Beberapa tahun terakhir penyakit autoimun semakin dikenal luas setelah beberapa public figure mengakui bahwa mereka menderita kondisi tersebut. Hal ini secara tak langsung meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menelusuri ciri ciri penyakit autoimun hingga penanganan medis yang perlu diambil. Apalagi jenisnya beragam, sehingga pengobatannya tak bisaย disamaratakan.
Artikel ini diharapkan menjadi sumber yang tepat bagi Anda yang memerlukan informasi terkait penyakit autoimun. Berikut penjelasan lengkap yang dapat disimak.
Mengenal penyakit autoimun
Penyakit autoimun adalah kondisi yang menyebabkan kekebalan tubuh atau sistem imun sangat sensitive dan berlebihan sehingga system tersebut menyerang bukan hanya sel-sel berupa benda asing tapi juga sel-sel sehat tubuh. Penyakit ini akan terus berkembang karena tubuh salah menilai sel sehat dan menganggapnya sebagai benda asing. Akibatnya, tubuh memerintahkan produksi antibodi untuk menyerang sel-sel sehat yang dianggap membahayakan.
Penyakit autoimun yang dibiarkan tanpa penanganan dalam waktu lama akan menyebabkan gangguan dan komplikasi parah. Misalnya saja kerusakan sel jaringan yang menimbulkan reaksi peradangan, kecacatan dan bahkan tidak jarang menyebabkan kematian. Beberapa organ dan bagian tubuh seperti saraf, tulang persendian, dan kelenjar pun akan terganggu fungsinya gara-gara serangan salah sasaran tadi.
Berdasarkan sejumlah penelitian, perempuan di usia produktif relatif rentan mengalami penyakit autoimun. Faktor yang menyebabkannya pun bervariasi. Adapun beberapa contoh gangguan atau kondisi yang tergolong ke dalam penyakit ini mencakup lupus, psoriasis, penyakit Graves, diabetes, hingga penyakit Celiac.
Gejala
Karena jenisnya yang beragam, gejala penyakit autoimun dapat memiliki gejala unik berdasarkan kondisi yang diderita pasien. Namun, ada tanda-tanda umum yang kerap dijumpai seperti:
- Sakit sekujur tubuh dengan sensasi seperti tertusuk
- Nyeri pada persendian, terutama di pergelangan tangan, lutut, punggung tangan, dan buku-buku jari
- Mudah kelelahan dan terjadi secara berkepanjangan
Demam ringan di suhu 37,4 sampai 37,5 derajat Celcius tanpa penyebab pasti.
- Sering mengalami sariawan
- Ruam kulit yang kadang disertai gatal
- Kerontokan parah pada rambut meski sering keramas
- Brain fog yang ditandai kehilangan fokus, sering lupa, atau mendadak bingung saat sedang menulis atau bicara dengan orang lain
Penyebab
Sayangnya walau semakin umum dijumpai, penyakit autoimun sampai saat ini belum ditemukan penyebab pastinya. Para ahli pun masih terus menelusuri hal tersebut. Di sisi lain, ada faktor-faktor yang membuat risikonya meningkat selain dari jenis kelamin, antara lain:
Faktor keturunan
Faktor keturunan atau genetik menjadi salah satu penyebab paling umum yang ditemukan pada pasien penderita penyakit autoimun. Kendati demikian, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjut untuk mengidentifikasi faktor lainnya.
Kondisi lingkungan
Cukup banyak kasus autoimun dijumpai setelah seseorang pindah dan bermukim dilingkungan sosial-ekonomi rendah atau lingkungan yang sudah terpapar zat berbahaya. Tubuh yang sering terkena asbes, perak, merkuri, bahkan logam mulia seperti emas dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Fluktuasi hormon
Pada perempuan, perubahan atau fluktuasi hormon menjadi salah satu penyebab yang dapat meningkatkan peluang terserang penyakit autoimun. Ibu yang baru melahirkan adalah salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi menderita gangguan tersebut.
Infeksi tertentu
Faktor lain yang dapat membuat seseorang rentan mengalami penyakit autoimun adalah infeksi. Pemicu ini sebenarnya terbilang wajar mengingat sebagian besar gejala yang disebabkan penyakit tadi dapat memburuk akibat infeksi yang bersangkutan.
Cara dokter mendiagnosis penyakit autoimun
Pada tahap awal, dokter akan menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita dan gejala yang mengindikasikan penyakit autoimun. Kemudian, pemeriksaan fisik secara menyeluruh dilakukan agar dokter menemukan diagnosis yang tepat. Tingkat kesulitannya dapat berbeda untuk setiap orang, sehingga tes yang dijalani pun bervariasi.
Adapun tes-tes penunjang yang akan dokter lakukan apabila diperlukan mencakup:
- Tes ANA atau antinuclear antibody untuk mengecek aktivitas antibodi yang sedang menyerang tubuh Anda
- Tes darah lengkap yang bertujuan untuk menghitung sel darah merah maupun putih
- Tes autoantibodi untuk mendeteksi seperti apa karakteristik antibodi tubuh
- Tes C-reactive protein untuk menilai derajat peradangan dalam tubuh
- Tes sedimentasi eritrosit untuk mengukur tingkat keparahan dan derajat peradangan dalam tubuh pasien
Cara mengatasi
Mengingat sebagian besar kondisi atau gangguan kesehatan yang dipicu penyakit autoimun belum dapat disembuhkan secara total, pasien biasanya akan diberikan obat-obatan tertentu. Tujuan tahap ini adalah menekan gejala yang muncul supaya tak menimbulkan flare, meminimalisir kecacatan danย kematian tentunya.
Jenis obat yang diresepkan tentunya berbeda mengikuti hasil diagnosis dokter. Beberapa jenis produk yang biasanya harus dikonsumsi pasien penyakit autoimun adalah:
- Obat tidur
- Injeksi insulin
- Obat untuk menghilangkan rasa sakit
- Pertukaran plasma
- Obat anti-peradangan
- Obat untuk kecemasan atau depresi seperti antidepressant
- Kortikosteroid
- Pil atau krim untuk meredakan ruam
- Imunoglobulin intravena
Komplikasi
Membiarkan penyakit autoimun tanpa penanganan yang serius akan menyebabkan komplikasi yang membahayakan seperti:
- Kerusakan saraf
- Kerusakan sendi dan otot
- Serangan jantung
- Deep vein thrombosis
- Kerusakan pada organ vital seperti hati dan ginjal
- Gangguan kecemasan sampai depresi
Pencegahan penyakit autoimun
Penyakit autoimun bukan tipe yang bisa dicegah total, terutama kalau penyebabnya merupakan faktor keturunan. Namun, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menekan risikonya, antara lain:
- Rutin berolahraga
- Berhenti merokok maupun minuman beralkohol
- Jaga berat badan supaya ideal
- Gunakan proteksi saat hendak bekerja agar terhindar dari paparan zat kimia berbahaya
- Selalu cuci tangan setelah beraktivitas untuk mencegah infeksi
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda merasakan lebih dari satu ciri ciri penyakit autoimun di atas atau punya penyakit bawaan sering kambuh, segera periksakan diri ke dokter. Penanganan yang cepat akan mencegah masalah yang semakin parah.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Narasumber:
dr. Abd. Rahman Umar, Sp. PD, KR
Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Penyakit Autoimun. https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-autoimun. Diakses pada 7 Mei 2024.
- Penyakit Autoimun. https://www.alodokter.com/penyakit-autoimun. Diakses pada 7 Mei 2024.