Apakah Anda merasa punggung tiba-tiba terasa sakit ketika membungkukkan badan? Mungkin Anda terkena saraf terjepit. Rasa sakit akibat saraf terjepit bisa reda dengan sendirinya dengan cara pengobatan mandiri. Tapi, dalam beberapa kasus, dibutuhkan bantuan medis untuk mengobati saraf terjepit.
Mengenal Saraf Terjepit
Saraf terjepit, atau juga disebut radikulopati, terjadi ketika jaringan di sekitar saraf, seperti tulang, otot, tendon, dan tulang rawan, memberikan terlalu banyak tekanan pada suatu area saraf. Tekanan tidak wajar ini akan mengganggu fungsi normal saraf. Bila ada saraf yang terjepit, tubuh lantas bereaksi dengan rasa sakit, mati rasa/baal, kesemutan, atau rasa seperti tersengat, dengan tujuan sebagai pertanda bahwa ada sesuatu yang salah di tubuh.
Saraf terjepit bisa terjadi di beberapa area tubuh. Tonjolan bantalan sendi di tulang pinggang misalnya, dapat memberi tekanan pada saraf sehingga menyebabkan rasa sakit yang menjalar ke tungkai bawah. Saraf yang terjepit di pergelangan tangan juga dapat menyebabkan rasa sakit dan mati rasa di telapak tangan dan jari (sindrom terowongan karpal, carpal tunnel syndrome).
Dengan istirahat dan perawatan di rumah, kebanyakan orang pulih dari saraf terjepit dalam beberapa hari atau minggu. Terkadang prosedur medis diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit akibat saraf terjepit. Semakin cepat terdiagnosis dan mendapat perawatan untuk saraf terjepit, maka semakin cepat rasa sakit itu reda.
Siapa Saja yang Berisiko Terkena Saraf Terjepit?
Beberapa faktor di bawah ini dapat memperbesar risiko terkena saraf terjepit:
- Osteofit : tulang yang menonjol disebabkan trauma atau akibat proses pengapuran. Penonjolan tulang/osteofit ini pun dapat menjepit saraf.
- Rematik (rheumatoid arthritis): peradangan di sekitar sendi dapat menekan jaringan saraf di sekitar sendi
- Penyakit tiroid: orang dengan penyakit tiroid berisiko lebih tinggi terkena penjepitan saraf.
- Diabetes: penyakit kencing manis dapat menimbulkan gangguan saraf dan juga berisiko menyebabkan saraf terjepit.
- Kegiatan berulang: aktivitas tulang belakang yang berulang, seperti membungkuk atau mengangkut barang, dapat memperbesar risiko saraf kejepit.
- Cedera dari gerakan mendadak: gerakan seperti mengangkat, menarik, atau memutar dapat menimbulkan cedera pada saraf.
- Kelebihan berat badan: saraf bisa lebih tertekan akibat kelebihan berat badan.
- Kehamilan: penambahan volume cairan saat hamil dapat membuat rongga lebih sempit sehingga dapat menekan saraf.
- Bed rest: bila terlalu lama bed rest atau istirahat di tempat tidur, risiko saraf kejepit lebih tinggi
Gejala Saraf Terjepit
Area yang mengalami saraf terjepit dapat memberikan gejala yang berbeda, diantaranya:
1. Nyeri terpusat
Rasa sakit yang tajam di sepanjang area yang terkena adalah salah satu tanda yang paling umum. Rasa sakit ini mungkin hilang-timbul, tapi tak jarang bertahan dalam waktu lama sehingga butuh pertolongan medis segera.
2. Mati rasa
Beberapa orang mengalami mati rasa/baal di area tubuh yang terkena.
3. Nyeri radikuler
Rasa sakit juga bisa menjalar ke area lain. Misalnya, rasa sakit seperti tertusuk atau terbakar, dapat berawal dari paha, lalu menyebar ke area betis hingga ujung kaki.
4. Kesemutan
Area yang mengalami saraf terjepit bisa juga mendapat sensasi seperti kesemutan.
5. Rasa lemah
Rasa lemah atau berat saat menggunakan otot tertentu juga merupakan indikator penting saraf terjepit.
Penyebab Saraf Terjepit
Saraf terjepit terjadi ketika ada terlalu banyak tekanan (kompresi) pada saraf oleh jaringan di sekitarnya. Jaringan ini dapat berupa tulang atau tulang rawan, otot maupun tendon.
