• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Konjungtivitis Klamidia: Penyebab Nyeri hingga Pembengkakan Mata

Konjungtivitis Klamidia

Klamidia (chlamydia) memang lebih umum menginfeksi area genital. Namun, bakteri ini juga dapat menyerang area mata yang akan mengakibatkan suatu kondisi yang disebut sebagai konjungtivitis klamidia.

Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang mengucek mata ketika tangan sudah terkontaminasi oleh bakteri klamidia. Lalu, apa saja gejala dan tanda-tandanya yang perlu diwaspadai? Yuk simak selengkapnya rinciannya berikut ini.

buat jani dokter primaya

Apa Itu Konjungtivitis Klamidia?

Konjungtivitis Klamidia yaitu salah satu jenis infeksi pada mata yang disebabkan karena bakteri bernama Chlamydia trachomatis. Bakteri ini merupakan jenis kuman yang sama yang menyebabkan infeksi menular seksual.

Kondisi ini terjadi karena adanya kontak mata terhadap bakteri yang menyebabkan infeksi. Kontak biasanya terjadi saat seseorang mengucek mata dalam kondisi tangan yang terkontaminasi oleh bakteri Chlamydia trachomatis.

ย Umumnya, kondisi ini terjadi pada usia dewasa muda yang aktif secara seksual. Walau demikian, orang yang aktif secara seksual lebih berisiko terkena kondisi ini. Seperti halnya bayi baru lahir yang dapat terinfeksi karena penularan dari orang tua. Dalam medis, kondisi ini disebut sebagai chlamydial ophthalmia neonatorum.

 

Nama Konjungtivitis Klamidia
Gejalaย Utama Mataย merah,ย iritasiย mata,ย keluarย cairanย dariย mata
Dokterย Spesialis Dokterย spesialisย mata
Penyebabย Utama Infeksiย bakteriย chlamydiaย trachomatis
Diagnosis Pemeriksaanย fisik,ย wawancaraย medis,ย danย cekย mata
Faktorย Risiko Orangย yangย menderitaย infeksiย menularย seksual
Pengobatan Pemberianย antibiotik,ย pemberianย salepย mata
Pencegahan Hindariย gonta-gantiย pasanganย seksual,ย cuciย tanganย setelahย berhubunganย seksual
Komplikasi Penurunanย dayaย penglihatan

Faktor Risiko

Konjungtivitis klamidia umumnya terjadi pada usia antara 15 โ€“ 35 tahun yang aktif secara seksual. Terdapat beberapa faktor yang dapat memungkinkan seseorang dapat berisiko terkena konjungtivitis klamidia. Di antaranya yaitu:

  • Gonta ganti pasangan saat berhubungan seksual.
  • Berhubungan seksual tanpa kondom.
  • Pasangan seksual memiliki infeksi yang sama.
  • Tidak mencuci tangan setelah berhubungan seks.

Penyebab Konjungtivitis Klamidia

Penyebab utama kongjungtivitis klamidia yaitu karena infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini umumnya saling menular ketika seseorang melakukan aktivitas seksual. Khususnya mereka yang melakukan aktivitas seksual secara aktif dengan gonta ganti pasangan.

Baca Juga:  Asidosis: Gangguan Keseimbangan Asam-Base pada Tubuh

Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa selain disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis, kondisi ini juga bisa dipengaruhi oleh gonorrhea.

Selain karena kontak secara seksual, penyebaran infeksi bakteri ini juga bisa terjadi karena penggunaan item secara bersamaan seperti halnya:

  • Handuk
  • Alat kosmetik.
  • Kain lap.
  • Bulu mata palsu.
  • Renang di kolam renang publik (jarang terjadi).

Gejala Konjungtivitis Klamidia

Dikutip dari laman Medicalnewstoday, bahwa saat seseorang terinfeksi konjungtivitis klamidia, maka butuh setidaknya 2-19 hari gejalanya baru terlihat. Setelah terinfeksi, maka dalam rentang waktu tersebut, penderitanya berpotensi untuk mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Mata merah.
  • Kelopak mata bengkak.
  • Iritasi mata.
  • Keluar cairan dari mata.
  • Penurunan daya penglihatan.
  • Nyeri pada mata (jarang terjadi)

Selain itu, seseorang yang menderita penyakit ini juga umumnya mengalami infeksi menular seksual yang ditandai dengan gejala:

  • Nyeri ketika sedang buang air kecil.
  • Pendarahan setelah berhubungan intim.
  • Keputihan yang tidak biasa
  • Nyeri panggul
  • Sensasi panas terbakar pada uretra
  • Nyeri perut
  • Nyeri testis (pada laki-laki)
  • Keluarnya cairan putih encer keruh dari kemaluan.

