
Kulit sebagai organ terbesar dan terluar pada manusia rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan. Salah satu masalah kulit yang kerap mengkhawatirkan adalah psoriasis. Tak hanya menimbulkan gejala fisik, psoriasis juga bisa memicu gangguan psikologis. Banyak penelitian menunjukkan pasien psoriasis cenderung mengalami tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi dibanding individu tanpa kondisi ini. Penjelasannya dapat disimak dalam artikel berikut ini.
Apa Itu Psoriasis?
Psoriasis adalah penyakit kulit kronis tidak menular yang ditandai dengan adanya bercak merah bersisik. Penyakit ini disebabkan oleh reaksi autoimun yang berlebihan, yakni ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel kulit yang sehat. Menurut data World Health Organization (WHO), jutaan orang mengalami psoriasis dengan jumlah kasus di berbagai negara berkisar 0,09 hingga 11,4 persen.
Normalnya, sel-sel kulit akan beregenerasi dalam siklus beberapa minggu. Namun, pada penderita psoriasis, sistem imun yang terlalu aktif keliru menyerang sel-sel kulit yang sehat sehingga memicu produksi sel kulit baru yang berlebihan dan terlalu cepat hanya dalam hitungan hari. Akibatnya, sel-sel kulit mati menumpuk di permukaan dan membentuk plak tebal, kemerahan, dan bersisik.
Gejala psoriasis bisa bervariasi, tapi umumnya mencakup:
- Bercak merah pada kulit yang tertutup oleh sisik perak
- Gatal atau nyeri pada area yang terkena
- Kulit kering yang mungkin pecah dan berdarah
- Perubahan pada kuku dan sendi
Ketika kulit mengalami masalah yang terlihat jelas seperti psoriasis, dampaknya seringkali jauh melampaui ketidaknyamanan fisik. Rasa malu dan kurang percaya diri hingga isolasi sosial bisa mempengaruhi kesehatan mental penderita psoriasis.
Sebagai perbandingan, kondisi kulit kronis lain yang juga sering dikaitkan dengan beban psikologis adalah dermatitis atopik atau eksim seperti dijelaskan dalam studi di International Journal of Molecular Sciences.
Efek dua kondisi tersebut terhadap kondisi kejiwaan penderitanya dibahas dalam penelitian di jurnal Brain Sciencesย berjudul โDo Psoriasis and Atopic Dermatitis Affect Memory, Attention, Stress and Emotions?โ.
Hubungan Psoriasis dan Kesehatan Mental?
Studi di jurnal Brain Sciences melibatkan 90 pasien yang terdiri atas 30 pasien psoriasis, 30 pasien dermatitis atopik (DA), dan 30 individu sehat sebagai kelompok kontrol. Tujuannya adalah mengetahui apakah penderita psoriasis dan DA memiliki masalah lebih besar dalam mengenali emosi serta efektivitas perhatian dan memori, juga apakah mereka menggunakan strategi penanganan stres yang berbeda dibanding individu yang sehat.
Penelitian itu mendapati beberapa temuan kunci pada pasien psoriasis dan DA, yakni:
Kesulitan Mengenali dan Mengungkapkan Emosi (Alexithymia)
Orang dengan psoriasis dan DA memiliki skor total yang lebih tinggi pada skala alexithymia. Alexithymia adalah suatu kondisi Pasien juga lebih kesulitan mengidentifikasi dan mendeskripsikan perasaan dibanding kelompok yang sehat.
Strategi Penanganan Stres yang Berbeda
Pasien psoriasis dengan gejala lebih parah (dinilai dengan Psoriasis Area and Severity Index atau PASI) cenderung lebih jarang menggunakan strategi selera humor dalam menghadapi situasi stres.
Dampak pada Fungsi Kognitif
Studi ini juga menemukan orang dengan psoriasis dan DA memiliki memori pengenalan pola yang lebih buruk dan mengingat urutan stimulus yang lebih pendek (memori kerja spasial) dibanding orang sehat.
Temuan ini menguatkan banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya hubungan erat antara psoriasis dan kondisi mental. Diperkirakan 30-60 pasien psoriasis mengalami masalah mental. Adapun masalah mental yang paling sering terjadi adalah depresi dan gangguan kecemasan. Selain gangguan kecemasan, depresi, hingga pikiran bunuh diri, psoriasis juga dikaitkan dengan gangguan pada proses kognitif yang signifikan, termasuk dalam hal perhatian dan ingatan.
Dampak Stres pada Pasien Psoriasis dan Cara Mengatasinya
Di satu sisi, masalah kulit psoriasis bisa bikin stres penderitanya. Namun stres juga dapat memperburuk gejala psoriasis. Menurut penelitian di Frontiers in Human Neuroscience, tingkat stres yang tinggi dapat memicu peradangan dalam tubuh. Peradangan ini bisa memperburuk kondisi kulit.
Sebuah studi di Advances in Dermatology and Allergologyย menunjukkan pasien psoriasis dengan tingkat stres yang lebih tinggi cenderung memiliki gejala yang lebih parah. Karena itu, penting bagi penderita psoriasis untuk mengelola stres mereka dengan cara yang efektif.
Mengingat psoriasis tak bisa disembuhkan secara total, penting untuk menerapkan manajemen stres guna menghadapi situasi ini. Caranya antara lain:
- Teknik relaksasi dengan latihan pernapasan dalam, meditasi, yoga, atau tai chi yang dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi respons stres.
- Latihan kesadaran penuh atau mindfulnessyang bisa membantu meningkatkan fokus individu dalam menghadapi rasa gatal atau pikiran negatif.
- Olahraga teratur untuk melepaskan endorphin atau hormon “bahagia” alami yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres.
- Melakukan hobi atau aktivitas yang disukai untuk mengalihkan perhatian dari penyakit dan memberikan kegembiraan.
Berdasarkan bukti ilmiah yang terus berkembang, masalah kulit psoriasis memang sangat mungkin memicu stres. Gejala psoriasis dapat merasuk ke dalam pikiran dan mempengaruhi emosi sehingga mengganggu kesehatan mental. Karena itu, sembari menjalani pengobatan dan terapi, pasien psoriasis sebaiknya berupaya menjaga kondisi psikologis dengan manajemen stres demi meningkatkan kualitas hidup.
Narasumber:
Spesialis Dermatovenerologi
Primaya Hospital Bhakti Wara
Referensi:
- Do Psoriasis and Atopic Dermatitis Affect Memory, Attention, Stress and Emotions?. https://www.mdpi.com/2076-3425/14/8/747#B1-brainsci-14-00747. Diakses 21 Mei 2025
- Annoying Psoriasis and Atopic Dermatitis: A Narrative Review. https://www.mdpi.com/1422-0067/23/9/4898. Diakses 21 Mei 2025
- The Impact of Stress-Coping Strategies and the Severity of Psoriasis on Self-Esteem, Illness Acceptance and Life Satisfaction. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8764316/. Diakses 21 Mei 2025
- Illness acceptance degree versus intensity of psychopathological symptoms in patients with psoriasis. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3834715/. Diakses 21 Mei 2025
- Psoriasis. https://www.who.int/docs/default-source/ncds/psoriasis-info-sheet-3.pdf?sfvrsn=a5d14e81_. Diakses 21 Mei 2025
- Inflammation: The Common Pathway of Stress-Related Diseases. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5476783/. Diakses 21 Mei 2025
- PASI score. https://dermnetnz.org/topics/pasi-score. Diakses 21 Mei 2025