• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Pengobatan Kanker dengan Kemoterapi

Pengobatan Kanker dengan Kemoterapi

Bagi pasien kanker, pilihan pengobatan yang manjur bukan hanya operasi dan radiasi. Dokter bisa menggunakan obat-obatan untuk menangani kanker. Salah satunya lewat kemoterapi, yang memakai obat-obatan bernama sitostatik. Dalam banyak kasus, penanganan pasien kanker dengan kemoterapi dipilih karena lebih menjanjikan pemulihan dengan risiko lebih kecil. Meski begitu, pasien perlu memahami tujuan terapi kanker ini, juga bagaimana prosedur serta apa saja efek sampingnya.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Kemoterapi

Kemoterapi adalah prosedur terapi kanker menggunakan obat-obatan untuk membasmi sel kanker. Obat kemo bisa digunakan secara terpisah atau bersamaan dengan obat lain. Terapi kanker lain juga dapat dijalankan berbarengan dengan pemberian obat-obatan ini. Dalam transplantasi sel punca, obat kemoterapi juga diberikan dalam dosis tinggi.

Kemoterapi merupakan layanan standar dari rumah sakit yang memiliki pusat penanganan kanker. Penggunaan obat untuk pasien kanker bermula dari pemakaian senjata kimia dalam Perang Dunia II. Efek kimia dari bahan senjata itu ternyata bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Lantas para peneliti melakukan riset dan menemukan terapi kanker menggunakan obat-obatan kimia yang lantas dinamai kemoterapi, gabungan dari kata “kimia” dan “terapi”.

Namun pada saat ini tidak semua obat yang digunakan merupakan ramuan kimia buatan yang berasal dari laboratorium. Ada pula obat yang berasal dari bahan alami, seperti bakteri, kulit pohon, dan bunga tanaman.

 

Siapa yang Memerlukan Kemoterapi

Ketika pasien terdiagnosis mengidap kanker, terapi obat-obatan kemo tidak langsung bisa menjadi pilihan. Dokter akan memeriksa sel kanker dulu untuk memperkirakan efektivitas terapi, dan juga perlu mengecek kondisi pasien untuk meminimalkan efek samping kemoterapi yang mungkin membahayakan.

Dokter menerapkan kemo sebagai terapi sistematis. Artinya, obat akan mengikuti aliran darah dan menyerang sel kanker di seluruh tubuh. Sayangnya, obat tersebut bisa keliru mengenali sel normal sebagai sel kanker sehingga turut menyerangnya.

Pasien mungkin memerlukan kemoterapi untuk:

  • Mengecilkan ukuran kanker sebelum operasi atau radioterapi
  • Mencegah kanker kembali setelah operasi atau radioterapi
  • Menangani kanker yang telah menyebar dari titik awal kemunculannya

Beberapa jenis kanker sangat sensitif terhadap kemoterapi sehingga obat-obatan bisa bekerja dengan baik. Namun ada sejumlah tipe kanker yang tidak terlalu responsif terhadap kemo. Dalam hal ini, dokter akan menyarankan metode penanganan yang lain.

Sebagian orang merasa berat menjalani kemoterapi karena berbagai alasan. Beberapa merasa terlalu tua, tapi usia lanjut bukanlah halangan untuk mendapatkan manfaat dari terapi kanker ini. Kecuali pasien tersebut berusia lanjut sekaligus memiliki masalah kesehatan yang bisa bertambah parah akibat efek samping obat kemo. Dokter akan sepenuhnya menimbang manfaat dan risiko kemoterapi sebelum menyarankannya. Pasien berhak mendapat informasi lengkap sebelum menjalaninya.

Baca Juga:  Pemeriksaan Mammografi, Apakah Efektif?

 

Tujuan Tindakan Kemoterapi

Kemoterapi sebagai tindakan terapi kanker bisa memiliki bermacam-macam tujuan. Tujuan ini bergantung pada jenis kanker dan seberapa jauh penyebarannya. Kadang tujuannya adalah menyingkirkan kanker selama-lamanya. Bila ini tidak memungkinkan, obat-obatan kemo bisa dipakai untuk memperlambat pertumbuhan kanker.

Dokter mengelompokkan jenis kemoterapi berdasarkan tujuan berikut ini:

  • Kuratif: mengeliminasi semua sel kanker dari tubuh dan membuat kanker musnah sepenuhnya.
  • Adjuvan: melawan sel kanker yang tertinggal di tubuh setelah operasi. Sel ini mungkin tak terdeteksi sebelumnya. Tujuan utamanya adalah mencegah kanker kembali muncul dan menyebar.
  • Neo-adjuvan: kadang ukuran kanker terlalu besar untuk bisa langsung dioperasi. Dengan kemoterapi, ukuran itu bisa dikecilkan dulu hingga bisa dioperasi.
  • Paliatif: ada kalanya sel kanker tak bisa dihilangkan. Maka kemoterapi hanya dapat membantu meringankan gejala, memperlambat penyebaran, dan menghindari komplikasi.

