Bahaya napza sudah lama menjadi perhatian semua kalangan, terutama orang tua yang memiliki anak remaja. Napza atau narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya memang membawa ancaman yang serius bagi masyarakat, khususnya kaum muda yang merupakan generasi masa depan bangsa. Penyalahgunaan napza bisa mengakibatkan konsekuensi yang serius, dari masalah kesehatan jiwa dan fisik hingga ancaman sanksi pidana yang teramat berat.
Mengenal Bahaya Napza
Napza adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Secara umum, napza meliputi semua jenis zat yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan perubahan fungsi mental, suasana hati, serta perilaku seseorang. Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan bahwa bahaya napza bisa mengakibatkan kecanduan atau ketergantungan yang berpotensi merusak kesehatan fisik dan mental individu.
Dalam buku Facing Addiction in America: The Surgeon General’s Report on Alcohol, Drugs, and Health, dijelaskan terdapat bukti saintifik yang menunjukkan adanya kerusakan pada tiga area otak pada individu yang melakukan penyalahgunaan zat berbahaya itu, yakni ganglia basal, extended amigdala, dan korteks prefrontal, yang membuat sistem otak terganggu sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Bahkan dampak kerusakan otak ini masih ada setelah seseorang lama berhenti menggunakan napza. Karena itulah bahaya napza terus digaungkan agar masyarakat tak menyalahgunakannya. Khususnya para anak muda yang otaknya masih dalam tahap perkembangan.
Jenis Napza
Untuk memahami bahaya napza, perlu diketahui jenis-jenis dan golongannya demi meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai zat-zat ini. Jenis napza mencakup:
- Narkotika: zat dari tanaman atau buatan yang digunakan untuk meredakan rasa sakit tapi bisa menyebabkan ketergantungan. Contoh: morfin, heroin, dan kodein.
- Psikotropika: zat yang dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, dan perilaku. Contoh: amfetamin, asam lisergat dietilamida (LSD), dan ekstasi.
- Zat adiktif lainnya: zat yang tidak masuk dua kategori di atas namun bisa memicu Contoh: alkohol, nikotin, dan obat resep tertentu.
Adapun dalam peraturan Menteri Kesehatan, terdapat tiga golongan napza yang meliputi:
- Golongan I: hanya bisa digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tak dipakai dalam terapi serta berpotensi besar menimbulkan kecanduan. Contohnya: heroin, ganja, LSD
- Golongan II: berkhasiat untuk pengobatan sebagai pilihan terakhir dengan potensi ketergantungan tinggi. Misalnya: amfetamin, morfin
- Golongan III: memiliki khasiat pengobatan dan banyak dipakai dalam terapi dengan potensi ketergantungan rendah. Di antaranya: kodein
Bahaya Penyalahgunaan Napza
Bahaya napza muncul dari penggunaannya yang tak sesuai dengan aturan. Berbagai penelitian mendapati penyalahgunaan napza bisa memicu gangguan kesehatan, terutama yang berkaitan dengan mental seperti kecemasan dan depresi. Studi neurosains pun menemukan napza bisa mengubah struktur dan fungsi otak secara drastis.
Dampak mental penyalahgunaan napza meliputi:
- Perubahan suasana hati (mood) yang drastis
- Gangguan kecemasan dan depresi
- Halusinasi dan psikosis
Selain mempengaruhi mental, bahaya napza mencakup masalah kesehatan fisik seperti kerusakan organ, gangguan pernapasan, hingga penyakit menular terutama bila memakai jarum suntik secara bergantian.
Tak hanya itu, berbagai sistem lain dalam tubuh bisa terpengaruh, di antaranya:
Sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah)
- Risiko serangan jantung
- Gangguan irama detak jantung
- Hipertensi mendadak
Sistem reproduksi
- Penurunan fungsi hormon
- Gangguan kesuburan
- Risiko kelainan genetik
Sistem imun
- Penurunan daya tahan tubuh
- Kerentanan terhadap infeksi
- Gangguan produksi sel darah
Yang tak kalah mengkhawatirkan adalah bahaya napza pada aspek sosial dan ekonomi. Ketika mengalami kecanduan napza, seseorang bisa melakukan tindak kriminal demi dapat membeli zat memicu kecanduan itu. Pencandu dan keluarganya juga mesti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk perawatan medis serta kehilangan potensi pemasukan ekonomi lantaran tak produktif.
Tanda-tanda Kecanduan Napza
Bahaya napza bisa terlihat dari tanda-tanda atau gejala orang yang kecanduan zat adiktif ini. Tanda-tanda itu antara lain:
- Penurunan atau peningkatan berat badan secara tiba-tiba
- Mata memerah; pupil terlihat tak normal
- Sulit tidur atau tidur berlebihan
- Tremor atau gerakan anggota tubuh yang tak terkontrol
- Perubahan penampilan fisik
- Suasana hati kerap berubah-ubah secara ekstrem
- Depresi atau kecemasan berlebih
- Mudah marah
- Ketakutan berlebih
- Kehilangan minat pada hal yang dulu digemari
- Gangguan kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, daya ingat menurun, dan halusinasi atau delusi
- Menarik diri dari keluarga dan pertemanan
- Senang menyendiri
Cara Mengatasi dan Mencegah Bahaya Napza
Upaya mengatasi dan mencegah bahaya napza membutuhkan pendekatan lintas sektor dan harus berkesinambungan. Di antaranya:
- Memberi pendidikan dan kesadaran tentang bahaya napza kepada masyarakat, termasuk memasukkannya dalam pelajaran di sekolah dan memanfaatkan media sosial
- Pengaturan dan penegakan hukum untuk menangani penyalahgunaan dan peredaran napza
- Promosi gaya hidup sehat dan positif agar lepas dari godaan napza
- Program rehabilitasi dan dukungan psikologis bagi individu yang pemakai napza yang mengalami kecanduan alih-alih pidana penjara
- Penyediaan layanan kesehatan untuk mengatasi kecanduan dan masalah kesehatan mental yang berkaitan dengan kecanduan napza
Kapan Harus Menemui Dokter
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda kecanduan napza, sangat penting untuk segera mencari bantuan. Terdapat berbagai lembaga yang bisa membantu individu yang mengalami kecanduan narkotik dan zat adiktif lain, seperti rumah sakit, Badan Narkotika Nasional, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang penanganan napza.
Narasumber:
Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Bekai Timur
Referensi:
- The neurobiology of substance use, misuse, and addiction. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK424849/. Diakses 2 Desember 2024
- Penggolongan Narkotika Terbaru dalam Permenkes. https://www.hukumonline.com/klinik/a/penggolongan-narkotika-lt5bed2f4b63659/. Diakses 2 Desember 2024
- Drugs, Brain, and Behaviour: the Science of Addiction. https://nida.nih.gov/sites/default/files/soa_2014.pdf. Diakses 2 Desember 2024
- The social impact of drug abuse. https://www.unodc.org/pdf/technical_series_1995-03-01_1.pdf. Diakses 2 Desember 2024
- Drug Use and Addiction. https://medlineplus.gov/druguseandaddiction.html. Diakses 2 Desember 2024
- Drug Abuse Statistics. https://drugabusestatistics.org/. Diakses 2 Desember 2024
- Pengertian Narkoba Dan Bahaya Narkoba Bagi Kesehatan. https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/. Diakses 2 Desember 2024
- Mental health of adolescents. https://www.who.int//news-room/fact-sheets/detail/adolescent-mental-health/. Diakses 2 Desember 2024