Pasien corona tidak hanya rentan terhadap dampak fisik penyakit yang dideritanya. Ada dampak psikologis yang berpotensi mengganggu kehidupan pasien hingga berakibat fatal. Menurut data WHO, Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona menyerang segala macam ras manusia dan segala usia. Sudah ratusan negara yang mencatatkan kasus positif corona dengan jutaan pasien di seluruh dunia. Para pasien ini tidak berarti terkena aib dan harus dikucilkan. Sebaliknya, mereka membutuhkan dukungan, kasih sayang, dan kebaikan.
WHO menyarankan penggunaan frasa “orang dengan Covid-19” untuk mengacu pada pasien corona, bukan “korban”. WHO juga menggarisbawahi pentingnya privasi para pasien sehingga kehidupan pribadi mereka dan keluarganya tak terganggu. Perangkat pengurus lingkungan dari rukun tetangga dapat berperan aktif dalam melindungi pasien corona.
Mengatasi Dampak Psikologis Pasien Corona
Wajar bagi pasien corona jika mengalami tekanan psikologis. Banyaknya kabar seputar penyakit Covid-19 bisa memicu rasa gelisah dan khawatir yang berlebihan. Perasaan itu pada akhirnya bisa membuat pasien mengalami stres dan gangguan mental yang berujung pada memburuknya kondisi kesehatan.
Berikut ini tips mengatasi dampak psikologis pasien corona:
Pilah-pilah informasi
Covid-19 adalah penyakit baru sehingga peneliti masih berupaya menggali informasi yang valid. Di media sosial dan Internet, banyak informasi yang diragukan kebenarannya malah berseliweran. Pasien corona mesti cermat memilah informasi dari sumber tepercaya. Jangan mudah percaya meski info itu dibagikan oleh anggota keluarga atau teman dekat. Cek silang dengan informasi dari Kementerian Kesehatan, WHO, dan media massa nasional. Begitu pula orang di sekitar pasien corona. Sebaiknya tidak asal menyebar informasi tanpa diketahui kebenarannya.
Terapkan gaya hidup sehat
Pasien corona wajib menerapkan gaya hidup sehat demi kesehatan fisik dan mental. Asupan makanan dengan gizi berimbang akan menjaga daya tahan tubuh. Ditambah olahraga, minum cukup air putih, serta istirahat yang cukup, risiko gangguan psikologis bisa dikurangi. Olahraga yang bisa dilakukan untuk kesehatan mental antara lain yoga dan meditasi.
Tetap berkomunikasi
Isolasi bisa membuat pasien corona mengalami gangguan psikologis yang dipicu rasa kesepian. Untuk mengatasinya, tetaplah buka jalur komunikasi dengan orang-orang sekitar. Rutinlah melakukan video call atau sekadar mengobrol lewat aplikasi pesan tiap hari. Makin sering mengobrol, risiko dampak psikologis makin bisa ditekan. Isi obrolan dengan pesan positif dan gurauan, hindari topik tentang virus corona.
Fokus ke hal lain
Rasa penasaran mengikuti berita tentang corona pasti ada. Tapi sebaiknya tidak terus-terusan memperhatikan berita. Manfaatkan waktu untuk beristirahat dan melakukan kegiatan lain yang disukai. Menjalani hobi akan membuat hati senang dan tenang. Sebaliknya, jika perhatian terpusat pada berita seputar corona, rasa gelisah akan terus ada.
Tanamkan optimisme
Pesimisme terkait dengan masalah mental dan depresi. Karena itu, lebih baik bersikap optimistis dan memenuhi pikiran dengan hal-hal positif. Vaksin atau obat corona memang belum ditemukan. Tapi, menurut Ikatan Dokter Indonesia, tingkat kesembuhan pasien corona bisa mencapai 97 persen di seluruh dunia. Itu artinya peluang sembuh dari corona amatlah besar.
WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global. Tapi status itu hanya menandakan penyebarannya yang meluas di berbagai negara. Bukan berarti Covid-19 adalah penyakit yang menjadi lebih mematikan. Pasien corona justru perlu dibantu ketimbang dicap negatif. Begitu juga tenaga medis yang tiap hari bekerja menangani pasien. Perlu kesadaran dan kerja sama masyarakat untuk mengatasi masalah global ini.
Ditinjau oleh:
dr. Rivo Mario Warou Lintuuran, Sp.KJ
Dokter Spesialis Kejiwaan
Sumber:
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/mental-health-considerations.pdf