Cara Dokter Mendiagnosis

Setelah dokter melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik, maka selanjutnya akan melakukan tes swab mata untuk mengetahui apakah terdapat infeksi klamidia ataukah tidak pada mata. Khususnya jika penderitanya memiliki infeksi menular seksual.

Pencegahan Konjungtivitis Klamidia

Ada beberapa pencegahan yang dapat Anda lakukan agar terhindar dari konjungtivitis klamidia. Di antaranya yaitu:

  • Hindari melakukan gonta-ganti pasangan seksual.
  • Pastikan untuk selalu menggunakan pengaman ketika berhubungan seks.
  • Cuci tangan secara teratur setelah berhubungan seksual.
  • Lakukan pemeriksaan secara rutin jika memiliki infeksi menular seksual.

Pengobatan Konjungtivitis Klamidia

Pemberian obat antibiotik. Untuk mengatasi pertumbuhan dan perkembangan bakteri, maka dokter akan meresepkan antibiotik. Pastikan Anda mengonsumsi antibiotik sampai habis sesuai dengan saran dokter. Tetap minum hingga habis walau kondisi sudah membaik.

Baca Juga:  Demam Tifoid (Tipes) : Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Beberapa jenis antibiotik oral yang kerap dokter berikan yaitu berupa:

  • Pemberian sebanyak 500 mg sebanyak 4x sehari selama 1 minggu atau tergantung resep dokter.
  • Dokter umumnya akan meresepkan 1 gram azythromycin sebagai dosis tunggal.
  • Dapat diberikan sebanyak 100 mg dua kali sehari selama dalam kurun waktu satu minggu.

Dokter juga mungkin akan memberikan salep mata atau tetes mata yang berperan dalam melumasi mata. Dengan begitu, gejala-gejala yang tampak dapat berkurang nantinya.

Komplikasi

Kondisi ini umumnya tidak mengakibatkan komplikasi tertentu. Namun, kondisi peradangan yang serius dapat mengakibatkan penurunan penglihatan. Jadi, penting sekali untuk memeriksakan ke dokter apabila Anda mengalami gejala di atas, terlebih bila memang memiliki risiko karena menderita infeksi menular seksual.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Anda mengalami gejala di atas, khususnya penurunan penglihatan hingga pembengkakan kelenjar getah bening sekitar mata, maka segera kunjungi dokter spesialis mata. Dokter akan segera mendiagnosis kondisi Anda secara menyeluruh sehingga dapat terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi.

Narasumber:

dr. Seivilia Artanti, Sp.M

Spesialis Mata

Primaya Evasari Hospital

Referensi:

  • Chlamydial conjunctivitis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/102418#1. Diakses pada 19 November 2024.
  • Adult Chlamydial Conjunctivitis. https://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/cases/68-Adult-Chlamydial-Conjunctivitis-Red-Eyes-Chronic.htm#gsc.tab=0. Diakses pada 19 November 2024.
  • https://www.cdc.gov/std/chlamydia/stdfact-chlamydia.htm. Diakses pada 19 November 2024.
  • Chlamydial conjunctivitis. https://www.jpaget.nhs.uk/media/328541/OP-54-Chlamydial-conjunctivitis.pdf. Diakses pada 19 November 2024.
  • Conjunctivitis, chlamydial (adult inclusion conjunctivitis). https://www.college-optometrists.org/clinical-guidance/clinical-management-guidelines/conjunctivitis_chlamydial_adultinclusionconjunctiv. Diakses pada 19 November 2024.
  • Conjunctivitis (pink eye) in newborns. https://www.cdc.gov/conjunctivitis/newborns.html. Diakses pada 19 November 2024.
  • Adult inclusion conjunctivitis. https://www.msdmanuals.com/en-gb/professional/eye-disorders/conjunctival-and-scleral-disorders/adult-inclusion-conjunctivitis. Diakses pada 19 November 2024.
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below