
Herpes zoster dapat menginfeksi beberapa bagian tubuh, salah satunya yaitu menyerang wajah yang disebut juga sebagai herpes zoster oftalmikus. Kondisi ini tergolong membahayakan bila tidak segera mendapatkan perawatan yang optimal.
Hal tersebut dikarenakan potensinya yang menimbulkan komplikasi pada mata. Salah satunya yaitu menyebabkan kebutaan permanen. Nah, bila Anda ingin tahu lebih dalam seputar kondisi ini, maka silakan cek terlebih dahulu seputar penyakit ini berikut ini.
Apa Itu Herpes Zoster Oftalmikus?
Herpes zoster oftalmikus (HZO) yaitu suatu infeksi yang terjadi akibat reaktivasi virus Varicella zosterย (human herpesvrius-3). Virus ini merupakan virus yang sama dengan virus penyebab cacar air.
Saat seseorang sembuh dari cacar air, virus tidak langsung hilang begitu saja. Namun, akan menetap di area saraf di dalam tulang belakang. Saat kondisi daya imun tubuh melemah, nantinya virus akan aktif kembali.
Umumnya, tipe herpes ini menyerang area hidung dan dahi. Walau demikian, mata dapat terpengaruh infeksi dan peradangannya. Walau demikian, kondisi ini tidak mesti terjadi pada setiap pasien herpes zoster, namun angkanya berkisar kurang lebih setengahnya.
Karena terjadi di area wajah, maka kondisi ini tergolong membahayakan dan segera mungkin harus mendapatkan perawatan medis. Dokter umumnya akan memberikan antivirus untuk mengurangi perkembangan virus sehingga risiko komplikasi dapat ditekan.
Jika tidak segera mendapatkan perawatan yang optimal, maka dapat mengakibatkan peradangan dan infeksi kornea. Bola mata pun akan mengalami peningkatan tekanan sehingga bila terus dibiarkan dapat memicu kebutaan permanen.
Nama | Herpes Zoster Oftalmikus |
Gejalaย Utama | Kulitย melepuh,ย ruamย kemerahan,ย rasaย nyeriย panasย danย terbakar. |
Dokterย Spesialis | Dokterย spesialisย mata |
Penyebabย Utama | Infeksiย virusย Varicellaย zoster |
Diagnosis | Pemeriksaanย fisik,ย wawancaraย medis,ย danย pemeriksaanย mata |
Faktorย Risiko | Riwayatย terkenaย cacarย air,ย orangย denganย usiaย diย atasย 50ย tahun |
Pengobatan | Pemberianย antivirus,ย obatย tetesย mata |
Pencegahan | Vaksinasi |
Komplikasi | Glaukomaย sekunder,ย kebutaan |
Faktor Risiko
Orang yang punya riwayat terkena cacar air memiliki risiko tinggi terkena herpes zoster oftalmikus.
Usia juga berpengaruh terhadap kondisi ini. Mereka yang berusia di atas 50 tahun lebih berisiko terkena. Walau demikian, kondisi ini tetap berpotensi untuk terkena pada semua usia.
Penyebab Herpes Zoster Oftalmikus
Penyebab herpes zoster oftalmikus yaitu karena adanya infeksi virus varicella zoster. Virus ini biasanya aktif kembali saat seseorang sedang mengalami pelemahan daya imun tubuh baik karena konsumsi obat-obatan seperti imunosupresan maupun karena kondisi lainnya.
Gejala Herpes Zoster Oftalmikus
Mengutip dari situs American Academy of Ophthalmology, bahwa tidak semua penderita infeksi herpes zoster berpotensi mengalami HZO walaupun sama-sama terjadi pada wajah. Berikut ini beberapa gejala yang mungkin terjadi:
- Ruam lepuh pada hitung
- Mata berair
- Mata merah
- Nyeri pada mata
- Penurunan daya penglihatan
Cara Dokter Mendiagnosis
Selain melalui wawancara medis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat lebih lanjut kondisi mata. Jika masih belum diketahui dengan jelas, maka dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti pemeriksaan mata lengkap guna mendeteksi adanya infeksi pada mata dan apakah terjadi perubahan pada struktur mata ataukah tidak.
