Kemajuan teknologi di bidang medis telah menghasilkan kemudahan dan manfaat bagi dokter serta pasien. Salah satu kemajuan teknologi di bidang pulmonologi adalah bronkoskopi sebagai alat untuk diagnostik, terapeutik dan perioperatif sistem pernapasan pasien
Mengenal Bronkoskopi
Bronkoskopi adalah prosedur medis yang digunakan untuk mengakses saluran napas paru secara langsung tanpa melalui operasi terbuka Dokter spesialis paru atau yang dikenal sebagai pulmonologist menggunakan alat bronkoskopi ini melalui mulut atau hidung sambil secara langsung mengevaluasi keseluruhan saluran napas pasien
Bronkoskop merupakan alat medis seperti tabung udara dengan kamera kecil di ujung dan tersambng dengan layar komputer sehingga saat melakukan tindakan bronkoskopi dokter dapat melihat secara langsung kondisi saluran napas pasien. Berdasarkan Hopkins Medicine terdapat 2 jenis bronkoskopi yaitu bronkoskopi fleksibel (Flexible bronkoskopi) dan kaku (Rigid bronkoskopi).
Bronkoskopi fleksibel biasanya lebih sering digunakan oleh dokter paru karena bentuk alatnya yang lebih lentur sedangkan bronkoskopi kaku biasanya digunakan pada kasus-kasus yang berat seperti pemasangan stenting, laser, pengangkatan tumor yang sangat besar.
Siapa Saja yang Memerlukan ?
Dokter bisa menilai seseorang memerlukan bronkoskopi ketika ada gejala masalah kesehatan yang berkaitan dengan saluran pernapasan dan paru. Sesuai dengan fungsi bronkoskopi sebagai sarana diagnostik, terapeutik dan perioperatif maka tindakan bronkoskopi dilakukan oleh dokter paru apabila pasien memenuhi klasifikasi tersebut.
Sebagai sarana diagnostik misalnya untuk pengambilan sampel bilasan bronkus apabila dengan segala cara pasien tidak bisa mengeluarkan dahak untuk diperiksa, mengambil sampel jaringan yang dicurigai ke arah keganasan paru, mencari sumber perdarahan pada pasien dengan batuk darah dengan segala pengobatan sederhana batuk darah belum membaik.
Sebagai sarana terapeutik misalnya untuk mengambil benda asing pada kasus pasien dengan tertelan benda asing, evakuasi perdarahan pada pasien dengan batuk darah, membuka saluran napas pada pasien dengan obstruksi saluran napas dan bersihan bronkus pada pasien kasus tenggelam.
Sebagai saran aperioperiatif misalnya pendampingan sebelum dan setelah dokter bedah toraks melakukan operasi, pendampingan dokter anestesi pada kasus-kasus dengan intubasi sulit.
Persiapan dan Prosedur
Secara umum sebelum melakukan tindakan bronkoskopi dokter akan menjelaskan secara detail (Inform Consent) mengenai tindakan ini. Setelah pasien mengerti dan setuju maka akan dilanjutkan tindakan pemeriksaan darah lengkap, rekam jantung serta konsultasi toleransi tindakan ke teman sejawat jantung, konsultasi ke sejawat anestesi serta konsultasi toleransi tindakan ke bagian lain apabila pasien memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Sehari sebelum tindakan biasa pasien akan diberikan obat premedikasi untuk bronkoskopi seperti obat batuk, anti inflamasi dan bronkodilator. Pasien juga akan di puasakan enam jam sebelum tindakan.
Anestesi bronkoskopi selama tindakan biasanya tergantung hasil diskusi dari dokter anestesi dan operator. Umumnya bisa menggunakan lokal. Lokal sedasi dan umum. Pengerjaan bronkoskopi ini sebaiknya dilakukan di ruang operasi dengan tim yang sudah terlatih untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Selama tindakan bronkoskopi alat akan terhubung dengan monitor di samping dokter operator sehingga dokter operator dapat langsung menilai dan mengevaluasi saluran napas pasien serta memikirkan tindakan lanjutan apa yang akan dilakukan terhadap pasien selama tindakan bronkoskopi.
Perawatan
Setelah selesai tindakan bronkoskopi pasien akan dibawa ke ruang pemulihan (Recovery Room/RR) diobservasi selama beberapa jam. Setelah kondisi dan klinis stabil selama di ruang RR maka pasien akan dipindah ke ruang rawatnya tetapi apabila kondisi selama tindakan bronkoskopi atau di ruang RR pasien mengalami perburukan atau potensial memburuk maka sementara akan dipindahkan ke ruang observasi ketat (High Care Unit) atau ke ruang Intensif (Intensive Care Unit).
Adakah Efek Sampingย
Efek samping yang terjadi setelah bronkoskopi bisa ringan sampai dengan berat namun diusahakan supaya efek samping itu tidak terjadi. Supaya efek samping ini tidak terjadi maka diharapkan sejak awal pasien sudah diperiksa dengan akurat, selama tindakan dan setelah tindakan di awasi dengan baik. Efek samping yang berat adalah kematian akibat gagal napas di meja operasi sedangkan efek samping yang ringan bervariasi mulai dari rasa nyeri atau tidak nyaman setelah tindakan, batuk bercak darah, suara parau, dada terasa nyeri dan sedikit sesak. Biasanya efek ringan ini akan hilang beberapa jam setelah tindakan bronkoskopi.
Bronkoskopi di Primaya Hospital
Bronkoskopi umumnya dilakukan di rumah sakit dengan peralatan dan tim medis yang sesuai.ย Salah satunya Primaya Hospital yang memiliki sejumlah dokter dan perawat yang profesional dan terlatih serta menggunakan teknologi terbaru dalam memberikan layanan demi memastikan keamanan dan kenyamanan pasien.
Narasumber:
dr. Eviriana Romauli Harapan Simarmata, Sp. P
Spesialis Paru
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Bronkoskopi. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/bronkoskopi. Diakses 16 November 2023
- The role of bronkoskopi in the diagnosis of airway disease. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5227188/. Diakses 16 November 2023
- What Is Bronkoskopi?. https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-procedures-and- tests/bronchoscop. Diakses 16 November 2023
- Bronkoskopi. https://medlineplus.gov/ency/article/003857.htm. Diakses 16 November 2023
- Patient education: Flexible bronkoskopi (Beyond the Basics). https://www.uptodate.com/contents/flexible-bronkoskopi-beyond-the-basics/print. Diakses 16
- November 2023
- Bronkoskopi. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448152/. Diakses 16 November 2023
- Bronchoscopic techniques in diagnosis and staging of lung cancer. https://breathe.ersjournals.com/content/7/4/324. Diakses 16 November 2023