Dalam kasus sindrom terowongan karpal/carpal tunnel syndrome, berbagai jaringan mungkin menjadi penyebab terjadinya saraf terjepit. Dari selubung tendon yang membengkak, tulang yang membesar, hingga ligamen yang menebal.
Sejumlah kondisi lain yang dapat menyebabkan jaringan menekan saraf, diantaranya:
- Cedera
- Rematik atau radang sendi pergelangan tangan
- Tekanan dari kegiatan yang berulang
- Olahraga
- Kegemukan
Cara Mengetahui Saraf Terjepit
Hanya dokter yang dapat memastikan kondisi saraf terjepit. Dokter akan melakukan tanya jawab/anamnesis terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien. Lalu dokter akan memeriksa bagian tubuh yang dikeluhkan. Pasien akan diminta melakukan gerakan tertentu sesuai dengan area saraf yang terjepit.
Setelah pemeriksaan fisik, dokter dapat menggunakan serangkaian pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis saraf terjepit, yakni:
- Sinar-X: untuk melihat keselarasan tulang dan penyempitan jaluran saraf
- Tomografi terkomputerisasi (CT scan): serupa dengan sinar-X, tapi gambar yang dihasilkan lebih rinci
- Pencitraan resonansi magnetik (MRI): penggunaan teknologi daya magnet untuk menghasilkan gambar detail terkait jaringan lunak (otot, tendon, ligamen, bantalan sendi) pada tubuh
- Elektromiografi (EMG): untuk mengukur sinyal listrik pada otot, saat istirahat maupun bekerja, guna melihat apakah saraf berfungsi normal.
Pengobatan Saraf Terjepit
Saraf terjepit yang ringan dapat diobati sendiri di rumah dengan mengistirahatkan area tubuh yang terkena, minum obat pereda nyeri, dan memberikan kompres. Kompres dingin bertujuan meredakan rasa nyeri, sedangkan kompres hangat untuk mempercepat pemulihan saraf yang terjepit. Bila saraf yang terjepit di area punggung, upayakan posisi duduk tidak menambah tekanan pada saraf.
Sedangkan pengobatan di rumah sakit mencakup:
- Rehabilitasi Medis: Fisioterapis akan memberikan terapi untuk memperkuat atau meregangkan otot-otot untuk mengurangi tekanan pada saraf
- Obat resep dokter untuk membantu meredakan nyeri, termasuk lewat suntikan
- Operasi bila saraf tidak kunjung pulih dalam beberapa minggu atau bulan.
Mencegah Saraf Terjepit
Orang yang pernah terkena saraf kejepit bisa mengalaminya lagi di kemudian hari. Untuk pencegahan, bisa lakukan hal berikut ini:
- Postur tubuh saat duduk dalam posisi baik dan benar
- Hindari menyilangkan kaki saat duduk dalam waktu lama
- Menjaga berat badan agar ideal
- Ambil rehat sejenak ketika melakukan kegiatan yang berulang
- Menggunakan brace/korset untuk menjaga posisi tubuh dengan baik
- Olahraga untuk menguatkan otot dan membuat tubuh rileks
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda merasakan sakit dan tidak nyaman karena dugaan adanya saraf terjepit, jangan mengabaikan gejala itu. Coba lakukan pengobatan sendiri di rumah. Namun, bila gejala tidak reda dalam beberapa hari dan rasa sakit tak tertahankan, segera datang dan konsultasi pada dokter. Penanganan medis oleh dokter akan membantu meredakan gejala dan Anda pun dapat kembali beraktivitas.
Ditinjau oleh
dr. Arnold David Pardamean, Sp. OT., AIFO-K., FICS
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi
Referensi:
Cervical Radiculopathy (Pinched Nerve). https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/cervical-radiculopathy-pinched-nerve/. Diakses 9 November 2021
Pinched Nerve Information Page. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/Pinched-Nerve-Information-Page. Diakses 9 November 2021
Treating a pinched nerve. https://www.health.harvard.edu/pain/treating-a-pinched-nerve. Diakses 9 November 2021
Pinched Nerve. https://www.spine.org/KnowYourBack/Conditions/Other/Pinched-Nerve. Diakses 9 November 2021
Cervical radiculopathy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4958381/. Diakses 9 November 2021