Pencegahan Herpes Zoster Oftalmikus
Untuk mencegah HZO, dokter akan memberikan vaksinasi terhadap virus Varicella zoster. Kondisi ini efektif untuk mereka yang belum pernah terkena cacar.
Selain itu, usahakan untuk selalu menjaga daya tahan tubuh tetap optimal sehingga virus yang telah menetap tidak melakukan reaktivasi kembali.
Pengobatan Herpes Zoster Oftalmikus
Mengutip dari laman National Institutes of Health (NIH), bahwasanya HZO ini bisa dilakukan pengobatan awal dengan memberikan agen antivirus. Untuk kasus tertentu, dokter dapat memberikan terapi pengobatan tambahan lainnya setelah melalui tata laksana diagnosis secara menyeluruh.
Antivirus yang diberikan dapat membantu mengurangi tingkat keparahan gejala seperti ruam dan lepuh, mengurangi durasi gejala, mencegah komplikasi, serta mengurangi risiko penularan. Beberapa jenis antivirus yang dokter kerap berikan untuk mengatasi kondisi ini meliputi:
- Acyclovir
- Valacyclovir
- Famciclovir
Selain itu, obat-obatan lain yang kerap dokter berikan bersamaan dengan pemberian antivirus meliputi:
- Antibiotik topikal: hal ini diberikan agar terhindar dari infeksi bakteri mengingat kondisi ini kerap rawan terhadap pertumbuhan bakteri.
- Kortikosteroid. Steroid topikal maupun sistemik (oral) dapat membantu mengurangi peradangan sehingga gejala akan berkurang. Namun terdapat beberapa kontraindikasi tertentu.
- Analgesik. Pemberian analgesik berguna untuk mengurangi rasa nyeri atau sakit pada area yang terinfeksi.
- Air mata buatan. Jika kondisinya menyerang mata dan cukup parah, maka dokter mungkin akan memberikan air mata buatan.
Untuk mengurangi rasa nyeri dan panas, Anda bisa sering-sering menggunakan kompres air dingin di rumah.
Komplikasi
Pasien yang terkena HZO berpotensi untuk terkena berbagai macam komplikasi yang meliputi berikut ini:
- Keratitis
- Konjungtivitis
- Blefaritis
- Glaukoma sekunder.
- Kebutaan permanen.
- Keratopati neurotropik.
- Retinitis nekrotikans.
- Kelumpuhan saraf kranial.
- Postherpetic neuralgia.
Kapan Harus ke Dokter?
Saat Anda mengalami beberapa gejala atau keluhan seperti yang telah dijelaskan di atas, maka segera kunjungi dokter spesialis mata. Pengobatan sedini mungkin diperlukan agar terhindar dari kelumpuhan saraf kranial, kehilangan penglihatan permanen, dan juga beberapa komplikasi lain yang mungkin terjadi.
Narasumber:
dr. Dicky Budiman Simanjuntak, Sp. M
Spesialis Mata
Primaya Hospital PGI Cikini
Referensi:
- Herpes Zoster Ophthalmicus. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557779. Diakses pada 03 Maret 2025
- Shingles in the Eyehttps://www.healthline.com/health/eye-health/shingles-in-the-eye. Diakses pada 03 Maret 2025
- Neuroanatomy, cranial nerve 5 (trigeminal). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482283/. Diakses pada 03 Maret 2025
- Shingles vaccination. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/shingles/public/shingrix/. Diakses pada 03 Maret 2025
- Herpes Zoster Ophthalmicus. https://www.aad.org/public/diseashttps://www.aao.org/eyenet/article/herpes-zoster-ophthalmicus-pearlses/a-z/shingles-treatment. Diakses pada 03 Maret 2025
- Herpes Zoster Ophthalmicus. https://eyewiki.org/Herpes_Zoster_Ophthalmicus. Diakses pada 03 Maret 2025