Pernahkah Anda melihat adanya struktur yang dikenali seperti halnya wajah atau binatang pada suatu objek random? Nah, hal semacam ini disebut sebagai parediolia. Lalu, apakah ini tergolong sebagai gangguan psikologis?
Nah, bila Anda ingin mengetahui apa itu pareidolia sekaligus apakah ini tergolong sebagai gangguan psikologis atau bukan, maka silakan simak informasi yang akan kami ulas di bawah ini!
Apa Itu Pareidolia?
Pareidolia yaitu kondisi yang membuat otak kita cenderung mengenali suatu pola struktur yang familiar dari suatu objek random seperti halnya awan, noda pakaian, bentuk rumah, permukaan benda, hingga sekedar bentuk pohon.
Biasanya, otak akan mengenali objek random tersebut sebagai wajah, binatang, tubuh manusia, pesawat, mobil, atau bentuk lainnya.
Para peneliti menduga bahwa ini merupakan bentuk evolusi otak manusia yang sangat cepat mengenali pola wajah atau suatu objek tertentu. Kemampuan otak yang kreatif ini berguna untuk mengenali suatu hal secara cepat entah itu sebagai ancaman atau bukan.
Ini dia beberapa contoh dari pareidolia yang sering dirasakan seseorang:
- Bentuk pohon yang mirip sosok seseorang.
- Awan yang terlihat seperti bentuk benda-benda tertentu.
- Noda pada tembok yang menyerupai wajah.
- Motif benda-benda tertentu yang mirip wajah.
- Pola pola random di alam yang menyerupai binatang.
- Adanya pola wajah pada makanan.
- Melihat bentuk wajah pada permukaan tanah/bulan.
Apakah pareidolia termasuk gangguan psikologis?
Sejatinya, pareidolia bukanlah termasuk gangguan psikologis, melainkan suatu fenomena psikologis yang umum dan sangat normal.
Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada mereka yang memiliki kondisi tertentu seperti halnya kecemasan ekstrem, skizofrenia, hingga pada orang yang kurang tidur.
Penyebab Pareidolia
Mengutip dari Psycologytoday, bahwa sejatinya, masih belum pasti apa hal yang menyebabkan kondisi ini. Namun, beberapa studi menemukan hubungan antara cara kerja otak dengan pareidolia.
Jati, otak manusia khususnya otak samping dan otak depan punya tanggung jawab terhadap mengenali suatu bentuk yang unik seperti wajah. Nah, dalam mengenali rangsangan visual, otak bekerja begitu cepat sehingga memproses benda mati seolah-olah menjadi bagian lainnya.
Kondisi ini memang dapat dialami oleh siapa pun. Walau demikian, sebagian kasus penyakit tertentu juga berkaitan dengan pareidolia. Contohnya kerap terjadi pada mereka yang memiliki penyakti saraf seperti pada penderita demensia atau parkinson disease.
Para peneliti juga menemukan adanya hubungan antara kesepian dan mood seseorang terhadap kondisi ini. Kondisi lain yang mungkin berhubungan yaitu skizofrenia, migrain, dan autisme.
Gejala Pareidolia
Gejala yang tampak di sini sejatinya bukanlah gejala penyakit atau kondisi medis. Namun lebih ke โpengalaman persepsiโ yang menjadikan seseorang melihat sesuatu yang memang pada dasarnya tidak ada. Beberapa contohnya yaitu:
- Melihat wajah di benda tertentu seperti pada titik dan juga lengkungan garis pada dinding.
- Memaknai objek acak sebagai suatu pola yang bermakna.
- Mendengar suara tertentu dari bunyi hujan seperti mendengar suara orang bicara saat hujan lebar (audio pareidolia).
- Kondisi ini muncul hanya sesaat dan tidak sampai membuat penderitanya loss contactdengan reality.
Cara Dokter Mendiagnosis
Selain melalui wawancara medis, dokter mungkin akan mendiagnosis kondisi ini dengan menggunakan tes pengenalan pola gambar.
Nantinya, pasien akan ditanya lebih dalam terkait respons dari pengenalan pola gambar tersebut. namun, tes ini tentunya bersifat subjektif dan hasilnya mungkin tidak akurat. Dokter mungkin akan melakukan tes lain seperti tes fungsi kognitif
Pencegahan Pareidolia
Pareidolia tidak bisa Anda cegah sepenuhnya. Karena ini merupakan salah satu respons alami tubuh dalam mengamati pola-pola yang mirip dengan pola familiar. Namun, Anda bisa mencoba mencegah faktor risiko seperti gangguan penyakit saraf yang memungkinkan seseorang menderita pareidolia hingga menimbulkan gangguan psikologis tertentu.
Pengobatan Pareidolia
Untuk mengobati kondisi ini, dokter tentunya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi pasien. Karena beda penyebab yang mendasarinya, tentunya berbeda ย pula metode penanganannya.
Bila terjadi sekali dua kali dan tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari penderita, mungkin dokter tidak memberikan pengobatan tertentu. Namun bila sampai mengganggu aktivitas bahkan mengkhawatirkan orang lain, maka dokter akan memberikan pengobatan dan atau terapi sesuai dengan kebutuhan.
Komplikasi
Sejatinya, kondisi ini tidak menimbulkan komplikasi tertentu. Bahkan, justru banyak para fotografer dan juga seniman yang menjadikannya sebagai inspirasi tersendiri bagi mereka.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda harus memeriksakan ke dokter spesialis kejiwaan apabila kondisi ini terjadi terlalu sering hingga mengganggu kegiatan sehari-hari. Terlebih bila disertai dengan halusinasi dan meyakinkan bahwa itu nyata.
Narasumber:
Spesialis Kedokteran Jiwa
Primaya Hospital Bhakti Wara
Referensi:
- https://www.psychologytoday.com/us/basics/pareidolia. Diakses pada 19 April 2025.
- Face pareidolia in schizophrenia. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0920996420300359. Diakses pada 19 April 2025.
- Face Perception and Pareidolia Production. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8370466/. Diakses pada 19 April 2025.
- Phenomenal insight: PareidoliaโI see? https://www.researchgate.net/publication/329804820_Phenomenal_insight_Pareidolia-I_see. Diakses pada 19 April 2025.
- Pareidolia As Additional Approach To Improving Education and Learning In Neuroradiology. https://biomedpharmajournal.org/vol9no1/pareidolia-as-additional-approach-to-improving-education-and-learning-in-neuroradiology-new-cases-and-literature-review/. Diakses pada 19 April 2025.




