi interpersonal atau terapi perilaku kognitif (CBT).
- Obat-obatan. Misalnya obat antianxiety, antidepresan, atau antipsikotik.
- Perubahan gaya hidup. Dengan melakukan perubahan gaya hidup yang lebih baik sesuai saran dokter.
- Dukungan sosial. Baik dukungan dari keluarga, kelompok, maupun teman.
Komplikasi
Komplikasi sakit jiwa tentunya berdampak langsung terhadap kehidupan dan aktivitas sehari-hari penderita. Bahkan, tak jarang akan membuat penderitanya memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kejiwaan apabila mengalami beragam gejala berikut ini:
- Perubahan suasana hati.
- Sulit berkonsentrasi.
- Cemas dan takut berlebih.
- Halusinasi dan delusi.
- Terbesit menyakiti diri sendiri.
- Perubahan signifikan pola tidur dan makan.
Narasumber:
Spesialis Kedokteran Jiwa
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- Mental disorders. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders. Diakses pada 15 Maret 2025.
- Understanding Psychological Disorders. https://www.healthline.com/health/psychological-disorders. Diakses pada 15 Maret 2025.
- Alcohol and drug abuse. https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Glossary_of_Symptoms_and_Illnesses/Alcohol_and_Drug_Abuse.aspx. Diakses pada 15 Maret 2025.
- Anxiety disorders. https://www.nimh.nih.gov/health/topics/anxiety-disorders. Diakses pada 15 Maret 2025.
- https://www.nimh.nih.gov/health/topics/depression. Diakses pada 15 Maret 2025.
- Eating disorders. https://www.nimh.nih.gov/health/topics/eating-disorders. Diakses pada 15 Maret 2025.
- Mood disorders. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/mood-disorders. Diakses pada 15 Maret 2025.
- https://www.nimh.nih.gov/health/topics/schizophrenia. Diakses pada 15 Maret 2025.
- What are anxiety disorders? https://www.psychiatry.org/patients-families/anxiety-disorders/what-are-anxiety-disorders. Diakses pada 15 Maret 2025.
- What are bipolar disorders? https://www.psychiatry.org/patients-families/bipolar-disorders/what-are-bipolar-disorders. Diakses pada 15 Maret 2025.
- What is posttraumatic stress disorder (PTSD)? https://www.psychiatry.org/patients-families/ptsd/what-is-ptsd. Diakses pada 15 Maret 2025.
What is schizophrenia? https://www.psychiatry.org/patients-families/schizophrenia/what-is-schizophrenia. Diakses pada 15 Maret 2025