 

Persiapan Sebelum Kemoterapi

Efek kemoterapi pada setiap orang berbeda-beda. Karena itu, sulit untuk memastikan persiapan yang tepat. Walau begitu, ada sejumlah hal yang perlu menjadi pertimbangan sebelum menjalani kemoterapi.

1. Tanyakan soal fertilitas

Jenis kemoterapi tertentu bisa mempengaruhi fertilitas. Bila merencanakan kehamilan di masa depan, tanyakan dulu kepada dokter onkologi apakah ada masalah kesuburan yang bisa terjadi akibat obat-obatan kemo.

2. Rawat diri

Pasien kanker harus merawat diri untuk menjaga kesehatan selama menjalani kemoterapi. Makan makanan bernutrisi, minum banyak air putih, cukup tidur, serta seimbangkan antara aktivitas fisik dan waktu istirahat. Asupan nutrisi dan olahraga teratur bisa membantu mengurangi efek samping obat.

3. Atur urusan rumah

Pasien yang memiliki anak kecil di rumah perlu mendapat bantuan untuk merawatnya selama kemoterapi dan sesudahnya, berjaga-jaga bila ada efek samping yang bisa menghalangi aktivitas di rumah. Demikian pula untuk urusan rumah tangga seperti memasak, bersih-bersih, atau kegiatan lain yang dapat terhambat akibat pengaruh obat kemo.

4. Cek kondisi gigi dan mulut

Efek samping kemo sering menimpa gigi dan mulut. Karena itu, periksakan diri ke dokter gigi dulu untuk mengecek apakah ada infeksi yang bisa menyebabkan masalah jika kemo mempengaruhi sistem imun.

5. Bersiap hadapi efek samping

Efek samping obat kemo tak terhindarkan. Diskusikan dengan dokter apa saja efek samping yang mungkin terjadi dan bagaimana menghadapinya.

Baca Juga:  Jangan Takut Periksa Payudara, Deteksi Dini Selamatkan Nyawa

6. Siapkan tas kemo

Sebelum berangkat menjalani sesi kemoterapi, siapkan tas berisi barang kebutuhan seperti pelembap bibir, makanan ringan yang menyehatkan, dan minuman. Sediakan pula buku, pemutar musik, atau gawai untuk digunakan sembari melewati waktu di tempat kemo.

 

Proses/Prosedur Kemoterapi

Kemoterapi bisa dijalankan dengan beragam cara, antara lain:

  • Infus: ada obat kemoterapi mesti dimasukkan ke tubuh lewat pembuluh darah vena. Prosedur ini bisa berlangsung dalam beberapa menit hingga beberapa jam. Ada pula prosedur pemberian obat lewat pembuluh vena selama beberapa hari secara berkelanjutan menggunakan pompa kecil yang bisa dibawa-bawa.
  • Oral: pemberian obat kemo berupa pil, kapsul, atau cairan lewat mulut atau oral. Artinya, pasien hanya perlu membelinya dan mengonsumsinya sendiri di rumah sesuai dengan resep dokter.
  • Injeksi: prosedur kemoterapi ini mirip vaksinasi, yakni menggunakan suntikan. Obat masuk langsung ke tubuh lewat suntikan pada lengan, kaki, atau perut.
  • Topikal: obat dalam prosedur ini berbentuk krim sehingga pasien bisa mengoleskannya sendiri di rumah tanpa bantuan tim medis.

 

Perawatan Pasien Pasca Kemoterapi

Ketika mendapat kemoterapi untuk penanganan kanker, ada berbagai risiko yang menyertai, dari infeksi, sakit perut, hingga masalah mulut, kulit, dan rambut. Agar tetap sehat, pasien harus merawat diri, terutama saat di rumah.

Kemoterapi membuat mulut kering dan sakit sehingga muncul bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi ini pun bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena itu, pasien harus memperhatikan kesehatan mulut dan giginya. Gosok gigi rutin minimal dua kali sehari dan gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.

Untuk mencuci mulut, bisa menggunakan campuran air garam dengan baking soda. Kumur-kumur empat kali sehari dengan cairan itu. Dokter juga mungkin meresepkan cairan pembersih mulut. Gunakan pula pelembap bibir secara rutin untuk mencegah bibir kering dan pecah-pecah.

Perawatan lainnya termasuk tetap aktif sehari-hari. Jaga asupan protein dan kalori untuk menaikkan berat badan, menggunakan tabir surya saat berkegiatan di luar pada siang hari, serta menghentikan kebiasaan tidak menyehatkan seperti merokok dan minum alkohol.

Pastikan sudah mempunyai nomor kontak dokter atau rumah sakit yang menangani kemoterapi. Bila sewaktu-waktu membutuhkan, pasien bisa langsung menghubungi untuk mendapatkan bantuan.

 

Narasumber:

Prof. Dr. Djajadiman Gatot, Sp.A (K)

Dokter Spesialis Anak – Ahli Hematologi Onkologi

Primaya Evasari Hospital

 

Referensi:

https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/chemotherapy/about/pac-20385033

https://www.webmd.com/cancer/chemotherapy-what-to-expect

Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below